Breaking News

Jacoba Minta Jangan Paksa Tatap Muka Hari Senin KBM 2021 Dimulai

Hari Senin tanggal 4 Januari 2021, siswa/i TK, SD, SMP, SMA/SMK akan kembali memulai KBM 2021 secara daring atau tatap muka

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Kepala Sekolah SD Negeri Angkasa Hendrikus Don 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Hari Senin tanggal 4 Januari 2021, siswa/i TK, SD, SMP, SMA/SMK akan kembali sekolah dan memulai kegiatan belajar mengajar ( KBM) 2021 secara daring atau tatap muka harus atas persetujuan orangtua dan kepala daerah.

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim memberi syarat belajar tatap muka yaitu keberadaan satuan pendidikan di zona hijau menjadi syarat pertama dan utama yang wajib dipenuhi bagi satuan pendidikan yang akan melakukan pembelajaran tatap muka.

Persyaratan kedua, adalah jika pemerintah daerah atau Kantor Wilayah/Kantor Kementerian Agama memberi izin. Ketiga, jika satuan pendidikan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan pembelajaran tatap muka. Keempat, orang tua/wali murid menyetujui putra/putrinya melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

Baca juga: Pemprov NTT Isyaratkan Sekolah Tatap Muka

"Jika salah satu dari empat syarat tersebut tidak terpenuhi, peserta didik melanjutkan belajar dari rumah secara penuh," tegas Mendikbud.

Menanggapi hal tersebut, Helena Deru, orangtua salah satu siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kupang mengatakan setuju dengan keputusan tersebut. Namun protokol kesehatan harus tetap dijaga karena kondisi pandemi yang masih ada saat ini.

"Khawatir itu pasti, hanya saja kita lihat mereka punya pembelajaran selama ini (daring, Red) agak kurang. Yang penting tetap perhatikan protokol kesehatan," tambah Helena.

Helena mengakui, kepada kedua anaknya yang masih bersekolah dia menyiapkan masker masing-masing agar bisa menggantinya setiap empat jam sekali.

Baca juga: Lusia Banut Tewas Terbakar, Kebakaran Awal Tahun 2021 di Satar Mese

Ferderika Djuang yang juga orangtua salah satu siswa SMAN 4 juga mengkhawatirkan KBM tatap muka. Namun sebagai orangtua, dirinya menginginkan anaknya bisa mendapat pelajaran yang baik tanpa mengesampingkan protokol kesehatan.

Sementara Kristina Soge, yang memiliki orangtua dengan sakit bawaan mengaku khawatir juga namun dia percaya, pihak sekolah pasti mengambil keputusan yang terbaik.

"Takut sih tapi saya yakin pihak sekolah kan ambil keputusan pasti sudah dikaji sebelumnya" ujarnya.

Anaknya yang bersekolah di SMPK Adisucipto dan SMAN 4 juga dibekali dengan berbagai perlengkapan untuk menjaga kesehatan seperti masker dan hand sanitizer.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama pandemi Covid-19 dilakukan secara daring.

Namun, KBM tatap muka akan dilakukan di tahun 2021 atas persetujuan orang tua.
Jacoba, orang tua murid yang juga merupakan guru di SDK Don Bosko 3 Kupang malah memilih KBM dilakukan secara daring. KBM daring lebih aman karena memerhatikan situasi kondisi pandemi ini. Hal itu juga menyangkut kesehatan komunal (banyak orang), karena baik guru dan siswa sama-sama memiliki keluarga yang harus dijaga.

Meski sekolah memiliki kesiapan untuk KBM tatap muka, persetujuan KBM tetap ada pada orang tua. Jika ada orang tua yang setuju KBM tatap muka, guru tetap melayani. Begitupun sebaliknya jika orang tua ingin agar anak melakukan KBM daring.

"Sebagai seorang guru dan orang tua, saya ingin yang terbaik bagi anak-anak. Orang tua juga pasti inginkan yang terbaik untuk anak. Tapi, menurut saya, KBM daring lebih aman di situasi Covid-19 ini. Meski banyak kekurangan, KBM daring adalah pilihan terbaik di kondisi ini. Apalagi, kasus Covid-19 di Kota Kupang semakin naik dan banyak yang tidak memiliki gejala," jelasnya kepada Pos Kupang, Sabtu (2/1/2021).

Berbeda dengan Jacoba, Ani Otemusu yang memiliki anak SD kelas I lebih memilih KBM tatap muka walau dua hingga tiga jam saja. Hal itu membantu anak untuk bersosialisasi dengan guru dan teman.

Pilihan Ani untuk KBM tatap muka dikarenakan sekolah tempat anaknya menimba ilmu sudah menerapkan protokol kesehatan yang bagus. Ia tak khawatir saat beberapa kali ke sekolah membawa anaknya. Ada tempat untuk mencuci tangan, cek suhu, dan sistem shift ketika mau masuk.

"Kalau daring ini anak tidak bisa konsentrasi karena mungkin belajar dengan kita ya. Kalau orang tua punya kesibukan lain, anak harus belajar sendiri atau orang tua yang kerjakan. Itu hasil raport semester 1 memang sangat memuaskan, karena 75-95 persen orang tua yang kerjakan," katanya.

Siapkan Tim Satgas Covid-19

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Angkasa Penfui sudah mempersiapkan Satgas Covid-19 yang dipersiapkan untuk KBM tatap muka di sekolah

Kepsek SDN Angkasa, Hendrikus Don, S. Pd kepada Pos Kupang, Sabtu (02/01/2021) menjelaskan, sebelum memulai KBM tatap muka, pihaknya tanggal 6-7 Januari 2021 akan bertemu orang tua siswa dan komite.

