Padat Karya Langkah Cerdas Bupati Don di Tengah Pandemi Covid-19

Pola padat karya langkah cerdas Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do di tengah pandemi Covid-19

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Padat Karya Langkah Cerdas Bupati Don di Tengah Pandemi Covid-19
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Masyarakat mengikuti kegiatan padat karya

Kepada tim Humas Nagekeo, Marsel menjelaskan bahwa padat karya tahun 2020 ini mengambil lokus pada Daerah Irigasi Teknis Mbay.

Mengapa Irigasi Mbay ?

Pertama, sesuai arahan Bupati Nagekeo, padat karya fokus pada irigasi teknis Mbay. Pertimbangannya, bilamana kita menangani irigasi teknis Mbay 3500 ha, maka kita akan memproduksi padi/beras dalam jumlah besar yang selanjutnya bisa disuplai ke desa-desa di wilayah Nagekeo yang daya belinya rendah.

Kedua, di daerah irigasi teknis Mbay memang menyimpan persoalan sangat kompleks, baik kelembagaan petani maupun infrastruktur irigasi Mbay itu sendiri.

Kebijakan pola padat karya, mulai didorong saat pandemi Covid-19 melanda tanah air. Melalui padat karya, petani yang juga adalah tenaga kerja terdampak Covid-19, bisa mendapat penghasilan dari pekerjaannya.

Ada yang namanya penganggur tetap, ada pula yang musiman atau sementara / setengah menganggur. Di masa pandemi Covid-19, petani mengalami pengangguran sesaat. Pendapatan rendah, daya beli menurun, karena hasil dari sawah / ladang tidak bisa dipasarkan. Pasar ditutup. Petani Mbay dan umumnya di Nagekeo menganggur.

Sejak akhir Maret 2020 Bupati Nagekeo mengeluarkan kebijakan penanganan dampak Covid-19. Secara kasat mata, tenaga kerja sangat terdampak karena tidak ada aktivitas pardagangan barang maupun jasa. Akibatnya daya beli menurun.

Dinas terkait mulai melakukan sosialisasi, menggali permasalahan, dan akhirnya didapati bahwa petani benar-benar tidak bisa menjual beras karena pasar ditutup untuk waktu tertentu.

Petani di Daerah Irigasi Mbay (kanan) berjumlah 4.396 orang dari 41 P3A.

Yang ikut ambil bagian bekerja dalam kegiatan padat karya berjumlah 3.737 petani.

Ada sekitar 600 petani tidak termasuk karena ada yang sudah berusia jompo dan ada pula yang berprofesi sebagai ASN. ASN ikut serta bekerja hanya tidak mendapat upah (tidak dibayar).

Rata-rata warga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemda yang sudah alokasikan dana covid untuk masyarakat termasuk memperbaiki saliran irigasi Mbay.

Selama ini mereka keluhkan kekurangan air, sekarang terjawab. Mereka mengharapkan untuk dilanjutkan. Mereka juga menginginkan agar kualitas pekerjaan dan anggaran yang dikeluarkan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan padat karya, kualitas pekerjaan terjamin karena mereka sendiri yang bekerja.

Kondisi infrastruktur irigasi masih banyak yang belum tertangani. Total ada 132.042 m saluran tersier. Sudah permanen 37.354, 50 m. Yang belum permanen 94.687,50 m

Dengan dana covid, ditargetkan bisa terbangun 12.106 m. Lagi 82.581 m yang belum dikerjakan. Inilah yang petani kehendaki untuk dilanjutkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved