Berita Timor Leste

Australia Telantarkan Pengungsi Timor Leste, Bak Malaikat Penolong untuk Referendum Bumi Lorosae

Australia Telantarkan Pengungsi Timor Leste, Sikapnya Bak Malaikat Penolong untuk Bumi Lorosae Saat Referendum

Editor: Hasyim Ashari
Intisari
Bendera Timor Leste dan Australia. Australia Telantarkan Pengungsi Timor Leste, Bak Malaikat Penolong untuk Referendum Bumi Lorosae 

Australia Telantarkan Pengungsi Timor Leste, Sikapnya Bak Malaikat Penolong untuk Bumi Lorosae Saat Referendum

POS-KUPANG.COM - Australia mungkin adalah satu negara paling munafik jika dalam urusan Timor Leste.

Arsip nasional Negeri Kanguru itu tunjukkan tindakan mengerikan Australia kepada warga Timor Leste.

Hal ini tidak sesuai dengan klaim mereka yang selama ini nyatakan mendukung Timor Leste.

Dari artikel Sydney Morning Herald yang dipublikasikan 2 Januari 2020 diberitakan jika pemerintahan Howard menolak menawarkan tempat berlindung untuk 1500 warga Timor Leste yang mendukung kemerdekaan mereka.

1500 warga itu saat itu berada di Indonesia, dalam kondisi yang disebut PBB mengkhawatirkan.

Pemerintah Australia malah terbukti menerima nasihat dari pasukan Australia di Timor Leste jika aman bagi grup itu kembali ke kampung halaman mereka.

Hal itu tertuang di dokumen kabinet dari 1998-99 yang baru dirilis 2020 kemarin.

Dokumen penjelasan untuk kabinet dari menteri imigrasi kala itu Philip Ruddock menuliskan 1500 warga Timor Lest dapat lebih "mudah berubah dan menuntut" dibandingkan kelompok Timor Leste lain yang sudah mencari suaka di Indonesia.

Rupanya di tahun itu, pemerintah Australia yang sebelumnya telah mengurangi aksi memberi suaka pemimpin Timor Leste.

Mereka takut para pemimpin itu akan membangun pemerintahan dalam pengasingan.

Ketakutan Australia selanjutnya adalah merusak hubungan mereka dengan Indonesia, yang saat itu masih menduduki Timor Leste sejak 1975.

Profesor Clinton Fernandes, ahli Timor Leste dari University of NSW mengatakan Indonesia telah menghancurkan negara itu selama kependudukan dan keluarnya mereka dari Timor Leste.

"Kelumpuhan di dalam Timor Leste tidak bisa dipercaya," ujar Profesor Fernandes.

"Ekonominya telah berkurang ke era 1920-an."

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved