Media Gathering Akhir Tahun, Bank NTT Dorong Sinergi dan Kolaborasi dengan Jurnalis
Kritik memberikan daya dorong sehingga secara internal mampu melihat dan merefleksi kembali hal yang patut diperbaiki
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
Media Gathering Akhir Tahun, Bank NTT Dorong Sinergi dan Kolaborasi dengan Jurnalis
POS-KUPANG.COM | KUPANG - "Kemitraan antara Bank NTT dan para awak media butuh sinergitas dan kolaborasi peran masing-masing. Hal itu menjadi modal sumber daya untuk berhadapan dengan tantangan yang kompleks ke depan."
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT), Hary Alexander Riwu Kaho dalam acara Media Gathering Akhir Tahun 2020 di Rumah Makan Suka Ramai Seafood, Rabu (16/12/2020).
Hary menjelaskan, media gathering yang dilakukan adalah bentuk syukur Bank NTT atas kemitraan yang telah terjadi berupa kontribusi pemberitaan yang bersifat menguatkan peran serta Bank NTT dan kritik yang membangun Bank NTT. "Kritik memberikan daya dorong sehingga secara internal mampu melihat dan merefleksi kembali hal yang patut diperbaiki, dan disempurnakan" ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hary memaparkan bagaimana pertumbuhan kinerja keuangan bank NTT pada beberapa aspek yang mengalami pertumbuhan luar biasa. Berdasarkan data per 16 Desember 2020, Bank NTT mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp12.023.000.000.000 (Dua belas triliun dua puluh tiga miliar rupiah).
Jumlah tersebut terdiri dari Giro sebesar Rp3.304.000.000.000 (Tiga triliun tiga ratus empat miliar); Tabungan sebesar Rp3.774.000.000.000 (Tiga triliun tujuh ratus tujuh puluh empat miliar); dan Deposito sebesar Rp4.944.000.000.000 (Empat triliun sembilan ratus empat puluh empat miliar).
Total dana yang telah disalurkan dalam bentuk pinjaman sendiri mencapai Rp10.762.000.000.000 (Sepuluh triliun tujuh ratus enam puluh dua miliar) dan total aset sebesar Rp15.972.000.000.000 (Lima belas triliun sembilan ratus tujuh puluh dua miliar). Laba pun baru sekitar Rp302 miliar.
"Data ini bersifat sementara karena secara tahunan baru bisa dilakukan penyampaian data yang valid setelah bank diaudit. Prosesnya sementara dilaksanakan. Namun, angka ini menunjukkan optimisme kuat di tengah pandemi. Ketika semua sulit dalam segala hal, tapi tingkat kepercayaan masyarakat dapat diukur melalui penghimpunan DPK dalam Bank NTT. Ada tingkat keyakinan yang tinggi terhadap Bank NTT sehingga dana masyarakat boleh dipercayakan dan disimpan oleh Bank NTT," katanya optimis.
Bank NTT Persiapan Go TKB 2
Bank NTT pun sedang mempersiapkan diri untuk meningkatkan tingkat kesehatan bank dari komposit tiga menjadi komposit dua pada Juni 2021 dan Bank Devisa pada tahun 2023. Hal itu tertuang dalam action plan pada program Go TKB 2. Langkah perbaikan pun dilakukan pada berbagai sisi. Dari sisi kredit tentunya ia harapkan menjadi lebih sehat. Untuk sisi permodalan, sudah ada dukungan dari pemegang saham pengendali, pemegang saham seri A, dan pemegang saham seri B. Bank NTT diharapkan memiliki modal inti minimal sebesar Rp3 triliun.
Tak hanya itu, Bank NTT terus melakukan transformasi digitalisasi/elektronifikasi dan transformasi budaya kerja. Semua telah tertuang dalam road map dan action plan Go TKB 2. Transformasi juga dilakukan dalam sisi layanan yakni sentralisasi report dan smart bank. "Bank NTT akan terus kembangkan inovasi produk yang sudah direncanakan dalam tahun buku 2021," sebut Hary.
Direktur Kepatuhan Bank NTT, Hilarius Minggu menambahkan, tingkat kesehatan Bank NTT berada pada kategori cukup sehat atau komposit tiga. Ke depan, Bank NTT diharapkan pada awal tahun 2023 menjadi Bank Devisa, serta Digital Banking. "Kalau digital banking itu semuanya nasabah yang input sendiri. Mau buka rekening bukan lagi pegawai bank yang buka, tapi nasabah isi sendiri data. Sekarang kita masih elektronik banking," urainya.
Untuk mencapai dua hal tersebut, kata Hilarius, Bank NTT harus memperbaiki tingkat kesehatan bank menjadi sehat atau komposit dua pada Juni 2021. Ada empat hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan tingkat kesehatan bank adalah Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas, dan Permodalan. Dalam sisi profil risiko, ada delapan risiko, yang mana risiko kredit dan operasional menjadi risiko yang lebih menonjol. Terkait GCG, Bank NTT perlu turun ke kantor-kantor cabang untuk memantau langsung aktivitas bank di daerah.
Hilarius melanjutkan, sejak diluncurkan Go TKB 2 pada Senin (30/11/2020) lalu, Bank NTT mulai melakukan beberapa pembenahan, baik pada tatakelola struktur, proses, dan outcome. Terkait struktur organisasi, Hilarius mengakui belum lengkap karena kekurangan satu direktur. Terkait dengan proses, ada pula komitmen-komitmen yang harus dijalankan. "Saya ambil contoh, setiap pemberian kredit, harus dibawa ke komite, tidak lagi di cabang saja," tandasnya.
Acara yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh awak media, baik media cetak, media daring, bahkan media elektronik. Para awak media pun memberikan sejumlah pertanyaan dan berdiskusi bersama pimpinan Bank NTT.
Baca juga: Bupati Sikka Tinjau Lokasi Abrasi di Pantai Wairhubing
Baca juga: BRI Ulang Tahun ke 125, Pos Kupang Berkunjung ke BRI Cabang Kupang
Baca juga: Rencana Pernikahan Luna Maya Dibocorkan Sahabat, Akhirnya Terkuak Nama Calon Suaminya, Ariel NOAH?
"Mudah-mudahan melalui teman-teman media, peran Bank NTT bisa diberitakan semakin luas supaya masyarakat semakin tahu ada Bank NTT yang bisa diberdayakan untuk bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat membangun NTT sejahtera," tutup Hary. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)