"Tujuannya untuk mencari tahu apakah pihak orang tua setuju atau tidak dengan sekolah tatap muka dengan membuat surat persetujuan diketahui komite," ungkapnya

"Orang tua harus menerima risiko, apabila setuju untuk sekolah tatap muka, supaya ke depan jangan persalahkan pihak sekolah, dan surat pernyataan ini ditandatanganan orang tua yang setuju dan tidak, di atas materai 6000. Sehingga semua pihak saling tahu dan bertanggungjawab," jelasnya

Jika semua sarana pendukung untuk sekolah tatap muka telah disiapkan, tambahnya, maka akan diundang tim dinas untuk turun survei, layak atau tidak dengan tiga komponen protokol kesehatan, dengan nilainya 80 persen keatas.

Ia mengungkapkan bahwa, orang tua yang anaknya tidak setuju dengan sekolah tatap muka, anaknya akan lakukan pembelajaran dari rumah.

Dalam pertemuan dengan orang tua siswa dan komite, ungkap Don, apabila dalam pertemuan mencapai 50 persen, maka akan dilaporkan kepada dinas bahwa ada 50 persen yang setuju dengan sekolah tatap muka, supaya disurvei aturan protokol kesehatan Covid-19 di sekolah.

Kepsek SMAN 5 Kupang, Veronika Wawo Dheo, S.Pd, M.Pd mengaku telah mempersiapkan segala fasilitas berkaitan dengan sekolah tatap muka sesuai prokes Covid-19.

Sejauh ini tambahnya, pasti banyak orang tua siswa yang setuju pembelajaran tatap muka, tapi sebagian tidak. Namun bagi orang tua yang tidak setuju, anaknya akan dapat pelayanan khusus dari sekolah.

Melihat hasil evaluasi pembelajaran di tahun 2020, menurut Veronika, banyak sekali nilai anak-anak yang merosot, disebabkan banyaknya tugas-tugas yang tidak dikumpulkan dengan faktor penghambat seperti, kuota internet, jaringan internet dan sebagainya.

Dengan melihat persoalan tersebut tambahnya, maka sebaiknya dilakukan pembelajaran secara langsung (tatap muka), tapi dengan memperhatikan prokes Covid-19.

Kepala Sekolah SMK Pelayaran Lasiana Kupang, Jesica S. Sodakain, SH mengaku pihaknya masih menunggu keputusan dari Gubernur NTT terkait KBM tahun 2021.
"Kalau Pak Gubernur kasih putusan untuk sekolah tatap muka diberlakukan kembali tahun 2021 ini, kami akan ikuti. Tapi apabila belum bisa, maka KBM masih seperti hari kemarin (daring)," jelasnya

Kepsek SMK Pelayaran Lasiana menambahkan, sekolahnya akan mulai aktif kembali pada hari Senin (04/01/2021), untuk ujian daring bagi siswa/siswinya yang belum lakukan ujian semester.

"Saya senang dengan keputusan dari Kemendikbud untuk sekolah tatap muka sudah benar. Karena anak-anak kami tidak bisa untuk luring. Kami sudah mencobanya berulang kali, namun tidak bisa. Ingin offline pun masih berat, sehingga masih jaga protokol kesehatan," pungkasnya.

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Amanuban Barat, Marthen Tlonaen mengatakan, pihaknya sudah siap KBM tatap muka dengan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Sebelum melakukan KBM secara tatap muka, pihak sekolah akan mengadakan pertemuan dengan para orang tua untuk menginformasikan jika KBM tatap muka akan di mulai awal tahun ini.

Untuk membatasi Jumlah siswa per kelas, kegiatan KBM akan dibagi per shift dengan jumlah siswa-siswi per kelas sekitar 20 orang.

Untuk diketahui, ada tiga kecamatan di Kabupaten TTS yang masuk zona merah, yaitu Kecamatan Kota Soe, Kolbano dan Kecamatan Polem. Sedangkan 29 kecamatan lainnya masih berstatus zona hijau.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, Sabtu (2/1/2021) menjelaskan, berdasarkan hasil dari tim yang melakukan pengecekan di lapangan belum ada sekolah yang memenuhi semua syarat untuk dilakukan sekolah tatap muka.

Kadis Pendidikan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, M.Pd
Kadis Pendidikan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, M.Pd (pk/yen)

"Memang syarat protokol kesehatan sudah diperiksa ada 9 sekolah yang sudah menyiapkan dan lima sekolah sangat siap. Tapi harus adanya persetujuan orangtua," kata Dumul.

Jadi masuk sekolah ini, kata Dumul, pihak sekolah akan mengundang orangtua untuk meminta pertujuan dari orangtua. Kalau sudah ada ijin orangtua, maka akan meminta ijin dari Wali Kota Kupang.

"Masuk ini jangan diterjemaahkan semua sekolah akan masuk sekolah, tidak begitu. Tapi harus memenuhi semua syarat. Dimana harus ada ijin orang dan pimpinan daerah, dalam hal ini Wali Kota Kupang," ujarnya.

Ia menyebutkan sekolah yang sangat siap yaitu SD, SMP, baik negeri maupun swasta, seperti Citra Bangsa, Plus Attin, SMPN 1, SMPN 2.

"Masuk ini akan banyak sekolah yang menyatakan diri siap. Pihak sekolah akan mengirim surat ke kami, baru tim kamu turun ke lapangan," katanya.

Sampai saat ini anak-anak masih melakukan pembejaran jarak jauh sambil menunggu perkembamgan selanjutnya. (cr1/cr4/cr5/din)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved