Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Sejak Sriwijaya Air Jatuh, Sri Tak Bisa Tidur TV & Ponsel Tak Pernah Mati Demi Suami: Pulanglah Papa

Selain itu, ponsel milik Sri tidak diatur dalam mode diam. Ia tidak ingin kecolongan bila ada telepon dari pihak terkait atau maskapai.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Sri Wisnuwati menunjukkan foto dirinya dan suami, Suyanto di rumahnya, Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Minggu (10/1/2021). Sri Wisnuwati belum tidur sejak mendapat kabar sang suami bernama Suyanto menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak. 

Sejak Sriwijaya Air Jatuh, Sri Tak Bisa Tidur TV & Ponsel Tak Pernah Mati Demi Suami: Pulanglah Papa

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Sri Wisnuwati belum tidur sejak mendapat kabar sang suami bernama Suyanto menjadi penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (11/1/2021).

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Demi mendapat kabar mengenai suaminya, Sri Wisnuwati juga terus menyalakan telvisi di rumah.

Kabar suaminya menjadi korban Sriwijaya Air didapat Sri menjelang Salat maghrib.

Itu didapatinya dari istri adik iparnya, Ernawati.

Sejak saat itu, ibu satu anak itu belum tidur.

"Sejak malam kemarin. Saya ingin tahu perkembangannya sudah sampai mana," kata Sri, Minggu (10/1/2021).

Selain itu, ponsel milik Sri tidak diatur dalam mode diam. Ia tidak ingin kecolongan bila ada telepon dari pihak terkait atau maskapai.

Siapa tahu, mereka akan menelponnya dan memberi kabar terkait perkembangan kecelakaan Sriwijaya Air SJ182.

"Saya masih menunggu kabar," ucap Sri.

Sri Wisnuwati menunjukkan foto dirinya dan suami, Suyanto di rumahnya, Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Minggu (10/1/2021).
Sri Wisnuwati menunjukkan foto dirinya dan suami, Suyanto di rumahnya, Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Minggu (10/1/2021). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Ia masih meyakini bila teleponnya akan berdering membawa kabar perkembangan insiden nahas tersebut.

Apalagi, nomornya sudah tercatat di formulir pembelian tiket Suyanto.

"Kalau bikin tiket ada nama dan nomor telepon istri, atau apa yang dicantumkan yang mudah dihubungi," kata Sri.

Selain itu, petugas Jasa Raharja juga telah menemui keluarga Suyanto di rumah mereka di Giri Mulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.

"Diminta pemerintah pusat untuk mendata," ucap Sri.

Status WA Riyanto yang menampilkan tiket penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 Jakarta - Pontianak.
Status WA Riyanto yang menampilkan tiket penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 Jakarta - Pontianak. (TribunSolo.com/Adi Surya)

Kabar kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 membuat syok Sri Wisnuwati.

Suami Sri, Suyanto ikut dalam penerbangan Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Tercatat dua warga Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.

Mereka yakni Suyanto dan Riyanto. Masing-masing tinggal di Girimulyo RT 18 dan Grasak RT 16, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.

Sri Wisnuwati, istri Suyanto, menjadi satu diantaranya.

Sri tidak bisa membendung kesedihannya atas kabar tersebut.

Suasana apel Tim SAR Gabungan di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (11/1/2021).
Suasana apel Tim SAR Gabungan di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (11/1/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Matanya berkaca-kaca ketika bercerita momen terakhir bersama Suyanto sebelum insiden itu terjadi.

Terlebih, Suyanto dan Sri masih sempat bertukar pesan Whatsapp sebelum Sriwijaya Air yang membawa Suyanto ke Pontianak terbang dari Bandara Soekarno - Hatta.

Sri terakhir memberi kabar bahwa dirinya tengah memperbaiki sepeda motornya di sebuah bengkel.

Adapun, akun WA Suyanto terkahir kali aktif sekira pukul 14.15 WIB.

Sri kemudian dibikin tak percaya seusai istri adik iparnya, Ernawati mengirim tangkapan layar kabar insiden Sriwijaya Air kepadanya.

Ketidakpercayaan itu memudar pasca dirinya mengecek status WA suami Ernawati, Riyanto.

Dalam status tersebut, Riyanto mengunggah foto tiket pesawat yang sama ditumpangi Suyanto.

