Covid 19
Kasus Covid-19 di Kota Kupang Terus Melonjak, Ini Kata Ahli Kesmas FKM Undana
Kasus Covid-19 di Kota Kupang Terus Melonjak, Ini Kata Ahli Kesmas FKM Undana
Penulis: Gordy Donofan | Editor: Gordy Donofan
Dia mengatakan razia yang dilakukan diperlukan untuk memberikan efek penindakan dan pengendalian secara nyata pada masyarakat, namun perlu dibarengi edukasi yang terus-menerus, penegakan hukum yang dilakukan juga haruslah lebih ke arah memberikan penyadaran ketimbang penegakkan hukum semata yang terkadang diabaikan ketika petugas beranjak pergi.
“Idealnya seperti yang tertuang pada surat edaran tersebut, meminimalisir kerumunan, mengerem mobilitas, menghambat interaksi sosial pada satu titik, apalagi pada ruang dengan ventilasi buruk, dengan durasi yang panjang, apalagi minim prokes, Nah boleh jadi terjemahan durasi, ventilasi ruang, interaksi serta kerumunan mungkin diterjemahkan lurus dengan perlunya pembatasan jam operasional agar menghindari hal-hal tersebut, saya kira jika prokes diperketat, kapasitas ruang dan orang di kendalikan, durasi serta kerumunan bisa dihindari dan karyawan dan majikan toko atau restoran hasil testingnya negatif maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, masalahnya hal ini sukar diterapkan, maka solusi sederhana pembatasan jam operasional, satu catatan juga bahwa virus tidak mengenal jam operasional toko, pasar dan restoran,’’ tegasnya.
Ia juga menilai arus transportasi baik darat, laut dan udara di NTT khususnya di Kota Kupang masih sangat lengah. Di beberapa wilayah lainya penerapan protokol kesehatannya masih sangat longgar.
“Keran transportasi darat, laut dan udara saya kira ada di tangan pemerintah, khusus transportasi udara menjadi kewenangan pusat, selama keran ini tetap dibuka maka tetap akan ada pelaku perjalanan, di lain pihak pertimbangan sisi ekonomis yang juga diperhatikan oleh pemerintah, bagi saya pengetatan dalam hal prokes selama perjalanan dan setelahnya perlu terus ditingkatkan, antar provinsi saya lihat sudah ketat tetapi kita sangat lemah di arus keluar masuk antar daerah dan kabupaten, ini celah yang riskan, tidak ada yang berani membatasi maka jangan heran laju penularan antar daerah pun akan tetap tinggi. Jawaban yang klasik akan kita dengar kesiapan di pintu-pintu masuk antar kabupaten yang terbatas, kita lengah di situ,’’papar dia.
Partisipasi Warga
Dia mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kupang melalui Satgas Covid-19 dalam menekan laju penyebaran Corona, namun hal ini harus melibatkan atau membutuhkan peran serta masyarakat.
Pandemi Covid-19 merupakan tanggung jawab social masyarakat sehingga sangat membutuhkan kerjasama semua pihak.
“Saya kira apa yang selama ini sudah dan sedang dikerjakan perlu kita apresiasi namun upaya pelibatan partisipasi warga Kota Kupang harus terus ditingkatkan, membiarkan Satgas bekerja sendiri itu sama saja membuat kuburan massal menjadi bertambah, karena sejatinya pandemi ini adalah tanggungjawab sosial bersama, keluarga sebagai unit terkecil masyarakat perlu mengambil peran, sebagai 'mini government' keluarga perlu bertanggungjawab menjaga, mengedukasi, mencari informasi yang benar untuk anggotanya, sehingga upaya bersama memutus mata rantai penularan, serta edukasi publik secara mandiri menjadi meningkat dengan sendirinya,’’ jelas dia.
Dia menambahkan upaya sistematis untuk memobilisir dan harapan menggaungkan asa dan harapan bahwa orang yang terpapar Covid juga punya harapan sembuh masih sangat minim baik di level nasional maupun daerah, kiat direcoki dan dipapar informasi kasus serta suasana mencekam setiap saat. Tapi upaya melambungkan asa dan harapan sembuh dengan memblow up trik, strategi, dan cara-cara sederhana dari para penyintas Covid-19 sangat terbatas.
‘’Saya kira menggaungkan asa dan harapan sembuh menjadi kekuatan baru yang selama ini minim dikerjakan secara serius, lebih banyak kita disajikan data kasus harian, korban, dan tragedi pilu sejumlah info duka kerabat hampir di semua lini media social,’’ pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).