Sulitnya Dapat Logistik Bagi Korban Ile Lewotolok, Padahal Tinggal Hanya 30 Meter Dari Gudang
bantuan dari pihak swasta, sementara pemerintah baru datang mendata saja, padahal ini sudah hari keempat pasca erupsi Ile Lewotolok.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Dia juga sudah memberikan data lengkap 31 warga Jontona yang dievakuasi di rumahnya kepada pihak kelurahan. Namun, hasilnya malah nihil.
Akhirnya petang itu, Kamis (3/12/2020), sejumlah warga itu berinisiatif meminta langsung bantuan di posko utama dan mereka sempat membawa pulang beberapa tandan pisang.
Masalah yang sama juga ditemukan di RT 17/RW 06 Kelurahan Lewoleba Tengah. Di rumah Mama Len, ada 23 warga terdampak erupsi Ile Lewotolok dan tetangga di sebelah rumahnya ada 21 warga Ile Ape yang berasal dari 9 Kepala Keluarga. Di antara mereka juga ada balita dan lansia.
Dia mengaku baru mendapat bantuan dari pihak swasta, sementara pemerintah baru datang mendata saja, padahal ini sudah hari keempat pasca erupsi Ile Lewotolok.
"Kalau tidak ada bantuan tidak perlu datang ambil data," sindirnya.
Dikonfirmasi terpisah di Posko Utama eks Kantor Bupati, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata menjelaskan pihaknya sudah membentuk struktur untuk alur distribusi logistik kepada korban sejak musibah erupsi gunung itu terjadi hari Minggu kemarin.
Dia memaparkan, petugas langsung melakukan registrasi semua bantuan yang masuk, ke gudang. Setelah itu mulailah proses pendistribusian sesuai permintaan masing-masing koordinator lapangan yang meminta kebutuhan.
Seksi pergudangan akan mencatat dan memisahkan setiap logistik yang masuk untuk dibawa ke titik-titik pengungsian.
Kanis Making mengakui distribusi bantuan logistik masih lancar-lancar saja.
Dia juga membantah kalau distribusi logistik terkendala sampai ke tingkat RT dan RW. Kalau ada keluhan demikian maka itu karena satu dan dua laporan yang tercecer. Sebab, proses ini sudah ada Standar Operasionalnya yakni camat dan para lurah mendata semua pengungsi yang berada di rumah-rumah, dan sudah ada posko-posko yang besar di setiap kelurahan.
"Contoh saja, di saya punya rumah satu pengungsi, apakah saya harus minta di kelurahan beras satu karung bawa ke rumah, kalau mengungsi mandiri kita keluarga tanggung ka, masa tidak bisa," tegas Kanis. Konteks inilah yang menurutnya harus dibedakan.
Dia menjamin semua yang evakuasi mandiri di rumah warga juga berhak mendapat bantuan, namun mekanismenya dia harus melapor diri di tingkat RT dan RW. Lalu kemudian, identitasnya direkap di kelurahan dan pemerintah kelurahan membawa rekap data pengungsi itu di posko logistik.
"Selama ini dibuat begitu dan aman-aman saja," pungkasnya.
Baca juga: KPUD TTU Alami Kelebihan 1.311 Surat Suara
Baca juga: Songsong HUT ke-61, Jasa Raharja NTT Donor Darah
Baca juga: Dandim Imanda Pastikan 20 Unit MCK Segera Dibangun Tim Balak Aju di Lokasi Pengungsian Ile Lewotolok
Lebih jauh, Kanis menandaskan bahwa saat ini sudah ada 7968 warga pengungsi yang tersebar di 20 titik pengungsian. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)
