Anak-anak Nuabosi Ceria Mandi Air Bersih dari Bak, Edu Bakal Surati Bupati Djafar
Anak-anak Nuabosi, Kecamatan Ende Kabupaten Ende tampak ceria mandi air bersih yang mengalir dari sebuah bak penampung air, di Desa Randotonda
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Anak-anak Nuabosi, Kecamatan Ende Kabupaten Ende tampak ceria mandi air bersih yang mengalir dari sebuah bak penampung air, di Desa Randotonda, Rabu (13/1/2021) sore.
Jarak tempat mereka mandi dengan bak, sekitar dua meter. Setelah mandi, mereka mengisi air di jerigen atau ember untuk dibawa pulang ke rumah. Tempat mereka mandi ramai, warga hilir mudik datang menimba air.
Kades Randotonda, Eduardus Misa, diwawancarai POS-KUPANG.COM dekat bak penampung tersebut, menuturkan, anak-anak dan warganya memang sangat gembira karena air bersih sudah sampai ke desa mereka.
Baca juga: Bupati Sunur: Ada Mekanisme Pengeluaran Anggaran Untuk Tangani Rehabilitasi Pengungsi
"Dulu kami, warga Nuabosi, harus jauh-jauh pergi ambil air dekat Puskesmas, jauh. Pulangnya, tanjakan," kata Eduardus.
Menurutnya, sejak awal Januari 2021, mereka menikmati air bersih dari bak tersebut, sumbernya dari mata air Tomberabu yang letaknya lebih tinggi dari Desa Randotonda. "Jarak sambungan pipanya sampai di sini kira-kira sepuluh kilometer," ungkapnya.
Baca juga: Ketua MUI Ngada Dukung Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo Menjadi Calon Tunggal Kapolri
Ia menyebut ada lima desa di Nuabosi, termasuk desanya. Mereka mengambil air di bak penampungan tersebut, karena belum ada penjaringan ke setiap desa.
Eduardus ingin agar ada penjaringan pipa sehingga air bisa dialirkan semua desa dari bak tersebut. "Supaya lebih dekat lagi, mereka tidak perlu datang ke sini," ungkapnya.
Sehubungan dengan itu, Eduardus mengaku, akan menyurati Bupati Ende Djafar Achmad, Kadis PUPR Ende, Frans Lewang dan sejumlah anggota DPRD Ende, meminta dana untuk penjaringan.
"Perlu saya tegaskan, air ini bukan milik orang Randotonda tetapi seluruh warga se-Nuabosi. Pemerintah perlu mengantisipasi bagaiamana ada penjaringan ke setiap desa di Nuabosi ini," ungkapnya.
Proyek Air Sempat Tersendat
Eduardus menuturkan, proyek air ke desanya sempat tersendat karena belum belum ada kesepemahaman dengan warga Tomberabu, pemilik lahan yang tidak mengizinkan mata air Tomberabu dialirkan ke Nuabosi.
Proyek dengan dana senilai Rp. 4 miliar lebih dari APBD itu, lanjutnya, nyaris mubazir sebab pelemik tersebut muncul pasca pipa sudah terpasang. "Ini sudah dari 2017 dimulai," kata Eduardus.
Namun, lanjutnya, berkat pendekatan oleh Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas PUPR dan sejumlah anggota DPRD Ende, akhirnya ada titik temu. "Air sudah sampai di sini sekarang tinggal pemerintah memikirkan bagaimana untuk penjaringan ke setiap desa," pungkas Eduardus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)