Anak Muda Lembata Melawan Stigma Dengan Film dan Pentas Seni 'Suku Bajo'

Balo merupakan seorang nelayan asli Suku Bajo yang menempati Pulau Meko, Adonara

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Salah satu adegan dalam film pendek berjudul 'Bajo: Sebuah Perjalanan, Cinta dan Lautan' adalah pertemuan antara tokoh Balo dan Ainun di Pulau Lomblen, Lembata. Tampak para aktor sedang melakukan latihan di pesisir Pantai Lewoleba, Senin (8/2/2021) petang. 

Elmundo Alesio membawa misi besar dengan film ini. Dia berharap film 'Bajo' ini bisa jadi representasi untuk mengangkat kepercayaan diri orang-orang Suku Bajo.

Dia tidak ingin ada masyarakat yang disisihkan atau ditinggalkan lagi di tengah masyarakat.

Film ini akan ditayang atau dipentaskan pada 7 Maret 2021 di Perkampungan Bajo, Tepi Laut Rayuan Kelapa Lewoleba. Dan film ini sebagai kado spesial, memperingati hari bersejarah Lembata, Statement 7 Maret.

Vu'u Delos Lamabakang Kepala Suku pemeran dalam film Bajo mengatakan, film Bajo merupakan karya sekumpulan anak-anak muda yang tergabung dalam "Ruang Seni Pertunjukan Lembata".

Sekitar 6 (enam) komunitas anak muda yang menggagas dan memproduksi film Bajo tersebut. Di antaranya, komunitas 13 frame, Persiraja, Sekolah Gembira, Teater Suara, Pramuka Kwarcab Lembata dan Komunitas Ta'an Tou.

Pekerja seni lulusan Sastra Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta ini berujar seni itu tidak akan mati, seni itu akan hidup dan abadi sampai kapan pun. Dan keabadian itu, ditunjukkan dalam situasi saat ini, di tengah bangsa ini diterpa Covid-19.

"Itu seni yang mengabadi dalam ruang dan waktu. Kreativitas yang perlu selalu dihidupkan di masa ini dan akan datang. Kita mau katakan kepada bangsa ini bahwa inilah kami anak muda Lembata yang tidak akan mati memberikan yang terbaik buat bangsa ini dan khususnya Lembata," kata Vu'u Delos.

Lanjutnya, film pendek Bajo sebenarnya menjadi spirit baru bagi anak-anak muda Lembata untuk terus berkreasi. Bahwa karya seni berupa film Bajo, menjadi salah satu dari sekian banyak jawaban atas apa yang dirasakan anak-anak muda, dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik yang terjadi saat ini.

"Film Bajo menjadi spirit baru kreativitas karya seni orang muda di tengah situasi saat ini. Jangan karena Covid-19, kita tidak kreatif. Dan sekilas saya mau katakan, film Bajo yang akan ditayang, sarat pesan dan makna bahwa Bajo sebuah suku yang menjadi bagian dari Lembata yang terlupakan. Jangan lupa saksikan," pungkas Vu'u Delos. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved