Berita Timor Leste
Anggaran Fantastis Amerika untuk Hancurkan Timor Leste Terungkap Pasca Temui Presiden Soeharto
Selama lima tahun serangan tersebut, sebanyak 200.000 orang menjadi korbannya, itu sepertiga dari populasi Timor Leste, menurut Noam Chomsky
"Ini adalah negara yang banyak berbisnis dengan kami," katanya.
Pelanggaran hak asasi manusia seperti penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, serta pembatasan kebebasan berbicara, pers, berkumpul, dan berserikat adalah hal yang biasa.
Melalui dukungan, senjata AS, pelatihan dan dukungan militer mengalir masuk.
Militer Indonesia memperoleh senjata asal AS dan manfaat dari pelatihan militer dari AS.
Amerika Serikat mentransfer senjata senilai 328 juta dollar AS (Rp4,6 T) senjata.
Kemudian suku cadang bernilai hampir 100 juta dollar AS (Rp1,4 T), merupakan ekspor senjata komersial ke rezim Jakarta dalam dekade terakhir.
Pelatihan militer juga signifikan selama periode ini, Departemen Pertahanan mengalokasikan lebih dari 7,5 juta dollar AS (Rp105 miliar) dalam pendanaan program Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional (IMET) untuk tentara Indonesia.
Tentara Indonesia yang dipersenjatai dengan senjata dan pelatihan AS ditugaskan untuk melukai, membunuh, dan menyiksa.
Namun, Washington akhirnya dipaksa memutuskan hubungan militer dengan Jakarta karena penyalahgunaan kekuasaan oleh militer, pelanggaran hak asasi manusia, pembantaian, dan pembunuhan di luar hukum.
Pada tahun 1991, hubungan militer dihentikan setelah Pembantaian Santa Cruz di mana petugas keamanan Indonesia menembak ke kerumunan demonstran yang damai, menewaskan 271 orang.
Hubungan itu pulih sebagian pada tahun 1995, kemudian diputuskan lagi setelah tanggapan militer dan milisi yang brutal terhadap referendum kemerdekaan Timor tahun 1999.
* Ternyata Timor Leste Pernah Jadi Medan Perang Mengerikan Bagi 3 Negara Ini, AS, China dan Rusia?
Menurut catatan sejarah Indonesia menganeksasi Timor Leste pada tahun 1975.
Namun, terjadi penolakan oleh rakyat Timor Leste sehingga berujung pada bentrokan bersenjata antara gerakan sparatis yang menginginkan kemerdekaan Timor Leste.
Pertempuran pun tak bisa dihindari, antara Timor Leste yang waktu itu masih bernama Timor Timur dengan tentara Indonesia.