Babi yang Mati Karena ASF Dibuang di Laut Lewoleba, Penghasilan Nelayan Turun Drastis

Perilaku peternak babi di Kabupaten Lembata yang membuang bangkai babi di laut rupanya membawa dampak ekonomi yang buruk bagi para nelayan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Hamid dan Mariam, warga Kubur Cina, Lewoleba Tengah sedang mengeluhkan adanya jasad babi yang dibuang di laut, Kamis (14/1/2021). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Perilaku peternak babi di Kabupaten Lembata yang membuang bangkai babi di laut rupanya membawa dampak ekonomi yang buruk bagi para nelayan dan penjual ikan di Lewoleba.

Sejak empat hari lalu, para nelayan menemukan beberapa ekor bangkai babi yang mati karena virus babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) terapung di laut di kawasan Teluk Lewoleba.

Hamid Akib, seorang nelayan yang tinggal di Kawasan Kubur Cina, Kelurahan Lewoleba Tengah, mengaku melihat dua ekor bangkai babi terapung saat memancing di tengah laut. 

Baca juga: Apresiasi Kejati NTT, Pembina HIPMMABAR Jakarta Minta Usut Tuntas Kasus Tanah di Labuan Bajo

"Saya dua kali ketemu bangkai babi dua hari lalu saat mancing," kata Hamid saat ditemui awak media, Kamis (14/1/2021).

Hamid menambahkan bangkai babi itu kemungkinan mati karena virus ASF dan dibuang oknum tidak bertanggungjawab di laut sehingga terombang-ambing terbawa arus laut

"Arahnya dari barat. Kita tidak tahu pasti darimana. Kalau kena di pukat maka kami tidak tahu lagi mau bikin apa," katanya.

Baca juga: PMKRI Cabang Kupang Gelar Webinar Edukasi Vaksinasi Covid-19

Sejak ditemukannya bangkai babi banyak yang terapung di laut, penghasilan penjual ikan juga menurun drastis.

Mariam Madjid dan Hadijah Tahir yang kesehariannya sebagai penjual ikan pasrah dengan keadaan ini. Keduanya mengaku, masyarakat Lewoleba terutama yang bermukim di wilayah pesisir enggan membeli ikan untuk konsumsi karena bangkai babi yang mati karena virus ASF sudah mencemari laut.

Biasanya, kata Mariam, penghasilannya sehari bisa mencapai Rp 500 ribu. Namun sejak ditemukannya banyak bangkai babi di laut, penghasilannya sehari berkisar hanya Rp 100 ribu.

"Kita jual ikan orang tidak beli lagi. Ya, yang mati jangan buang di laut, kubur saja," keluh Mariam.

Mereka berharap pemerintah tidak tutup mata terhadap masalah ini dan segera menyiapkan tempat khusus untuk menguburkan bangkai babi yang mati. 

Sementara itu, Syaiful, Sekretaris Forum Komunikasi Nelayan Lembata mengatakan jasad babi yang dibuang di laut membuat penghasilan nelayan dan penjual ikan menurun drastis, selain juga menimbulkan masalah ekologis yang buruk bagi penduduk yang tinggal di pesisir Lewoleba.

"Ada nelayan yang mau mancing ikan melus, kemudian dapat bangkai babi, ada juga yang pukat dapat bangkai babi," ujar Syaiful.

Dia menduga kemungkinan ada oknum tidak bertanggungjawab yang sengaja membuang jasad babi yang mati karena virus ASF di kawasan Lamahora dekat Bandara Wunopito yang sepi dan jauh dari pemukiman. 
"Kita tidak bisa makan ikan lagi, apalagi masyarakat pesisir ini," ungkapnya.

Dirinya juga sudah langsung berkoordinasi dengan Pemda Lembata untuk mengatasi masalah ini. 
"Ini bukan masalah kita cari oknumnya tapi tanggungjawab peternak juga untuk kubur dan bukan buang di laut seperti ini hingga merugikan banyak orang," tambahnya.

"Pasti ada yang buang sembunyi-sembunyi di laut lalu terbawa arus," kata dia.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq, dihubungi terpisah, mengaku sudah mendapatkan laporan kalau ada oknum yang membuang bangkai babi di laut. Kanis menyayangkan adanya perilaku tidak terpuji seperti itu, padahal pihaknya sudah berulangkali memberikan imbauan untuk tidak sembarang membuang jasad babi.

Dia juga langsung berkoordinasi dengan Camat Nubatukan untuk sama sama mengatasi masalah ini.
Hingga sekarang sudah terdata 466 ekor babi di Lewoleba yang mati karena terjangkit virus ASF.

Pemkab Lembata juga sudah menyiapkan tempat khusus di sebelah timur Pasar Lamahora (eks GOR) sebagai tempat kubur massal babi yang mati.

"Pemerintah sudah ambil alih jadi kalau ada yang terapung di laut sampaikan supaya kami ambil dan kubur," imbuhnya.

Selanjutnya, Kanis menandaskan, pihaknya akan menyisir wilayah pesisir untuk mencari bangkai babi yang dibuang di laut secara tak bertanggungjawab dan kemudian menguburkannya di tempat yang sudah disiapkan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved