Breaking News

Teroris yang Terlibat di Indonesia Hambali dan Para Pelaku Bom Bali 1 Akan Diadili Secara Militer AS

Kasus penyelidikan atas peristiwa serangan bom di Indonesia tahun 2002 dan 2003 belum sepenuhnya berakhir.

Editor: Alfred Dama
dok. Tempo
Riduan Isamuddin, lebih dikenal dengan nama Hambali, pemimpin kelompok Jemaah Islamiyah dan diyakini sebagai perwakilan tertinggi Al-Qaeda di Indonesia. 

Baca Juga: Uangnya untuk Foya-foya, Prajurit TNI Jual Senjata dan Amunisi ke KKB

Kamis lalu, pejabat senior militer menyetujui daftar dakwaan resmi non-kapital yang dihadapi ketiga pria tersebut.

Termasuk di dalamnya persekongkolan, pembunuhan, percobaan pembunuhan dan dengan sengaja menyebabkan luka tubuh yang serius.

Termasuk juga tindakan terorisme, menyerang warga sipil, merusak benda-benda sipil, properti dan fasilitas umum, yang disebutkan Pentagon semuanya melanggar hukum perang.

Jaksa militer sebelumnya sudah memasukkan tuntutan atas mereka ke komisi militer di Guantanamo.

Baca Juga: Setelah Sampai Harus Dimakzulkan Dua Kali, Presiden AS Donald Trump Ukir Sejarah Dengan Buat Para Bos Pentagon Turun Tangan Hadapi Kerusuhan Capitol AS

Namun Pentagon yang memegang otoritas atas persidangan tahanan di Guantanamo belum memberikan lampu hijau untuk laksanakan persidangan.

Mengenai proses militer di Guantanamo sendiri, sebenarnya sudah mangkrak bertahun-tahun karena berbagai halangan hukum dan kesulitan logistik untuk melaksanakan persidangan di sebuah pangkalan militer terpencil.

Salah satu yang paling terkenal adalah persidangan terhadap lima orang yang didakwa atas serangan teroris di New York pada 11 September 2001.

Namun sidang itu berhenti di tengah jalan khususnya di tahap pra-persidangan sejak jaksa militer membacakan dakwaan terhadap orang-orang tersebut pada bulan Mei 2012.

Baca Juga: Pembunuhan Osama Bin Laden Masuk Daftar Prestasinya, Tapi Ternyata Pasukan Khusus Terbaik Dunia Navy SEAL Nyaris Gagal Gara-gara Hal Ini

Sampai sekarang, Pentagon belum menetapkan tanggal persidangan lanjutan bagi mereka.

Militer AS menahan 40 orang di Kamp Guantanamo.

Presiden AS Joe Biden dulunya menyatakan ingin menutup pusat penahanan militer di tempat itu, tapi belum ada rencana darinya untuk fasilitas tersebut.

Kamp militer tersebut termasuk salah satu penjara paling mengerikan di dunia.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved