Di Nagekeo Banyak Tempat Wisata Tidak Ada Jaringan Telepon dan Internet
Kabupaten Nagekeo memiliki sejumlah destinasi wisata yang indah dan menarik
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Kabupaten Nagekeo memiliki sejumlah destinasi wisata yang indah dan menarik.
Namun dibeberapa tempat tersebut masih ada yang belum dijangkau oleh jaringan telepon dan telepon. Sehingga sangat sulit mempromosikan tempat wisata tersebut secara langsung dari lokasi destinasi wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo, Andreas Ndona, mengatakan untuk mendukung digitalisasi khususnya destinasi wisata di desa-desa perlu jaringan komunikasi internet yang memadai.
Baca juga: Pagi Ini Ada Gempa di Kodi , Sumba Barat Daya dengan Kekuatan 4.4 SR
Apalagi aksi tersebut memanfaatkan kaum milenial yang sering menggunakan media sosial untuk promosi wisata.
Andreas menerangkan bahwa Nagekeo tidak kalah dengan daerah lain di NTT soal destinasi wisata, namun kendalanya adalah jaringan telepon dan internet. Di beberapa tempat wisata tidak bisa akses jaringan telepon dan internet.
Baca juga: Wakil Wali Kota Kupang Jabarkan Dukungan dari Tim Pengendali HIV/ADS
"Kami terus berkordinasi dengan Kementerian Kominfo karena ada beberapa titik destinasi jaringan Telkomsel saja tidak ada. Kami berharap ada jaringan internet memadai di desa-desa wisata. Kalau mau pariwisata kita maju, harus mulai dari desa," ujar Andreas saat kegiatan fasilitasi penguatan digitalisasi destinasi wisata di aula hotel Pepita Mbay Rabu (2/12/2020).
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores yang menghadirkan peserta dari Ende, Ngada dan Nagekeo hingga Kamis (3/12/2020).
Menurut Andreas pihaknya memiliki desa wisata yang sangat viral di Nagekeo yaitu Kampung Pajoreja tanpa dana dari APBD.
Sekarang menjadi desa yang luar biasa. Keunikan setiap desa yang membuat nilai lebih bakal membuat orang untuk datang.
Andreas pun berharap tiga kabupaten saling mendukung dalam bermain digital untuk promosi wisata bukan hanya promosi daerahnya sendiri.
Ia meminta agar, jangan sampai kita mempromosikan sesuatu yang tidak ada di tempat. Kalau ke Ende bisa saling mendukung dengan bantu promo di Nagekeo seperti gunung Ebulobo.
"Begitu pun dengan Nagekeo bisa mempromosikan Ende jangan hanya mempromosikan destinasi wisata di daerahnya sendiriSelain itu," ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, menyatakan dimasa normal baru ini kebangkitan pariwisata sangat baik jika dimulai dengan aktivasi sosial media atau platform digital sebagai media informasi bagi desa-desa wisata.
"Hari ini kita bersama melakukan upaya percepatan termasuk meningkatkan kualitas promosi lewat konten digital dari potensi wisata yang sudah dimiliki. Kegiatan ini dimaksudkan agar kita seirama menjemput era digital 4.0. Kita akan dorong desa wisata ini untuk mendayagunakan platform digital seperti facebook fanpage, instagram, maupun youtube dan mulai pengembangan narasi wisata yang dimiliki oleh masing-masing desa," jelas Shana.
Shana juga berharap, Desa dapat mengoptimalkan platform digital yang ada untuk kegiatan promosi desanya.
"Harapannya, tiap destinasi wisata bisa mengoptimalkan platform digital agar berdikari dalam "menjual" potensi wisata yang dimiliki. Media sosial dapat dijadikan panduan informasi bagi para wisatawan yang hendak berkunjung," ungkapnya.
Adapun jenis kegiatan meliputi pemaparan, diskusi, kunjungan ke destinasi wisata di Desa Tutubadha di Mbay, serta pendampingan langsung kepada para peserta selama dua hari oleh tim BOPLBF.
Seterusnya pendampingan akan dilanjutkan sampai desa-desa peserta secara mandiri mampu mengelola platform digitalnya masing-masing.
Selain paparan dan diskusi, serta pembuatan digital platform, para peserta juga diajak untuk melakukan kunjungan ke Desa Wisata Tathubada, Kabupaten Nagekeo.
Pada kunjungan ini para peserta diberi kesempatan mengasah kemampuan bernarasi dan membuat konten foto dalam kunjungan ke Desa Tutubadha.
Kegiatan kali ini merupakan kali kedua yang dilaksanakan BOPLBF. Kegiatan serupa juga telah dilaksanakan BOPLBF sebelumnya akhir Oktober lalu di Ruteng, Manggarai, melibatkan 15 Desa dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)