Opini Pos Kupang
ADVEN, NATAL DAN PILKADA
Umat Kristen ( Katolik Roma dan Protestan) sejagat Tahun Liturgi memasuki masa Adven. Adven dari kata latin adventus artinya kedatangan
Pertobatan membawa kita pada sebuah hati yang legah karena kemurnian hati yang memantaskan kita menerima Sang Juru Selamat yang membawa kemenangan. Kemenangan karena Dia yang mati untuk menebus dosa umat manusia.
Semua yang terlibat dalam proses Pilkada diharapkan bertobat karena mungkin dalam proses Pilkada telah melakukan hal-hal diluar ajaran kristiani. Hal ini penting agar kemenangan dan kekalahan yang diperoleh merupakan kemenangan dan kekalahan yang bermartabat.
Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Itulah pesan Kristus Sang Juru Selamat, Guru Ilahi, Pendekar Rakyat Tertindas, Pemimpin sejati yang menjaman.
Pemimpin terpilih oleh rakyat, ia datang dari rakyat dan untuk rakyat karena itu pemimpin wajib hukumnya untuk melayani semua rakyat. Kepentingan politik mesti melebur, cair, bersatu merajut dalam kebersamaan.
Suku, Agama, Ras antargolongan hilang, sirna dihempas angin kebersamaan, kerukunan, cinta kasih, toleransi. Bukankah pemimpin terpilih dipundaknya ia memikul tanggungjawab untuk melayani.
Ia adalah pemimpin bukan penguasa. Pemimpin adalah pelayan karena pelayan maka kerendahan hati untuk mendengarkan keluh kesa masyarakat. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya menandakan Ia rendah hati.
Kerendahan hati untuk mendengarkan seluruh kaum papa yang mana suaranya telah mensukseskan pesta demokrasi dan telah memposisikan calon pemimpin disinggasana kekuasaan.
Kelahiran Yesus menggemparkan dunia. Para raja dari timur datang menyembah-Nya. Dengan membawa emas, mur dan kemenyan. Yesus masih bayi tetapi dihormati oleh para raja karena mereka yakin bahwa Yesus adalah raja yang akan menguasai seluruh umat manusia, kendatipun dalam sejarah Yesus disalibkan.
Emas, mur dan kemenyan yang dibawah oleh raja bukan simbol kekayaan yang akan diberikan kepada Yesus melainkan simbol penghormatan terhadapYesus sendiri. Dan Yesus dalam berbagai kesaksian para murid yang dikisahkan dalam injil tidak menggambarkan tentang kemewahan atau kekayaan yang dimiliki olehYesus.
Para pemimpin terpilih banyak godaan yang datang untuk menawarkan diri agar masuk dalam lingkaran kekuasaan, agar dengan demikian memiliki daya untuk ambil bagian dalam mempengaruhi kekuasaan.
Realitas politik menunjukan pemimpin yang cenderung dipengaruhi oleh kekuatan luar yang memiliki kepentingan politik terselubung cenderung mencelakakan. Oleh karena itu pemimpin terpilih waspadalah terhadap kelompok ini.
Tidak hanya kelompok luar yang membahayakan tapi orang dekat sangat potensial untuk menjadi musuh dalam selimut. Terkadang tim Sukses menjadi bumerang karena kurang kebagian atau kejipratan dari konsekwuensi dari sebuah kemenangan atau kekuasaan (proyek, jabatan dan lain-lain).
Yesus memiliki duabelas rasul yang awalnya setia mendampingi Yesus dalam mengajarkan murid atau umat-Nya. Namun Yudas Iskariot menjadi pengkianat Yesus. Pemimpin terpilih waspadalah di sekelilingmu akan banyak Yudas-Yudas yang mengkianatimu. Sikap mendua dalam Pilkada akan melahirkan Yudas.
Orang yang tidak memiliki sikap politik yang jelas akan menjadi Yudas. Karena militansi, kecintaan, keberpihakan tidak jelas. Orang ini dikategorikan manusia oportunis yang takut akan konsekwuensi terhadap sebuah pilihan.
Tapi ini sebuah realitas politik yang sulit untuk dihindari karena memilih pemimpin di saat ini (Pilkada) setiap sikap atau pilihan politik memiliki konsekunsi masing-masing. Terlibat dalam kubu tertentu dan kubu tersebut menang yang bersangkutan aman. Tapi kalau kalah tidak diperhitungkan/ keluar gelanggang.