Berita Timor Leste
45 Tahun Timor Leste Diproklamasikan Lalu Lepas dari Indonesia, Pengangguran Masih Tinggi
45 Tahun Timor Leste Diproklamasikan Lalu Lepas dari Indonesia, Pengangguran Masih Tinggi
Upaya meredakan konflik terus dilakukan Pemerintah Indonesia. Indonesia membawa masalah ini ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebelumnya Indonesia melakukan perundingan dengan Portugis. Bahkan kedua negara membuat perjanjian referendum di Timor Leste pada 5 Mei 1999.
Perjanjian kedua negara tersebut dikenal sebagai New York Agreement. PBB ikut mengawal dalam masalah ini dan membentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 11 Juni 1999.
Dewan Keamanan PBB juga menetapkan resolusi 1246 yaitu kesepakatan antara Indonesia, Portugis, dan PBB untuk menggelar referendum.
Memisahkan dari Indonesia Pada 30 Agustus 1999 digelar referendum di Timor Leste.
Ada dua pilihan dalam referendum, yakni menerima otonomi khusus untuk Timor Lestes dalam NKRI atau menolak otonomi khusus.
Hasil referendum menunjukkan sebanyak 94.388 penduduk atau 21,5 persen memilih tawaran otonomi khusus.
Sementara, 344.580 penduduk atau 78,5 persen memilih untuk menolaknya. Hasil referendum itu membuat Timor Leste menjadi sebuah negara baru.
Karena dianggap berjasa bagi kemerdekaan Timor-Leste, nama Habibie pun diabadikan di negara itu menjadi nama untuk sebuah jembatan yang ada di Kota Dili.
Baca juga: Arti Mimpi Bertemu Artis Terkenal Sesunguhnya, Pertanda Kesuksesan dan Urusan Jodoh?
Baca juga: UPDATE! Katalog Promo Alfamart Hingga Kamis 3 Desember 2020, Diskon Super Murah Beras Hingga Susu
Baca juga: PROMO INDOMARET AKHIR BULAN, Promo Indomaret Hari Ini Diskon Mi Instan, Minyak Goreng, Sampo

Pengangguran Meningkat
Sementara itu, kerumunan pemuda Timor Leste yang berdiri di depan Kedutaan Besar Portugal di Dili menjadi pemandangan yang tidak asing lagi dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka berharap mendapatkan paspor Portugal dengan harapan melihat masa depan yang lebih baik di Eropa.
Mereka begitu ingin meninggalkan negara tersebut dengan alasan minimnya lapangan pekerjaan sebagaimana dilansir dari The Interpreter, Jumat (2/10/2020).
Menurut analisis dari Sensus Penduduk dan Perumahan Timor-Leste terbaru, pemuda yang berusia antara 15 hingga 24 tahun merupakan 20 persen dari total populasi pada 2015.
Ironisnya, laporan dari Sensus Analisis Angkatan Kerja menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kelompok pemuda pada 2015 mencapai 12,3 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,8 persen.