Andi Arief Ungkap Rencana Kudeta ke Partai Demokrat, Moeldoko Langsung Jawab Jangan Bawa-Bawa Istana

"Saran saya ya. Jadi seorang pemimpin itu jadi seorang pemimpin yang kuat, Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing dan seterusnya."

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Kepala Staf Presiden Moeldoko. 

Andi Arif Ungkap Rencana Kudeta ke Partai Demokrat, Moeldoko Jawab: Jangan Bawa-Bawa Istana  

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Rencana kudeta kepemimpinan Partai Demokrat oleh orang dekat Presiden Jokowi kini mulai terkuak.

Ternyata orang yang disebut-sebut akan mengambilalih secara paksa kepemimpinan di Partai Demokrat itu, adalah Kepala Staf Presiden Jenderal Purnawirawan Moeldoko.

Atas kabar yang semakin terbuka itu, Moeldoko pun langsung memberikan penjelasan, kenapa dirinya dikait-kaitkan dengan persoalan internal Partai Demokrat.

Namanya dianggap sebagai orang yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat padahal Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sendiri tidak menyebutkan namanya secara pasti.

Menyikapi tudingan tersebut, Moeldoko meminta setiap masalah atau peristiwa jangan dikaitkan dengan istana.

Karena menurut Moeldoko, Presiden Jokowi sama sekali tidak tahu dengan masalah tersebut.

"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, eggak tahu apa-apa dalam hal ini," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Menurut Moeldoko, masalah Partai Demokrat tersebut menjadi urusannya secara pribadi bukan sebagai Kepala Staf Presiden.

Moeldoko pun menceritakan penyebab dirinya menjadi sasaran tudingan akan merebut Partai Demokrat.

Menurut dia hal itu berawal dari banyak orang yang sebagian merupakan bagian dari Partai Demokrat, datang ke rumahnya.

Mereka yang datang kemudian curhat mengenai kondisi yang terjadi ditubuh partai berlambang mercy tersebut.

Sebagai tuan rumah yang kedatangan tamu, ia hanya mendengar curhatan tersebut.

"Beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka. Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas dengan siapapun, apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam, siapapun," katanya.

"Secara bergelombang mereka datang, berbondong-bondong, ya kita terima, konteksnya apa? ya saya tidak mengerti dari ngobrol-ngobrol itu biasanya diawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian, berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja gitu," lanjut Moeldoko.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved