Asmau Pasien Pertama Covid19 di NTT
14 Hari di Kamar Isolasi Covid-19 Saya Memilih Tetap Hidup
14 Hari di Kamar Isolasi Covid-19 RSUD Yohannes Kupang, Elyas Yohanis Asmau Pasien Pertama Covid-19 di NTT Memilih Tetap Hidup
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Menunggu hasil dari rumah sakit, EL terus mengisolasi diri di kamar hingga 14 hari. Karena tak ada kabar dari rumah sakit El berkesimpulan dirinya tak tak terpapar Covid-19 sehingga mulai keluar rumah dan berpergian sejak tanggal 5 April 2020.
“Kesimpulan saya, saya tak terpapar Covid-19 karena sudah 14 hari lewat dan rumah sakti pun tak ada kabar,” kata El.
Saat El berpergian tanggal 9 April dengan adik dan dua temannya, dia mendapat telepon dari rumah sakit. Saat itu mereka sedang makan di salah satu rumah makan di Kelurahan Oeba. Pihak rumah sakit minta minta El datang menjalani tes kedua.
“Saya tanya hasil tes pertama belum ada kenapa sudah tes kedua. Saya tidak mau tapi dari rumah sakit minta saya datang sehingga saya kesana,” kata El.
TIba disana, saudaranya menunggu di parkiran dan EL masuk ke rumah sakit dan dilayani oleh petugas yang sudah mengenakan APD. Lalu El diminta menyuruh keluarganya pulang. “Saya ijin ambil dokumen di mobil, mereka bilang satpam saja yang ambil,” kata El yang mulai curiga sesuatu terjadi kepadanya.
Selang beberapa lama kemudian dokter Nikson datang mengenakan APD lengkap dan memberitahukan kondisi yang dialami El. “Agar saya tidak shok, dokter Nikson kasih cerita motivasi lalu dia bilang saya orang pertama yang terpapar Covid-19 di Provinsi NTT. Saya tak percaya hingga dia tunjukkan surat elektronik dari Ipad dan ada nama saya ada disana,” kata El.

Dokter Nikson minta El jangan cemas, sebaliknya tetap tenang dan fokus pada penyembuhannya. Dokter Nikson memastikan masa kritis El sudah lewat. Tapi El masih harus menjalani prosedur diisolasi di rumah sakit.
“Terus terang, saat itu saya mulai kuatir bagaimana kondisi keluarga dan teman yang pernah kontak dengan saya,” kata El yang langsung memberi kabar kepada istrinya melalui telepon.
Meski cemas, El berusaha menyakinkan istrinya bahwa dia pasti akan baik-baik saja sehingga keluarga tidak ikut cemas. El langsung diantar ke ruang isolasi yang ada di samping kamar jenasah. Namun saat itu petugas masih membereskan ruangan.
Tabung oksigen baru dimasukan dan dipasang. El adalah pasien pertama Covid-19 yang menempati kamar baru itu. "Disana saya masih tunggu mereka masih bor tembok, pasang oksigen baru saya masuk ke kamar isolasi,” kata El.
El mulai menjalani tanggal 9 hingga 24 April 2020. Hari pertama di rawat, El kuatir dengan statusnya sebagai pasien Covid-19. Bayangan dan pikiran negatif soal kematian terbayang dipikirannya. Belum lagi banyak pertanyaan yang disampaikan teman, keluarga kepadanya melalui handphone.
Repot menjawab satu persatu, akhinyra El membuat video tentang kondisinya saat itu. ”SMS, WA, telepon tidak berhenti tanya keadaan saya bahkan minta klarifikasi karena beberapa grup wa bilang saya kena corona,” jelasnya.
Awalnya El ingin membuat video secara live namun signal di kamar itu tidak bagus sehingga El merekam duluan videonya baru kemudian mengupload video itu ke youtobe dan mengirimkannya ke medsos.
“Saya kirim Jumat dini hari lalu tidur dan bangun jam 05.30 Wita karena ada dokter mau periksa dan waktunya sarapan. Begitu buka HP, video sudah kemana-mana dan viral. Saya jadi pusing sendiri, bahkan stress. Banyak komen pro dan juga kontra. Pihak rumah sakit tidak komplain,” kata El.
Menurut El, videonya tak bermaksud mencari sensasi, apalagi membuat warga NTT panik.