Fogging dan Abatetisasi Sebagai Langka Pencegah DBD di Belu

Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Kesehatan memberikan perhatian serius pada penanganan masalah deman berdarah dengue ( DBD)

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Florianus Nahak 

POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Kesehatan memberikan perhatian serius pada penanganan masalah deman berdarah dengue ( DBD).

Langkah pencegahan yang dilakukan Dinas Kesehatan adalah fongging dan pembagian abate kepada masyarakat. Langkah ini boleh dibilang efektif untuk penanganan DBD dan hal itu terlihat dari data kasus DBD tahun 2021 belum nampak dibandingkan jumlah kasus tahun 2020 di bulan yang sama.

Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Florianus Nahak saat ditemui di sela-sela acara pencanangan vaksin Sinovac, di RS Tentara Atambua, Kamis (4/2/2021).

Tottenham vs Chelsea: Skuat Chelsea Lebih Percaya Diri

Menurut Florianus, pemerintah melakukan pencegahan dini terhadap penyakit DBD dengan cara fogging dan pembagian abate. Hal itu sudah ia sampaikan kepada kepala puskesmas untuk secara serentak melakukan fogging di wilayah kerjanya masing-masing.

"Begitu saya masuk awal di Dinas, saya sudah sampaikan kepada seluruh kepala puskesmas untuk segera melakukan abatetisasi dan fogging serentak. Itu sudah saya perintahkan", kata Florianus.

Menurut Florianus, pelaksanaan fogging dan abatetisasi pertama sudah dilakukan serentak di Kabupaten Belu untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD.

Pemeliharaan Mesin PLTMG Rangko Rampung, PLN Pastikan Tidak Ada Pemadaman Bergilir

"Ini yang kita lakukan dan sampai saat ini masih terus dilakukan fogging dan abatetisasi", tutur Florianus yang juga Kepala BP4D ini.

Menurut Florianus, penanganan penyakit DBD yang dilakukan pemerintah tidak hanya sebatas itu tetapi juga memberikan pengobatan ketika sudah terjadi kasus. Kemudian memberikan himbauan kepada masyarakat agar menjaga pola hidup bersih dan sehat
seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar, tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Ditanya soal kasus di DBD di Kabupaten Belu awal 2021, Florianus mengaku, sejauh ini belum ada laporan dari puskesmas-puskesmas tentang kasus DBD.

"Sejauh ini Dinas Kesehatan belum dapat konfirmasi dari puskesmas terkait kasus DBD. Nanti saya cek dulu, kalau ada pasti saya sampaikan ke teman-teman media", pungkas Florianus.

Bupati Belu, Willybrodus Lay, S.H telah menggelar rapat persiapan penanganan penyakit DBD dan Covid-19 tahun 2021. Dalam rapat yang bertempat di Lantai I Kantor Bupati, Rabu (6/1/2021) itu, Bupati Willy Lay memberikan penegasan kepada Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Florinus Nahak agar bekerja lebih serius untuk melakukan upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kata Willy Lay, upaya pencegahan harus dilakukan secara dini dan tetap sasaran sehingga tidak lagi menelan korban seperti tahun 2020. Pasalnya, kasus DBD di Kabupaten Belu tahun 2020 telah merenggut nyawa sembilan orang warga Belu.

"Tahun lalu sembilan orang meninggal dunia karena DBD. Pak Flori (Plt.Kadis Kesehatan-Red), tahun ini kita kerja lebih keras supaya tidak ada meninggal dunia akibat DBD", tegas Bupati Willy Lay.

Kepada wartawan, Bupati Willy Lay mengatakan, selain Covid-19, penyakit lain yang perlu waspada saat ini adalah DBD. Sebab, penyakit DBD sudah merenggut nyawa warga Kabupaten Belu sebanyak sembilan orang tahun 2020.

Mengatasi masalah DBD kata Bupati Willy Lay dibutuhkan atensi semua pihak terutama masyarakat sendiri dalam menjaga pola hidup bersih dan sehat seperti, menjaga kebersihan lingkungan.
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan upaya pencegahan dini dan hal ini bukan hanya menunggu dari pemerintah tetapi juga kesadaran dari masyarakat sendiri.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved