Laut China Selatan
Inilah Pulau Spratly, Pulau yang Diperebutkan 6 Negara, Padahal Cuma Ada 750 Terumbu Karang Loh
Inilah Pulau Spratly, Pulau yang Diperebutkan 6 Negara, Padahal Cuma Ada 750 Terumbu Karang Loh
Melalui konsultasi persahabatan dan negosiasi oleh negara-negara berdaulat yang bersangkutan secara langsung.
Hal ini menimbulkan kebuntuan menegangkan yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Ketegangan meningkat ketika Kesultanan Sulu dari Filipina menyerang Kalimantan Utara pada awal Maret 2013.
Kalimantan Utara adalah bagian dari Sabah, negara anggota Malaysia yang mengklaim Kepulauan Spratly.
Ada beberapa alasan sejarah, politik dan ekonomi di balik klaim teritorial negara-negara ini atas Kepulauan Spratly.
Idealnya, Kepulauan Spratly harus pergi ke negara yang paling lengkap dan paling memenuhi syarat untuk mengembangkan sumber daya pulau secara berkelanjutan dan melindungi ekosistem laut yang beragam.
Namun, itu syarat kecil, pasalnya tidak satu pun dari lima negara yang terlibat dalam sengketa teritorial ini dikenal dengan teknologi hijau mereka.
Beberapa telah menyerukan intervensi militer oleh Amerika Serikat.
Negara-negara yang lebih kecil seperti Filipina, Malaysia dan Vietnam telah melawan intimidasi militer China selama 20 tahun terakhir.
Klaim historis China atas pulau-pulau itu lemah, namun, intimidasi militer yang kuat membuatnya menjadi pemain kunci dalam sengketa Kepulauan Spratly.
Beberapa orang berpendapat bahwa Filipina harus mengambil kedaulatan atas Kepulauan Spratly karena ia paling berhasil dan berpengalaman dalam memelihara ekosistem laut, ditambah pulau-pulau tersebut berada dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.
• Makin Menjadi-jadi, Kini China Terjunkan Armada Tank Paling Kuat ke Perbatasan India, Siap Perang?
• Bucin Kelas Kakap, 5 Zodiak Ini Bakal Lakukan Apa Saja untuk Pasangannya, Mati Pun Jadi Loh
• MARI BACA Surah Yasin, Juz 22-23, Surat Ke 36 : 83 Ayat, Lengkap Tulisan Latin, Arab & Terjemahan
• Sebut Moeldoko Sudah Ditegur Presiden Jokowi, Pernyataan Andi Arief Diragukan Sosok Ini, Benarkah?
Filipina memiliki hampir 10% dari kawasan perlindungan laut (MPA) dunia, yang diciptakan sebagai tanggapan atas penangkapan ikan dengan sianida dan dinamit yang merajalela pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Tidak ada yang bisa melewatinya, memancing atau menyelam di KKP kecuali untuk melakukan penelitian ilmiah.
Dengan lebih dari 500 lokasi KKL di perairan Filipina, pemerintah dan militer sangat berpengalaman dalam menangani ekosistem dan pengelolaan laut.
Selain itu, KKP telah menunjukkan tanda-tanda keberhasilan konservasi yang besar.