Kebenaran kabar Suyanto menjadi korban dalam insiden Sriwijaya Air semakin pasti.

Seusai manifes penumpang dikeluarkan dan nama Suyanto nongol di nomor dua.

Sri kemudian mencoba menghubungi nomor Suyanto namun tidak ada respon.

"Saya hubungi tidak nyambung. Saya chat cuma sentang satu," ucapnya.

Status Terakhir Suyanto

Dua warga Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen menjadi korban insiden kecelakaan pesawat terbang Sriwiijaya Air bernomor penerbangan SJ-182.

Kedua warga tersebut bernama Suyanto dan Riyanto. Masing-masing bertempat tinggal di Giri Mulyo RT 18 dan Grasak RT 16, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.

Kepala Desa Katelan, Paidi mengatakan kabar tersebut sudah dikroscek pihak keluarga seusai mendapat kabar dari siaran televisi.

Itu dilakukan dengan melihat story Whatsapp (WA) Riyanto. Korban sempat mengunggah foto tiket penerbangan Jakarta - Potianak.

Foto tersebut dilengkapi dengan tulisan 'Tiwas subuh mngkte' (terlanjur subuh berangkat). Tulisan tersebut dilengkapi dengan emoticon kesal.

"Korban ternyata membuat story WA. Kemudian ada info yang muncul di media televisi," kata Paidi kepada TribunSolo.com, Minggu (10/1/2021).

"Setelah dicek, namanya kakak - beradik tersebut ada dalam data nama yang tertera di televisi," tambahnya.

Mendapati kabar nahas tersebut, istri korban syok dan tak kuasa membendung tangisnya.

Paidi menuturkan saat ini, perwakilan keluarga telah berada di Bandara Soekarno - Hatta, Banten.

Mereka bertolak ke sana, Sabtu (9/1/2021) sekira pukul 22.00 WIB menggunakan mobil.

"Yang berangkat itu bapak, ibu, dan dua adik korban. Sama ada satu orang sopir," tuturnya.

Keinginan Suyanto

Masih ada keinginan Suyanto (40), korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 yang belum kesampaian.

Keinginan itu yakni membangun talut di sekitar rumah kediamannya, Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.

Istri Suyanto, Sri Wisnuwati mengungkapkan pembangunan talut itu untuk menahan tanah yang sering turun jika hujan melanda.

"Bapak itu ingin membangun talut sebelah timur rumah," kata Sri, Minggu (10/1/2021).

"Di sisi itu belum ada talut tanah," tambahnya.

Sebenarnya, keinginan membangun talut tersebut ingin segera direalisasikan Suyanto.

Gegara pandemi Covid-19, keinginan itu harus tertunda.

Ditambah lagi, pendapatan Suyanto sebagai pemasang rolling door jadi seret karenanya.

"Sebenarnya sudah ingin buat talut. Ternyata ada pandemi Covid-19," tutur Sri.

"Pekerjaan juga tertunda. Tidak ada dana buat bikin talut," tambahnya.

IRFAN: Kalau Ada yang Bisa Saya Lakukan, Biar Saya Lakukan Supaya Mereka Kembali

"Kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat bikin mereka kembali, saya lakukan," 

"Tapi gak mungkin, ini sudah takdir Allah," ucap Irfansyah, kerabat salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Irfan bercerita, orangtua dan adiknya menjadi penumpang di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1/2021).

Mulai dari mengantar ke Bandara Soekarno Hatta sampai urusan bagasi.

Kabar duka ini sungguh membuat hati Irfan hancur.

Irfan mengingat momen bahagia sebelum orangtua dan adiknya tersebut pulang ke Pontianak.

"Kami jalan-jalan, makan, seneng-seneng, sekarang baru kerasa,"

"Nyampe rumah kosong, ga ada siapa-siapa sepi. Bener-bener gak bisa digambarin lagi," tutur Irfan menangis dikutip TribunJakarta.com di YouTube Beepdo.com.

Tak hanya itu, Irfan menangis kala mengingat perpisahan sang adik, Ratih Winandia di bandara sebelum menaiki pesawat terseut.

"Dia dadah, pulang dulu ya. Itu saja," ucap Irfan menangis.

Irfan bahkan memeragakan lambaian tangan Ratih sesaat sebelum berjalan masuk ke pesawat Sriwijaya Air.

Mendengar cerita pilu Irfan, terdengar pewarta menyampaikan bela sungkawanya.

"Astagfirullah, turut berduka mas," ucap pewarta.

Irfan mengaku mengantar Ratih dan orangtuanya ke Bandara untuk kembali ke Pontianak.

Dikatakan Irfan, seharusnya orangtuanya terbang pukul 07:00 WIB pagi hari Sabtu.

"Tapi karena ada peralihan. Jadi kita itu jalan dari Bandung Jumat, sampai Jakarta malam, berharap paginya terbang," ucapnya dikutip TribunJakarta.com dilansir dari YouTube Beepdo.com, Senin (11/1/2021).

Namun, Irfan mengaku jadwal penerbangan orangtua dan adiknya dipindahkan pukul 13:00 WIB.

"Dalam pesawat itu ada bapak, ibu, adik, keponakan saya dua orang, nah itu jadwalnya hari Sabtu digeser ke 13:30 WIB," tutur Irfan.

Irfan membantu mengurus semua persiapan orangtua dan adiknya pulang ke Pontianak.

Mulai dari mengantar ke bandara, cek in, sampai urusan bagasi.

"Sudah selesai, orangtua saya tinggal masuk ke dalam," ucap Irfan.

Setelah orangtua dan adik naik pesawat, Irfan mendapat kabar duka pada pukul 16:00 WIB.

Seketika, Irfan langsung pergi ke bandara Soekarno-Hatta.

"Di sini udah ada tulisan dan udah dipastikan pesawat jatuh," ucap Irfan.

Tim SAR Gabungan dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL menemukan serpihan pesawat Sriwijaya Air di antara pulau Laki dan Pulau Lacang Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/01/2021) pagi.
Tim SAR Gabungan dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL menemukan serpihan pesawat Sriwijaya Air di antara pulau Laki dan Pulau Lacang Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/01/2021) pagi. (Dok Denjaka TNI AL)

Irfan mengaku yakin orangtua dan adiknya menaiki pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

"Karena memang saya yang nganter sendiri, saya yang cek in, saya sudah pastikan ada orangtua di dalam,"

"Pas saya lihat manifest ada semua," tutur Irfan.

Tak ada firasat Irfan akan ditinggalkan orangtua dan adik serta keponakannya.

Hanya saja, Irfan mengingat permintaan sang ayah untuk salat jamak.

"Ayah saya itu gak pernah mau jamak salat gabungin gitu. Tiba-tiba hari itu dia nanya saya 'bapak boleh gak jamak antara zhuhur dan ashar',"

"Nah saya bilang 'boleh pak, kan bapak gatau nyampe jam berapa dan mau kemana dulu' itu jawaban saya," ucap Irfan.

"Qodarullah dia udah salat jamak dan dapat kabar pesawat jatuh," cerita Irfan dengan suara terbata.

Air mata Irfan tak bisa dibendung lagi kala mengingat nasib keluarganya.

Irfan mengaku merupakan dua bersaudara.

"Bapak ibu adik saya, saya dua bersaudara, udah gak ada siapa-siapa lagi," tutur Irfan seraya ditenangkan rekannya.

Irfan menyebut adiknya, Ratih sedang hamil 5 bulan.

Suami Ratih sudah menunggu di bandara di Pontianak saat itu.

"Adik saya lagi hamil 5 bulan, suaminya nunggu di Pontianak. Semua ada di pesawat itu, saya sekarang tinggal pasrah, serahkan semua sama Allah," kata Irfan.

Irfan mengaku ikhlas menerima musibah yang terjadi di keluarganya.

Ratih Windania saat ucap perpisahan di Bandara sebelum naik pesawat Sriwijaya Air.
Ratih Windania saat ucap perpisahan di Bandara sebelum naik pesawat Sriwijaya Air. (Instagram)

Mendengar cerita pilu Irfan, terdengar pewarta menyampaikan bela sungkawanya.

"Astagfirullah, turut berduka mas," ucap pewarta.

TONTON DI SINI:

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sri Tak Tidur Sejak Tragedi Sriwijaya Air SJ182, TV dan Ponsel Terus Menyala Demi Kabar Sang Suami, https://jakarta.tribunnews.com/2021/01/11/sri-tak-tidur-sejak-tragedi-sriwijaya-air-sj182-tv-dan-ponsel-terus-menyala-demi-kabar-sang-suami?page=all

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved