Waspada Lahar Dingin Gunung Lewotolok

Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata erupsi sebanyak lima kali, Jumat (4/12/2020)

Editor: Kanis Jehola
Kolase POS-KUPANG.COM/Ricardus Wawo
Hujan Batu Akibat Gunung Ile Lewotolok Membuat Warga Panik dan Takut, "Tuhan Tolong, Ini Hujan Batu" 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA -Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata erupsi sebanyak lima kali, Jumat (4/12/2020). Pertama terjadi sekitar pukul 05.31 Wita, menghembuskan kolom abu setinggi 1.000 meter di atas puncak.

Erupsi itu direkam seismogram dengan amplitude 15 mm dan durasi kurang lebih 48 detik.

Erupsi kedua terjadi sekitar 06.21 Wita. Gunung Lewotolok mengeluarkan kolom abu setinggi 800 meter dari puncak yang disertai gemuruh lemah.

Baca juga: Prabowo Merasa Dikhianati Edhy

Erupsi ketiga terjadi pukul 07.19 Wita, dengan tinggi kolom abu teramati lebih 500 meter di atas puncak atau 1.923 meter di atas permukaan laut.

Erupsi keempat terjadi sekitar pukul 08.22 Wita. Ile Lewotolok mengeluarkan kolom abu setinggi 500 meter. Sedangkan erupsi kelima terjadi sekitar pukul 10.25 Wita. Namun, kolom abu tak terpantau.

"Saat ini, Gunung Lewotolok berada pada tingkat aktivitas level III (siaga)," jelas Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian melalui pesan singkat, Jumat kemarin.

Baca juga: RS Siloam Kupang Deteksi Covid-19 Dokter Hans Puji Isothermal Test

Stanislaus mengimbau masyarakat dan wisatawan tak melakukan pendakian. Masyarakat dilarang beraktivitas dalam zona bahaya yakni radius sekitar empat kilometer dari kawah Gunung Lewotolok.

Sementara itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) menyatakan bahwa potensi lahar dingin akibat erupsi Gunung Lewotolok bisa saja terjadi akibat hujan dengan intensitas yang tinggi.

"Potensi lahar dingin bisa saja terjadi karena memang produk dari erupsi 29 November yang lalu akan terkonsentrasi di lereng Gunung Lewotolok dan jika hujan dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan banjir lahar dingin di aliran-aliran sungai yang terhubung dari gunung ini," kata Penyelidik Bumi Madya PVBMG Bandung Ugan Siang saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Desa Laranwutun, Kamis (3/12/2020).

Ugan mengatakan hal ini harus diwaspadai oleh masyarakat atau warga yang rumahnya berada tepat di jalur-jalur aliran sungai yang terhubung dengan Gunung Lewotolok karena sangat berbahaya.

Ia menyebut bahwa sungai-sungai yang berasal dari Gunung Lewotolok berdasarkan pemantauan mereka, berada di kali mati, lalu kali di Desa Lamawolo dan juga Kali Jontona yang semuanya berada di kawasan rawan bencana (KRB) atau zona.

"Oleh karena itu kalau terjadi hujan dengan intensitas besar maka direkomendasikan agar warga menjauhi sungai, kali mati atau jalur aliran air dari gunung. Sebab bisa jadi kena dampak langsung bahaya sekunder dari gunung api," ujar Ugan.

Sejak erupsi pada 29 November lalu hingga saat ini, Ili Lewotolok belum mengeluarkan lava pijar, namun material vulkanik seperti batu-batuan kerikil dan debu vulkanik sudah keluar dari kawah tersebut. (ll/kompas.com/ant)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved