Babi yang Mati Karena ASF Dibuang di Laut Lewoleba, Penghasilan Nelayan Turun Drastis

Perilaku peternak babi di Kabupaten Lembata yang membuang bangkai babi di laut rupanya membawa dampak ekonomi yang buruk bagi para nelayan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Hamid dan Mariam, warga Kubur Cina, Lewoleba Tengah sedang mengeluhkan adanya jasad babi yang dibuang di laut, Kamis (14/1/2021). 

"Pasti ada yang buang sembunyi-sembunyi di laut lalu terbawa arus," kata dia.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq, dihubungi terpisah, mengaku sudah mendapatkan laporan kalau ada oknum yang membuang bangkai babi di laut. Kanis menyayangkan adanya perilaku tidak terpuji seperti itu, padahal pihaknya sudah berulangkali memberikan imbauan untuk tidak sembarang membuang jasad babi.

Dia juga langsung berkoordinasi dengan Camat Nubatukan untuk sama sama mengatasi masalah ini.
Hingga sekarang sudah terdata 466 ekor babi di Lewoleba yang mati karena terjangkit virus ASF.

Pemkab Lembata juga sudah menyiapkan tempat khusus di sebelah timur Pasar Lamahora (eks GOR) sebagai tempat kubur massal babi yang mati.

"Pemerintah sudah ambil alih jadi kalau ada yang terapung di laut sampaikan supaya kami ambil dan kubur," imbuhnya.

Selanjutnya, Kanis menandaskan, pihaknya akan menyisir wilayah pesisir untuk mencari bangkai babi yang dibuang di laut secara tak bertanggungjawab dan kemudian menguburkannya di tempat yang sudah disiapkan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved