Berita Timor Leste

Kekayaan Menipis dan Terancam Bangkrut, Kini Timor Leste Hidup di Bawah Ketiak China, Benarkah?

Kekayaan Menipis dan Terancam Bangkrut, Kini Timor Leste Hidup di Bawah Ketiak China, Benarkah?

Editor: maria anitoda
Grid.id
Kekayaan Menipis dan Terancam Bangkrut, Kini Timor Leste Hidup di Bawah Ketiak China, Benarkah? 

POS-KUPANG.COM -  Kekayaan Menipis dan Terancam Bangkrut, Kini Timor Leste Hidup di Bawah Ketiak China, Benarkah?

Sejak Timor Leste lepas dari Indonesia dan menjadi negara merdeka sendiri di tahun 1999, belum mengalami perubahan yang berarti.

Baca juga: Juara MotoGP 2020, Joan Mir Dapat Hadiah dari Valentino Rossi, Ini Alasannya

Baca juga: Setelah Tebas Istri, Marianus Mencoba Bunuh Diri

Baca juga: Sering Memakan Korban, Tikungan Maut di Sirkuit Catalunya bakal Diubah

Bahkan Timor Leste yang dahulu masuk NKRI sebagai Provinsi Timor Timur ini menjadi negara termiskin di dunia.

Tak hanya hutang dari Australia dan China, Timor Leste juga mendapat sumbangan dari negara-negara lain untuk menopang perekonomiannya.

Sumber minyak bumi sebagai sumber penghasilan utamanya belum mampu menutupi pendapatan negara.

Selain itu, yang membuat Anda bertanya-tanya tentu saja dari mana Timor Leste mendapatkan uang untuk membangun negaranya.

Sementara yang kita ketahui selama ini, negara tersebut sering mendapat bantuan dari Australia dalam royalti minyak.

Lalu, Timor Leste juga mendapatkan uang dari utang negara yang diambil dari Bank Exim China.

Selain dari Australia dan China, ternyata Timor Leste juga mendapatkan sumbangan dalam jumlah fantastis tiap tahunnya dari negara ini.

Menurut Reuters, diketahui Amerika Serikat adalah negara yang memberikan sumbangan tiap tahun kepada Timor Leste.

Hal itu terungkap tahun 2003, setelah AS berencana memangkas 40 persen bantuannya untuk dialihkan ke Irak.

Ramos Horta mengatakan pada saat itu, Washington berencana memangkas 25 juta dollar AS bantuan, yang dijanjikan untuk Timor Leste.

Pasalnya Washington pada saat itu, menghabiskan hampir 100 miliar dollar AS untuk pembangunan kembali Irak, dan itu membeban anggaran bantuan luar negerinya.

Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik Rp 9.500

Baca juga: Aksi Peduli Guru Honorer Indonesia Rohaniwan Galang Dana lewat Olahraga

Baca juga: Sule Sindir Pedas Teddy Pardiyana Mantan Suami Mendiang Lina Jubaedah Usai Singgung Nasib Bintang

Timor Leste sebagai negara termiskin di dunia, menerima bantuan 150 juta dollar AS (Rp2,1 T, dalam kurs saat ini) setiap tahun dari negara yang dipimpin AS, seperti Australia dan Jepang.

Hampir setiap tahun setelah merdeka dari Indonesia, 40 persen orang Timor Leste tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Sementara 60 persen buta huruf dan sekitar 8 persen anak meninggal sebeluk usia satu tahun, menurut lembaga bantuan.

Sementara itu sejak awal kemerdekaan negara itu, mereka masih bergantung pada minyak dan gas bumi sebagai sumber penghasilannya.

Tahun 2003, Timor Leste dan Australia memberlakukan Perjanjian Celah Timor, yang akan memberi Timor Leste 90 persen royalti minyak dan gas dari ladang-ladang di zona yang dimiliki bersama di Laut Timor.

Diperkirakan akan mencapai 5 miliar dollar AS selama 20 tahun dari 2004.

Kedua negara juga menandatangani kesepakatan di ladang Greater Sunrise, yang berada di zona bersama, yang akan memberi Timor Lorosa'e hanya 18 persen dari royalti dari lapangan.

Timor Leste berharap untuk mengubah perbatasan laut untuk memberinya lebih banyak royalti dari Greater Sunrise, sebuah tindakan yang ditentang Australia.

Ramos Horta mengatakan pembicaraan tentang ini akan segera dimulai dan dia berharap pembicaraan itu tidak lebih dari satu atau dua tahun.

Masalahnya hampir seperti hitam dan putih, katanya.

Dia mengatakan bahwa jika konvensi Hukum Laut diikuti dengan ketat dalam menggambar ulang perbatasan, Greater Sunrise akan jatuh secara eksklusif ke dalam yurisdiksi Timor Leste.

Baca juga: Faktor Buruknya Penampillan Valentino Rossi pada MotoGP 2020, The Doctor Makin Menua? SIMAK INFO

"Kami percaya pihak Australia akan adil, adil, dan akan menunjukkan itikad baik dan solidaritas dengan Timor Leste."

Dengan perayaan ulang tahun kurang dari sebulan lagi, Ramos-Horta mengatakan langkah-langkah telah dibuat di bidang-bidang seperti perdamaian dan stabilitas, tetapi terlalu dini untuk menilai keberhasilan atau kegagalan bangsa secara keseluruhan.

"Saya katakan kita harus menunggu beberapa tahun (untuk melihat) apakah Timor Leste telah menjadi negara yang demokratis, berkelanjutan, stabil, dan layak," katanya saat itu.

"Saya tidak ragu. Saya tahu kami melakukan jauh lebih baik daripada banyak situasi pasca konflik serupa," tambahnya.

* Politisi Malaysia ungkit Masalah Timor Leste, Sebut  Timor Timur lepas dari NKRI Gegara Kegagaran Presiden ini

Hubungan Indonesia dan Malaysia ketap pasang surut. Negeri jiran ini kerap mengakui Indonesia sebagai negeri serumpun , namun pemerintah dan politisi negeri Melayu kerap membuat bangsa Indonesia naik pitam

Buka saja mengklaim wilayah NKRI masuk dalam wilayahnya tetapi juga mengklaim sejumlah kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya negara itu

Kini politisi Malaysia kembali membuka luka lama Indonesia yang menyebut lepasknya Timor Leste dari Indonesia merupaan kegagalan sosok presiden Indonesia ini 

Bukan rahasia lagi jika Malaysia dan Indonesia menjadi musuh bebuyutan sejak lama.

Sejak tahun 1960-an, Indonesia selalu dianggap musuh bebuyutan oleh Indonesia.

Bahkan ketegangan kedua negara ini nyaris membuat marah Bung Karno hingga menyerukan sebuah kalimat ganyang Malaysia

Selain itu dalam beberapa kasus Malaysia juga tak jarang membuat klaim seperti budaya indonesia , hingga pulau milik Indonesia.

Hal itu membuat publik Indonesia pun juga tak jarang melontarkan umpatan pada negeri Malaysia karena sering seenaknya sendiri melakukan klaim.

Baca juga: Sering Memakan Korban, Tikungan Maut di Sirkuit Catalunya bakal Diubah

Baca juga: Striker Arema FC Pernah Dapat Tawaran Klub Thailand dan Malaysia, Simak YUK

Selain itu, tak hanya masyarakat politisi Malaysia pun tak jarang melontarkan kritikan kepada Indonesia secara pedas.

Termasuk mengungkit soal Timor Leste yang lepasa dari Indonesia 18 tahun silam.

Menurut New Mandala, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Zam Maidin, pernah mencemooh Indonesia karena gagal mempertahankan Timor Leste.

Dia juga melontarkan ejekan kepada Presiden Indonesia ini, bahkan menyebutnya hendak membubarkan Indonesia.

Zam Maidin, menyebut mantan Presiden Indonesia Habibie membubarkan Indonesia, karena membiarkan Timor Timur lepas dari Indonesia.

Dia juga mengatakan sebagai Presiden Reformasi Habibie gagal total, membiarkan Timor Timur Lepas melalui referendum tahun 2002.

Tetapi Faktanya, Timor Timur tidak pernah menjadi bagian dari Indonesia, karena dianeksasi secara paksa kemudian dijadikan provinsi ke-27 pada Desember 1975.

Setelah kepergian Portugis dari Timor Timur, Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, memerintahkan Invasi Timor Timur.

Namun, setelah puluhan tahun perjuangan bersenjata, Timor Timur akhirnya diakui sebagai negara berdaulat menjadi Timor Leste.

Tentu saja Zam Maidin tidak sepenuhnya dikenal sebagai pemasok fakta yang telah diteliti dengan baik, atau bahkan wacana yang beradab, dalam hal ini.

Ketertarikan mereka pada "fakta" adalah untuk digunakan semata-mata sebagai palu godam politik untuk melawan musuh-musuh mereka.

Meskipun demikian, yang menarik di sini adalah suntikan xenofobia dalam serangan hominem yang biasa mereka lakukan terhadap Anwar Ibrahim sebagai oposisinya.

Takut akan tetangga yang besar dan berkuasa, Indonesia bukanlah hal baru di Malaysia, dimulai dengan Konfrontasi pada awal 1960-an.

Indonesia selalu dianggap di Malaysia sebagai kekacauan berdarah.

Hal ini terutama terjadi pada era pasca- Reformasi (1998 dan seterusnya).

