Opini Pos Kupang

Membalikan Ruang Kelas (Strategi Pembelajaran Tatap Muka di era Pandemi)

Membalikan ruang kelas ( Strategi pembelajaran tatap muka di era pandemi)

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Membalikan Ruang Kelas (Strategi Pembelajaran Tatap Muka di era Pandemi)
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Dengan demikian, saat mengadakan tatap muka dengan guru yang diandaikan dilakukan dalam batas waktu yang sangat, dipastikan bahwa guru akan fokus menggagas pembelajaran kreatif dengan tujuan agar dapat dihasilkan karya kreatif.
Bila dilihat maka proses tatap muka yang singkat di sekolah (kalau diizinkan), akan difokuskan untuk melaksanakn aktivitas menarik.

Mengacu kepada Taxonomy Bloom, maka waktu yang `terbats' dapat digunakan untuk aktivitas mengevaluasi, menganalisis, dan menciptakan sesuatu. Di sini peran guru sebagai fasilitator akan sangat terlihat dan terasa.

Hal ini tentu berbeda dengan model pembelajaran sebelumnya hal mana ingin dibalikkan. Sebelumnya, pemaparan di sekolah lebih fokus pada kecakapan berpikir rendah seperti mengingat, memahami, dan menerapkan. Selanjutnya kepada siswa diminta untuk melakukan sesuatu yang interaktif di rumah dalam bentuk PR maupun tugas-tugas atau proyek.

Pembelajaran Bermakna

Pembuatan PPt dan video menarik sebenarnya mengingatkan para guru bahwa baik pembelajaran tatap muka maupun digital hanya merupakan sarana. Yang terpenting, bagaimana sarana itu dimaksimalkan sehingga dapat memungkinkan tersmapaikannya materi pembelajaran secara baik dan hadir bermakna bagi siswa.

Bila hal ini disepakati maka yang menjadi takaran kesuksesan belajar adalah sejauh mana siswa dapata menjadi kreatif. Diakui, kreativitas sebenarnya bisa terjadi kapan dan di mana saja sejauh para siswa telah dibekali sikap kritis yang cukup.

Dengan demikian dalam keadaan apapun mereka sanggup menghasilkan sebuah karya menarik. Banyak orang hebat memproduksikan karya kreatif justru dalam suasana yang sulit. Dengan demikian covid-19 mestinya tidak saja jadi malapetaka tetapi bisa jadi berkat darinya bisa dihasilkan aneka karya.

Atas pemahaman ini maka pembalikan ruang kelas (flipped classroom) menjadi sebuah tuntutan yang harus dilaksanakan. Kondisi pandemi memaksa dan mengharuskan guru untuk kelaur dari pola lama yang satu arah dengan menekankan proses yang lebih mengejar ketercapaian pola berpikir rendah kepada pengoptimalan kecakapan berpikir yang tinggi.

Agar pola pembelajaran bermakna maka kreativitas guru dalam menciptakan media belajar yang menarik menjadi sangat penting. Memang media yang ada sudah difasilitasi secara digital. Seorang guru bisa mengambil aneka media yang sudah disiapkan. Tetapi harus diakui, banyak media yang dibaut berdasarkan settingan lokasi dan waktu yang berbeda.

Seorang guru yang kreatif diharapkan dapat menciptakan media yang kontekstual. Artinya, ia mencari aneka media yang ada di sekitarnya. Dengan demikian para siswa yang hidup dalam era yang sama dan konteks yang sama dengan pendidik melihat bahwa apa yang ada di sekitarnya tidak jauh lebih baik dari yang dimiliki oleh orang lain.

Pembalikan ruang kelas juga mengingatkan bahwa yang jadi target baik guru, siswa, maupun orang tua (dan pemerintah) bukan pertanyaan kapan dilaksanakan pembelajaran tatap muka tetapi bagaimana memanfaatkan kondisi yang ada (apa adanya) untuk pembelajaran. Itu berarti pola penggunaan zoom atau aplikasi lainnya untuk menggantikan tatap muka memang sangat membantu. Tetapi jauh lebih penting melakukannya secara asynchronous dengan membautkan materi PPt menarik dan video yang interaktif.

Di sini terlihat bahwa situasi yang masih terus berlangsung malah semakin memprihatinkan dengan jumlah penderita covid tidak sedang `dilawan' dengan melakukan pembelajaran tatap muka tetapi memunculkan kreativitas di tengah kondisi yang sama. Dengan kata lain, lebih mudah bagi kita untuk menyesuaikan pola kita daripada berusaha merubah suasana hal mana sulit dilaksanakan.

Inilah langkah bijak yang diharpakan bisa menghasilkan model pembelajaran bermakna yang tentu sangat dinanti-nantikan di era pandemi yang masih saja menjadi kekuatirkan kita. *

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved