Gunung Ile Lewotolok Meletus
Gaspar Panik Suara Gemuruh Gunung Lewotolok Erupsi
Gunung Ile Lewotolok kembali erupsi, Minggu (29/11) pukul 09.45 Wita. Terdengar suara ledakan disertai gemuruh
Letusan disertai gemuruh juga terdengar sampai di Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok, Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape. Petugas Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian mengatakan, suara gemuruh menandakan adanya aktivitas vulkanik di dalam kawah Gunung Lewotolok.
Stanis menjelaskan, sejak erupsi awal tanggal 27 November, sudah ada tremor dengan skala kecil dan diikuti gempa vulkanik. Hal itu terpantau selama pukul 06.00-09.29 Wita.
"Sudah terpantau tremor harmoni diikuti gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam. Gempa ini berkaitan dengan aktivitas magma di dalam perut gunung. Lalu tremor, vulkanik dangkal, tremor itu mulai menuju ke puncak. Beberapa malam ini selalu teramati sinar api, kalau dia mau meletus itu pasti ada sinar api. Setelah erupsi tangga 27 mulai muncul sinar api. Informasi dari masyarakat juga teramati," paparnya.
Menurut Stanis, erupsi terjadi pukul 09.45 Wita dengan tinggi kolom abu 4.000 meter di atas puncak.
Status Siaga
Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, peningkatan aktivitas Gunung Lewotolok membuat PVMBG menaikkan status Gunung Lewotolok dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
"Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh maka pada tanggal 29 November 2020 pukul 13:00 Wita tingkat aktivitas Gunungapi Ili Lewotolok dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga)," kata Kasbani dalam keterangan tertulisnya.
Kasbani menerangkan, Ile Lewotolok sebelumnya berstatus Waspada (Level II) sejak 7 Oktober 2017. Sementara itu, baru-baru ini pada tanggal 26 November pukul 19.43 WIB gempa tremor terus terekam, dan pada tanggal 27 November pukul 05.57 Wita terjadi erupsi.
Aktivitas kegempaan sempat mengalami penurunan, namun hari ini (29/11) mulai pukul 00.00-06.00 Wita terjadi 6 kali gempa vulkanik dalam yang mengindikasikan adanya suplai magma dari kedalaman yang kembali meningkat.
"Tremor menerus kemudian muncul mulai sekitar 15 menit sebelum erupsi terjadi pada 29 November 2020 pukul 09:45 WITA," jelas Kasbani.
Erupsi pertama yang terjadi pada tanggal 27 November 2020 pukul 05.57 Wita tinggi kolom abu teramati setinggi 500 meter di atas puncak atau sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Adapun erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 4 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jela karena diikuti tremor terus-menerus.
Sedangkan erupsi kedua yang terjadi hari ini pukul 9.45 Wita tinggi kolom abu mencapai 4.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.423 meter di atas permukaan laut. Selain itu intensitas kolom abu tebal condong ke arah barat di kolom bagian bawah dan ke arah timur di kolom bagian atas.
Erupsi kedua terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 35 mm dengan durasi erupsi 10 menit diikuti tremor terus-menerus. Aktivitas masih tinggi Kasbani menyebut data pemantauan mengindikasikan bahwa aktivitas Gunung Ili Lewotolok masih tinggi dan berpotensi mengalami erupsi susulan.
Potensi bahaya saat ini menurut Kasbani adalah lontaran batu atau lava pijar ke segala arah, serta hujan abu lebat yang penyebarannya bergantung arah dan kecepatan angin.