Ketika terjadi serentetan bom bunuh diri oleh Jemaah Islamiyyah (JI), konflik agama di Poso dan Ambon, konflik etnis di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Hingga insiden pembakaran gereja di Tangerang dan Bekasi, penyerangan masjid dan pengikutnya Ahmadiyah di Cikeusik dan Sampang, belum termasuk, berbagai demonstrasi massa yang sering diorganisir di Jakarta Pusat dan kota-kota besar lainnya.

Insiden-insiden ini telah ditahan oleh para politisi yang menolak secara demokratis di Malaysia sebagai contoh mengapa kebebasan yang tidak terkekang.

Seperti yang dilakukan oleh demokrasi "gaya Barat" merusak perkembangan ekonomi dan kerukunan etnis negara (Reformasi bantutkan ekonomi , Utusan Malaysia, 29 Februari, 2012).

Demokrasi yang dipromosikan oleh Barat berfungsi untuk menyebarkan hedonisme dan anarkisme karena supremasi hak dan kebebasan individu mengurai tatanan sosial yang mengikat dari nilai dan norma budaya dan agama tradisional (Kebebasan, hak asasi manusia agama baru dunia), Utusan Malaysia, 31 Juli 2011).

Ancaman lain yang ditimbulkan oleh Indonesia, sebagaimana ditafsirkan oleh kekuatan konservatif di Malaysia, adalah budaya pluralisme agama dan wacana dan ideologi Islam yang beragam.

Indonesia selalu dilihat oleh para pelopor Islam di Malaysia sebagai benteng Islam liberal dan sekularisme, sebuah praktik yang tidak pantas bagi negara berpenduduk Muslim di dunia (Bahaya pluralisme agama, Utusan Malaysia, 14 Desember 2010).

Bagi Malaysia Cendekiawan Muslim Indonesia seperti Nurcholish Madjid, Harun Nasution, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan lainnya.

Dianggap berbahaya karena mereka cenderung menyesatkan Muslim Melayu yang tidak curiga dan naif untuk percaya bahwa Islam cocok dengan sekularisme, yang berdiri sejajar dengan agama lain dan bukan kepemilikan tunggal satu kelompok etnis.

Oleh karena itu, tujuan kaum konservatif religius di Malaysia bukanlah untuk membiarkan keyakinan Islam, sebagaimana ditafsirkan dan dipraktikkan secara monopolistik di negara itu, untuk berpindah dan bermutasi ke dalam bentuk Indonesia yang beraneka ragam.

Dengan kata lain, serangan politik oleh Malaysia sebenarnya hanya ketakutan yang ditimbulkan oleh berbagai isu yang berkembang di Indonesia, membuat negeri Jiran ketakutan sendiri.

Indonesia dipandang sebagai negara yang besar,agama, politik dan kebabasan di Indonesia dicap sebagai ancaman oleh negeri Jiran.

* Setelah Ditinggal Indonesia, Warga Timor Leste Saling Bunuh Gegara Isu Santet, PBB Sampai Angkat Tangan

Timor Leste yang selama bergabung dengan Indonesia bernama Timor Timur sempat mengalami kekacauan akibat tidak adanya kepastian hukum di negara baru itu

Salah satu peristiwa yang menghebohkan adalah adanya isu tukang sihir dan ilmu santet yang membuta warga negara itu saling tuduh dan bunuh membunuh

Meskpun itu tidak masuk akal namun keperyaan warga setempat membuat PBB sampai kelimpungan dan hampoir menyerah dengan aksi brutal warga

Gejolak di Timor Leste bukan saja urusan politik. Namun ada juga urusan yang tak masuk akal dan ilmu pengetahuan

Bahkan sampai ada kabar wanita pemilik ilmu sihir sampai terbang di atas kota

Mereka yang dituduh memilikih ilmu sihir pun diburuh dan dibunuh

Masyarakat di negara miskin ini masih sangat percaya dengan ilmu hitam. Sehingga seseorang yang sakit dan sulit disembuhkan atau meninggal dan dianggap tak wajar maka, pihak keluarga mulai menuduh orang lain menggunakan ilmu hitam berupa santet yang jadi penyebab

Sebagai negara kecil dengan kemiskinan tinggi, Timor Leste dipandang sebagai negara yang masih terbelakang.

Tak heran jika banyak hal berbau mistis masih sangat melekat kuat dalam kepercayaan masyarakat di sana.

Bahkan fenomena-fenoma gaib tak jarang dilaporkan sejak negara tersebut memutuskan merdeka dari Indonesia, hingga beberapa tahun terakhir.

Seorang penulis Warren L.Wright BA LLB, mengisahkan bagaimana runtut pembunuhan terjadi di Timor Leste didasari praktik ilmu sihir.

Daun bidara bermanfaat untuk menangkal sihir, mengusir santet, dan obat rukyah. (hits.Grid.Id)
Menurut laporannya pada 22 Desember 2012, sebuah kasus pembunuhan terjadi di sub-distrik Maubisse di distrik selatan Ainaro.

Pembunuhan itu terjadi dengan tuduhan praktik ilmu sihir dalam perselisihan antar keluarga.

Polisi kemudian memburu empat orang yang diduga terlibat kasus tersebut, kemudian melakukan penyelidikan.

Polisi juga mewawancarai saksi dan tetangga di daerah tersebut untuk menentukan penyebab terjadinya pembunuhan.

Pengawas bernama Orlando Gomes melaporkan motif pembunuhan itu.

"Motif dari kasus tersebut adalah dua keluarga di daerah tersebut saling menuduh melakukan sihir," lapor Radio Timor Leste, 2012.

Namun, ini bukan satu-satunya kasus yang dilaporkan di Timor Leste , faktanya ada seabrek kasus serupa yang melibatkan ilmu sihir.

Pada bulan September 2000, hal ini pertama kali menjadi fokus perhatian sistem peradilan ketika empat pria diadili karena diduga menyiksa dan membunuh seorang wanita tua yang dituduh melakukan sihir.

Fakta-fakta dari kasus tersebut terungkap di pengadilan di Baucau , kota terbesar kedua di Timor Leste

Seorang wanita berusia 62 tahun dibunuh di wilayah paling timur Los Palos pada bulan Desember 1999.

Menurut penuntutan, wanita itu disiksa dan dibiarkan mati oleh empat pria setelah dituduh membunuh anak-anak dengan sihir.

Dalam kasus lain, pada 7 Januari 2007, tiga perempuan yang dituduh sebagai penyihir dibunuh dan dibakar bersama rumahnya di Timor Timur

Ketiga perempuan itu, berusia 70, 50 dan sekitar 25 tahun, dibunuh di Maubaralisa ( Kecamatan Maubara , Kabupaten Liquica ), sekitar 40 km sebelah barat ibukota Dili

Mereka adalah Bui-dau, 70, Flora, 50, dan seorang wanita (tak dikenal) lainnya berusia sekitar 25 tahun, mereka dituduh sebagai penyihir, lalu tiga tersangka itu ditangkap.

Pada bulan Mei 2009, masalah santet kembali menjadi berita utama nasional dengan penyiar nasional Timor Leste , RTTL,

Mereka melaporkan bahwa Wakil Komandan Polisi Nasional Timor Leste Inspektur Afonso de Jesus telah meminta penduduk di ibukota Dili untuk tidak percaya pada rumor bahwa ada seorang penyihir bernama Margareta terbang di sekitar kota.

Dalam catatabbta ,Institusi dan Pengalaman Orang Timor, Andrew Harrington membahas kasus tentang sihir berikut ini.

"Dalam satu kasus yang melibatkan ilmu sihir, seorang petugas UNPol mengarahkan seorang penduduk lokal yang sangat marah yang mendekatinya dengan keluhan ini untuk menanganinya dengan cara tradisional."

Berawal dari seorang pria yang menuduh putri pelapor melakukan sihir dan mengutuk keluarganya.

Petugas UNPol (Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa) angkat tangan karena tidak memiliki kewenangan untuk menangani tuduhan ilmu hitam.

Beberapa hari kemudian, pengadu kembali dan melaporkan pada petugas UNPol bahwa dia telah melakukan apa yang diperintahkan, dan menangani masalah dengan menggunakan cara tradisional, hasilnya dia membunuh penuduh.

Contoh anekdot lainnya yang melibatkan sihir dan mekanisme penyelesaian perselisihan lokal menghasilkan hukuman yang kejam.

Penduduk desa dengan fatal meletakkan bara api di punggung (seorang tertuduh) penyihir untuk hukuman.

Perlu dicatat bahwa secara umum hukuman sihir tidak terlalu berat, tetapi hasilnya tidak selalu demikian.

Hal itu tergantung pada 'keparahan' sihir yang terlibat, atau sejauh mana pelaku kesalahan telah mengganggu sistem sirkulasi nilai dan keseimbangan sosial-kosmik komunitas di Timor Leste

Sebagian artikel ini sudah tayang di intisari.Grid.id dengan judul: PBB Sampai Angkat Tangan, Usai Merdeka dari Indonesia Banyak Rakyat Timor Leste Main Bunuh-Bunuhan Gara-Gara 'Ilmu Sihir', Banyak Rakyat Timor Leste Dituduh Gunakan Santet Untuk Hal Ini https://intisari.grid.id/amp/032450331/pbb-sampai-angkat-tangan-usai-merdeka-dari-indonesia-banyak-rakyat-timor-leste-main-bunuh-bunuhan-gara-gara-ilmu-sihir-banyak-rakyat-timor-leste-dituduh-gunakan?page=all

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved