Breaking News

PRB Provinsi NTT Sedang Menguji Coba Sebuah Aplikasi Pemantau Kepatuhan Protokol Kesehatan

Sasaran pemantauan dari aplikasi ini adalah fasilitas publik yang ada di NTT kemudian hasil pantauan akan dipublikasikan.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI/SENIN
Ketua Forum PRB NTT, Buce E. Y. Ga (Tengah) bersama Ketua Forum PRB Kota Kupang, Silvester Ndaparoka (Kanan) bersama Jurnalis Pos Kupang, Michaella Uzurasi dalam Acara Ngobrol Asyik bersama Pos Kupang. 

Pada pandemi Covid-19, PRB bukan hanya melakukan penanganan terhadap penularan covid tetapi juga mengurus orang-orang yang kehilangan pekerjaan.

"Siklus PRB mulai dari upaya-upaya pencegahan hingga dengan tanggap darurat" jelas Buce

Sebelum covid-19 PRB memfokuskan pada upaya-upaya kampanye untuk mengurangi resiko bencana melalui momentum-momentum pada bulan PRB yakni pada minggu ke-2 bulan Oktober. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun.

Selain itu, PRB juga punya Hari Kesiapsiagan yang didalamnya dilakukan simulasi penanganan bencana. 

Dalam penanganan Covid-19, lanjut Buce, proses respon darurat berjalan beriringan dengan upaya - upaya pemulihan.

"Jadi berbeda dengan ketika seperti sekarang, gunung meletus di Lembata. Saat ini, ada evakuasi respon darurat pengungsi dan mungkin setelah dua atau tiga bulan kemudian dalam siklus penanganan bencana, itu baru mulai dilakukan upaya pemulihan" ungkapnya.

"Mungkin situasi daruratnya bisa diperpanjang sampai 6 bulan. Kalau kita bicara Covid ketika kita mengurusi penularan sekaligus kita mengurusi orang - orang yang di PHK yang kehilangan pekerjaan" lanjut Buce.

Dia menambahkan, pemerintah saat ini juga sudah lebih maju dalam sistem penanganan bencana.

Sementara Ketua PRB Kota Kupang, Silvester Ndaparoka mengungkapkan, sejak pertama kali wabah Covid-19 di Wuhan, dia bersama teman - temannya susah membicarakan tentang virus tersebut.

"Di Desember dan Januari itu bahkan kita sudah mulai percakapan - percakapan serius dengan teman - teman itu sudah berlangsung bagaimana membaca bencana model ini. Jadi secara teori secara pandangan teman - teman ini bahkan ada joke 'oh bencana ini bisa naik pesawat' itu dari awal - awal sudah kita diskusikan" ungkap Silvester.

"Bahkan sebelum ada Kupang 01 kita sudah ada percakapan - percakapan, kebetulan juga kami berafiliasi dengan teman - teman di gereja, kami sudah saat itu dengan teman - teman yanh ngurusi Paskah kita sudah waspadai Corona dalam urusan pawai Paskah" lanjutnya.

PRB juga melakukan perang terhadap hoax karena berita diawal penyebaran Civid-19 sangat simpang siur informasinya.

"Itu yang kita lakukan sebelum di NTT ada" kata Buce.

Sementara Silvester menjelaskan, Forum PRB Kota Kupang sendiri diakhir tahun 2019 mengagendakan konsolidasi 5 pilar dalam urusan bencana yang disebut pilar Pentahelix yakni pemerintah, dunia usaha, media, akademisi dan masyarakat. Gereja LSM dan lain lain ada di pilar masyarakat. 

"Lima pilar ini yang sebenarnya kita mau konsolidasi di 2020 tapi kebetulan karena kejutan Covid muncul di 2020 awal ya sudah energi kita alihkan ke urusan Covid sambil mengkonsolidasi lima pilar tadi dan berjalan" ungkap Silvester.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved