Opini Pos Kupang
Kontroversi Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah, PHP atau Urgensi? (2/Selesai)
Kontroversi Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah, PHP atau Urgensi? (2/Selesai)
Mengapa di Flores Timur ?
Kontroversi yang tidak kalah ramai dipolemikan adalah mengapa jembatan ini dibangun di Flores timur? Padahal ada banyak pulau di NTT yang juga berdekatan . Kenapa tidak membangun jembatan Tablolong - Papela, Kupang - Semau, Kupang - Sulamu ? Berbagai spekulasi mencuat.
Yang paling gencar adalah karena gubernurnya waktu itu berasal dari Flores Timur , dan Penulis sebagai Kadis berupaya " mencari muka " untuk menyenangkan Gubernur.
Jawabannya adalah, diantara 1.192 buah pulau di NTT, banyak pulau yang berdekatan bahkan ada yang jarak antar pulau lebih pendek dari Pulau Flores - Pulau Adonara, tapi yang memiliki banyak potensi terutama arus lautnya yang sangat kencang dan konstan sepanjang tahun, hanyalah antara pulau Flores dan Adonara .
Bahwa pada saat itu Gubernur berasal dari Flores Timur, tentunya tidak ada larangan bila seorang kepala daerah membangun kampung halamannya sendiri sepanjang memiliki potensi yang layak dikembangkan.
Bahkan adalah kewajibannya sebagai kepala daerah membangun kampung halamannya walau dengan potensi yang minimal sekalipun, karena dengan demikian dia memberikan legacy dan kebanggaan bagi kampung halamannya.
Mengapa Diberi Nama Pancasila Palmerah ?
Jembatan ini diberi nama Pancasila untuk memberi kesan monumental sekaligus mengimbangi nama besar Jembatan Soekarno di Sulut dan Jembatan Merah Putih di Papua. Selain itu untuk mengenang lahirnya Panca Sila di Ende - Flores sehingga memiliki nilai historis .
Sedangkan Palmerah adalah akronim yang diambil dari nama Desa Palo di Pulau Flores dan Desa Tanah Merah di Pulau Adonara, dimana kedua desa ini adalah desa pertama yang dihubungkan oleh jembatan tersebut. Sehingga nama Jembatannya adalah Pancasila dan Palmerah adalah lokasi jembatannya.
Mengapa Perlu Didukung Semua Pihak ?
Masyarakat, Pemerintah dan dunia usaha perlu mendukung kerja besar ini. Karena dengan dibangunnya jembatan ini akan membuka lapangan kerja baru, menambah ilmu pengetahuan dan teknologi , menciptakan titik tumbuh baru dan destinasi wisata baru, serta menciptakan energi baru terbarukan dari arus laut yang saat ini sangat dibutuhkan oleh peradaban manusia di saat cadangan energi fosil terus menipis .
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi warga NTT sebagai intangible benefit ( keuntungan yang tidak dilihat namun dapat dirasakan) karena ada jembatan di NTT sebagai yang pertama dan satu satunya jembatan di dunia yang menghubungkan antar pulau tapi menghasilkan energi baru terbarukan karena arus lautnya dapat diubah menjadi energi listrik.
Kapan Mulai Pelaksanaanya dan Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan ?
Sebagai warga NTT penulis berharap jembatan ini segera dibangun , lebih cepat lebih baik. Namun Proses administrasi dan teknis, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, belum lagi sebagai jembatan yang memadukan teknologi civil bridge ( jembatan sipil ) dan tidal bridge ( jembatan arus laut) yang dibangun secara bersamaan adalah yang pertama kali di Indonesia bahkan di dunia, sehingga terbentur soal kewenangan dan regulasi di Pemerintah Indonesia.
Mulai dari kewenangan koordinasi . Apakah jembatan yang menghasilkan arus listrik dan listriknya akan digunakan oleh PLN akan berada dibawah koordinasi kementrian PUPR ataukah di bawah kementrian ESDM ?
