Berita Timor Leste

45 Tahun Timor Leste Diproklamasikan Lalu Lepas dari Indonesia, Pengangguran Masih Tinggi

45 Tahun Timor Leste Diproklamasikan Lalu Lepas dari Indonesia, Pengangguran Masih Tinggi

Editor: Bebet I Hidayat
KOMPAS/EDDY HASBY
Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, 30 Agustus 1999. Antusiasme yang sangat tinggi begitu terlihat dalam pelaksanaan penentuan di Timor Timur - 21 Tahun Lepas dari Indonesia, Begini Kondisi Timor Leste Sebenarnya Sekarang, Jadi Negara Termiskin 

Pada hasil jajak pendapat pertama, organisasi partisan Apodeti (Asosiasi Demokratik Rakyat Timor) kurang mendukung pemisahan diri ini, sementara rakyat Timor menolak untuk integrasi dengan Indonesia melalui cara-cara demokratis.

Hingga akhirnya pada 28 November 1975, organisasi partisan lain, Fretilin (Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka) bersama Perdana Menteri Xavier do Amaral secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan Timor-Leste.

Nicolau Lobato, yang kemudian menjadi pemimpin pertama Perlawanan Bersenjata, diangkat sebagai Perdana Menteri negara merdeka yang baru. Deklarasi kemerdekaan menyebabkan perang saudara. 

Indonesia datang ke Timor Leste

Tidak berselang lama setelah Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975.

Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timur Leste. Namun ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.

Diberitakan Kompas.com (28/11/2019), setelah lepas dari Portugis terjadi kekosongan kekuasaan di Timor Leste.

Kekosongan diisi oleh partai pro kemerdekaan dari akar rumput, yakni Fretilin. Mereka mengambil peran semi-pemerintah.

Namun tindakan itu mendapat reaksi keras dari partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing. Pada waktu itu partai di Timor Leste ada tiga, yakni Fretilin, Uni Demokrat Timur (UDT), dan Associacao Popular Timorense (APODETI).

Fretilin ingin Timor Leste merdeka dan berdaulat sepenuhnya. UDT ingin kemederkaan Timor Leste secara bertahap, sedangkan APODETI justru Timor Leste berintegrasi dengan Indonesia.

Keinginan yang berbeda itu menimbulkan perpecahan dan terjadi perang saudara. Konflik tersebut menimbulkan banyak korban, termasuk dari rakyat sipil.

Kemudian, UDT dan APODETI meminta bantuan Indonesia untuk merendam situasi ini. Indonesia akhirnya mengirimkan pasukannya ke Timor Leste.

Upayakan damai

Kedatangan pasukan Indonesia ke Timor Leste justru semakin memperkeruh konflik. Korban-korban dari kedua pihak berjatuhan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved