Warga Desa Boen Rindukan Jalan Beraspal dan Air Bersih
Warga Desa Boen, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka saat ini sangat susah dalam hal infrastruktur jalan dan kebutuhan air bersih
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM I BETUN--Warga Desa Boen, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka saat ini sangat susah dalam hal infrastruktur jalan dan kebutuhan air bersih.
Jalan yang menghubungkan Desa Boen dengan Biudukfoho, Ibu kota Kecamatan Rinhat sepanjang 20 kilometer saat ini kondisinya memprihatinkan. Kesulitan lain adalah kebutuhan air bersih dimana warga selama ini memanfaatkan air sungai untuk mandi, cuci dan masak.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Boen yang juga mantan Pjs Kepala Desa periode 1997-2000, Martinus Kefi mengungkapkan hal ini ketika ditemui Pos-Kupang di Biudukfoho-- sekitar 15 Kilometer dari Betun, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Ketua Sementara DPRD Mabar Dorong Kejati NTT Usut Tuntas Kasus Tanah Labuan Bajo
Dijelaskan Martinus, keberadaan Desa Boen yang berbatasan dengan Amanatun juga Amanuban, TTS ini, memiliki kekurangan terutama pada infrastruktur jalan dan kebutuhan air bersih. Untuk penerangan listrik dari PLN sudah masuk sejak tahun 2018 dan kini warga tidak kegelapan lagi di malam hari.
"Kami susahnya di jalan. Ada sekitar 20-an kilometer kondisinya rusak berat. Kami kalau ke Pasar jual hasil pertanian dan perkebunan di Pasar Biudukfoho harus sewa ojek dengan sekali jalan Rp 20.000. Apalagi kami harus melintasi Sungai Boen dengan medan yang sangat berbahaya," jelasnya.
Baca juga: Anak-anak Nuabosi Ceria Mandi Air Bersih dari Bak, Edu Bakal Surati Bupati Djafar
Diakuinya bahwa hasil pertanian dan perkebunan di Desa Boen adalah asam, kacang ijo, jagung dan hasil peternakan sapi. Namun, kesulitan pada pemasaran karena kendaraan roda empat sulit masuk jika musim hujan tiba.
"Kesulitan lain soal air bersih. Kami harus beli air bersih dari mobil tangki yang masuk ke Boen seminggu sekali untuk air minum per jeriken ukuran 5 liter Rp 1.000. Untuk cuci dan mandi kami ambil dari sungai yang digali untuk tampung," jelasnya.
Dirinya mengharapkan pemerintah Kabupaten Malaka dan DPRD Malaka bisa mengalokasikan dana pada APBD untuk memperbaiki jalan yang ada. Ini sangat membantu warga dalam menjual hasil pertanian dan perkebunan sehingga bisa menopang ekonomi keluarga. Warga sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) sangat merindukan jalan beraspal dan pemenuhan kebutuhan air bersih.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)