Rakyat Timor Leste Senang Merdeka Ternyata Dikubuli Amerika, Tanpa Sadar Bumi Lorosae Dijajah
Masyarakat Timor Leste menyembat dengan gembira kemerdekaan setelah suara mayoritas negara ini menginginkan lepas dari Indonesia dalam Referendum Agus
Rakyat Timor Leste Senang Merdeka Ternyata Dikubuli Amerika, Tanpa Sadar Bumi Lorosae Dijajah
POS KUPANG.COM -- Masyarakat Timor Leste menyembat dengan gembira kemerdekaan setelah suara mayoritas negara ini menginginkan lepas dari Indonesia dalam Referendum Agustus 1999
Namun eforia dan kesenangan itu hanya sesaat karena selanjutnya negara itu jatuh dalam jurang kemiskinan
Dan, tanpa sadar, negara di bagian timur Pulau Timor itu dijajah lagi oleh negara-negara besar
Amerika merupakan salah satu negara yang menancapkan gaya impearilsme gaya barat di Bumi Lorosae
Kemerdekaan mungkin adalah sesuatu yang istimewa bagi rakyat Timor Leste
Namun, di baliknya ada campur tangan dan kepentingan imperalis barat untuk mencari untung dari hal itu.
Seperti kita tahu, Timor Leste berhasil merdeka setelah dibantu Australia melawan Indonesia, sekaligus melalui refrendum oleh PBB tahun 2002.
Baca juga: China Gunakan Trik Licik Jebak Indonesia Terlibat di Laut China Selatan, Padahal RI Ingin Netral
Baca juga: Harus Ada yang Berani Melawan Rizieq Shihab! Gubernur Lemhanas Setuju Tindakan Pangdam Jaya
Baca juga: Akhirnya Menikah Denny Sumargo dan Olivia Menikah, Pemberkatan di Berlatar-Belakang Pegunungan
Baca juga: Putri Sule Ungkap Kekhawatiran Soal Sifat Nathalie Holscher, Sempat Nasihati Sang Ayah Nikahi Begini
Akan tetapi Amerika juga ternyata memiliki kepentingan terselubung dari kemerdekaan Timor Leste.
Apa yang dipertaruhkan di Timor Leste dan mengapa AS setuju untuk membiarkan bagian itu diambil dari sekutu lamanya, Indonesia?
Menurut Leftcom.org, Timor Leste terletak secara strategis di jalur pelayaran internasional yang penting dan dekat dengan pasokan minyak regional yang sama pentingnya.
Dengan demikian, kepentingan kapitalisme Australia dilayani dengan memberi mereka bagian dalam kendali sumber daya ini.

Sambil membiarkan AS lebih mengontrol aliran minyak di Asia.
Pada 17 Desember 2002, parlemen Timor Leste meratifikasi Perjanjian Laut Timor