Soal ini saja membutuhkan koordinasi lintas kementrian dengan waktu pembahasann yang panjang dan lama karena harus disesuaikan dengan regulasi yang ada. Jika regulasinya belum ada , maka dibuatkan regulasi baru agar semua proses sesuai dengan standar kepatuhan dan kepatutan sehingga mengakomodir semua kepentingan.
Belum lagi Tarif listrik yang dihasilkan oleh arus laut belum pernah ditetapkan oleh pemerintah. Maka dibuatlah daftar harga jual listrik arus laut yang membutuhkan waktu untuk kajian dan analisa yang komprehensip.
Setelah tarifnya ditentukan dan ditetapkan oleh Pemerintah , masih perlu dimasukkan ke dalam RUPTL ( Rencana Umum Penggunaan Tenaga Listrik) sebagai acuan bagi PLN untuk boleh membeli listrik tersebut. Itupun masih dibutuhkan study konektivitas untuk meyakinkan PLN bahwa listrik yang dihasilkan dari arus laut bisa terkoneksi dengan sistem jaringan yang dimiliki oleh PLN saat ini.
Demikian juga dibutuhkan waktu untuk membahas Skema pembiayaan dan sistem pembayaran yang akan dilakukan oleh PLN kepada Tidal BV.
Karena teknologi yang digunakan masih tergolong baru bagi Pemerintah Indonesia maka diperlukan studi pembuktian lagi dari para ahli kelautan di ITS Surabaya apakah teknologi tidal bridge memiliki daya tahan yang lama ?
Walau oleh tidal bridge jembatan ini di desain dengan umur rencana mencapai 50 tahun, namun semua itu perlu pembuktian secara ilmiah.
Dan pada bagian akhir yang wajib dilakukan adalah study mengenai AMDAL ( Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ) sejauh mana pembangunan jembatan ini memberi dampak kepada warga , baik sosial, ekonomi , budaya dan lingkungan.
Semua tahapan proses ini membutuhkan waktu yang panjang dan berliku, sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan yang luar biasa dengan biaya yang tidak sedikit yang sudah dikeluarkan oleh investor.
Setelah semua proses admintrasi selesai dilakukan, maka pelaksanaan pembangunan bisa dimulai. Dan berdasarkan kajian teknis dan pengalaman para Engeneer dari Tidal BV, mereka membutuhkan waktu antara 18 s/d 24 bulan.
Saat tulisan ini dibuat, seluruh tahapan proses adminitrasi dan teknis sudah selesai dilakukan termasuk AMDAL, tinggal satu lagi langkah administrasi yang dibutuhkan yakni Perijinan dari Pemda NTT dan Flotim.
Jika Perijinan sudah didapat, maka penandatangan kontrak dengan PLN sebagai pembeli energi listrik ini bisa dilakukan, pembiayaan dari FMO tinggal menunggu kelengkapan semua persyaratan admintrasi dipenuhi, maka proses ground breaking ( GB ) bisa segera dilakukan.
Kesimpulan
Untuk menjawab apakah ide pembangunan jembatan Pancasila Palmerah adalah PHP ( pemberi harapan palsu) ataukah ini sebuah urgensi? Jawabannya adalah pembangunan jembatan ini adalah sebuah urgensi, namun karena baru pertama kali direncanakan untuk dibangun di Indonesia bahkan di dunia, prosesnya butuh waktu lama dengan jalan panjang yang berliku sehingga kesannya seperti sebuah PHP.
Untuk itu dibutuhkan kesabaran agar bisa melihat hasil, karena NTT sedang mencatat sejarah dalam dunia teknologi jasa konstruksi, energi arus laut dan energi baru terbarukan.
Pembaca, bayangkan jika jembatan ini selesai dibangun, dengan bentuk dua ikan paus saling berhadapan yang membelah selat sempit Larantuka, saat malam tiba, kelap kelap lampu memancar dari badan jembatan dengan indahnya .
Patung Bunda Maria dan Patung Yesus Kristus berdiri dengan anggun di kedua sisi jembatan . Saat yang sama di kejauhan peserta prosesi ziarah Samana Santa yang sudah ratusan tahun dirayakan menjelang pesta Paskah, dihadiri peziarah dari seluruh dunia, sayup-sayup terdengar lagu " Jangan Lupa Ya Maria".