Atasi Persoalan Stok Darah, RSUPP Betun Jalin Kerjasama dengan PMI Belu

Kebutuhan darah bagi pasien yang berobat di RSUPP Betun Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka setiap harinya diperlukan 2-4 kantong

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Edi Hayong
Direktris RSUPP Betun, dr. Oktelin Kuswaidi saat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Aula Kantor bupati Malaka, Selasa (24/11/2020). 

POS-KUPANG.COM I BETUN--Kebutuhan akan darah bagi pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan Betun ( RSUPP Betun), Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka setiap harinya diperlukan 2-4 kantong.

Kesulitan yang dialami adalah kadang stok darah untuk beberapa jenis golongan darah habis membuat manajemen harus mencarinya dengan menghubungi institus Polri dan TNI termasuk warga biasa.

Mengatasi persoalan ketersediaan kantong darah, manajemen RSUPP Betun kini menjalin kerjasama dengan PMI Belu sehingga seminggu sesekali bisa membantu kantong darah untuk kebutuhan pasien di rumah sakit terbaik di NTT ini.

Baca juga: JPU Kembalikan Berkas Perkara Dugaan Korupsi Sanitasi ke Penyidik Polres Belu

Direktris RSUPP Betun, dr. Oktelin Kuswaidi menyampaikan ini di sela-sela kegiatan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) di Aula Kantor bupati Malaka, Selasa (24/11).

Dikatakan dr. Oktelin, saat ini keberadaan RSUPP Betun terus berbenah diri menuju rumah sakit rujukan di perbatasan RI-RDTL. Fasilitas dan tenaga dokter sudah cukup memadai namun kendala utama yang paling mendasar adalah soal stok kantong darah bagi pasien.

Baca juga: Kepsek SMA Katolik St Gabriel Maumere Felix Wodon: Prestasi Siswa Jadi Perhatian

Mengatasi hal ini, katanya, upaya yang dilakukan manajemen adalah membuka diri untuk menjalin kerjasama dengan PMI Belu agar stok darah tidak boleh kosong di RSUPP Betun.

"Kebutuhan darah dalam estimasi kita sehari diperlukan 2-4 kantong darah buat pasien. Kita selama ini kalau pasien yang membutuhkan darah cepat, kita komunikasi dengan Polri dan TNI. Tapi kita juga musti punya stok bank darah yang sesewaktu dibutuhkan pasien, tersedia," katanya.

Untuk itu, lanjut dr. Oktelin, kerjasama dengan PMI Belu merupakan langkah penting agar setiap pekan minimal kebutuhan akan stok darah selalu ada.

"Setiap saat pasien makin banyak sehingga kita tidak bisa berpangku tangan tapi harus kerjasama. Makanya MoU dengan PMI Belu ini sangat penting. Selama ini kita jalin komunikasi dengan Polri-TNI juga sekolah untuk donor darah. Kita juga dalam mengambil darah yang sehat tidak semua darah bisa karena tidak asal ambil darah," jelasnya.

Dirinya menegaskan bahwa kerjasama ini tidak ada kaitannya dengan politik. Siapapun yang terpilih apakah 01 ataupun 02 bukan menjadi urusan jajaran kesehatan. Namanya petugas kesehatan tetap bekerja lurus dan tidak mencampuri urusan politik.

"Tugas manajemen rumah sakit adalah bagaimana merawat pasien tanpa membedakan satu dengan lain agar sehat dan sembuh dari penyakit. Kita rawat orang tanpa perbedaan mau nomor 1 atau nomor 2 kami tidak ada urusan," tegas Oktelin.

Ketua PMI Belu, Drs. Bona Bowe menegaskan, pihaknya ditunjuk sebagai Koordinator PMI Wilayah Malaka, Belu, TTU, TTS. Lembaga ini mengurus kemanusiaan sehingga tidak ada kaitannya dengan politik.

"Saya cuma usulkan kepada pemda Malaka supaya bisa carikan lahan untuk markas UTD dan PMI seluas 3.500 meter persegi. Bila perlu hibahkan karena PMI ini akan ada sepanjang republik ini masih ada," tegas Bona.

Dirinya berharap perlu ada pendonor sukarela usia 17-40 tahun karena kebutuhan akan darah makin tinggi. Bagi PMI Belu, sangat siap menjawabi kebutuhan akan darah yang diperlukan RSUPP Betun. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved