Sosok Michele Flournoy, Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang Baru, Ancaman Bagi China?

Berikut Sosok Michele Flournoy, Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang Baru yang bakal dipilih Joe Biden, Ancaman Bagi China?

Editor: Bebet I Hidayat
AP/Manuel Balce Ceneta via Kompas.com
Sosok Michele Flournoy, Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang Baru, Ancaman Bagi China? 

POS-KUPANG.COM - Berikut osok Michele Flournoy, Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang Baru yang bakal dipilih Joe Biden, Ancaman Bagi China?

Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih bakal mengambil langkah bersejarah dengan memilih seorang wanita sebagai Menteri Pertahanan memimpin Pentagon untuk pertama kalinya.

Melansir Associated Press (AP), Michele Flournoy, seorang veteran Pentagon yang secara politik berhaluan moderat dan dianggap oleh para pejabat AS sebagai pilihan utama untuk posisi itu.

Menteri Pertahanan terbaru yang baru saja dipecat Presiden AS Donald Trump adalah Mark Esper di tengah masalah-masalah penarikan pasukan dan penggunaan militer untuk memadamkan kerusuhan sipil.

Baca juga: Tak Akui Joe Biden Presiden AS, Vladimir Putin: Rusia Akan Jadi Musuh Nomor 1 Amerika Serikat, Lho!

Baca juga: China Tetap Jadi Musuh Amerika Meski Presiden Diganti, Joe Biden Target Negara ASEAN Jadi Sekutu

Jika benar, Flournoy diperkirakan akan menghadapi penyusutan anggaran Pentagon dan potensi keterlibatan militer dalam distribusi vaksin virus corona.

Demokrat telah lama berusaha menunjuk seorang wanita ke posisi teratas di departemen yang tidak membuka pekerjaan militer untuk anggota perempuan sampai sekitar 5 tahun lalu.

Dokumentasi foto 22 Februari 2010 ini memperlihatkan sosok Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Michele Flournoy, kiri, berbicara dengan Letnan Jenderal Marinir John Paxton, direktur operasi, Staf Gabungan, berbicara di Capitol Hill di Washington.
Dokumentasi foto 22 Februari 2010 ini memperlihatkan sosok Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Michele Flournoy, kiri, berbicara dengan Letnan Jenderal Marinir John Paxton, direktur operasi, Staf Gabungan, berbicara di Capitol Hill di Washington. (AP/Manuel Balce Ceneta via Kompas.com)

Flournoy sendiri sudah menjadi kandidat yang diharapkan oleh Hilary Clinton jika memenangkan pemilihan 2016 lalu.

Menurut seorang pejabat anonim, nama Flournoy muncul lebih awal sebagai pelopor Kabinet Biden.

Adapun Departemen Pertahanan sendiri adalah satu dari 3 badan Kabinet (Departemen Keuangan dan Veteran) yang kesemuanya tidak pernah dipimpin oleh wanita.

Siapakah Flournoy?

Flournoy (59) yang dikenal sebagai sosok tenang yang bisa mengendalikan diri telah mendukung kerja sama militer kuat di luar negeri.

Flournoy sendiri telah bertugas beberapa kali di Pentagon sejak tahun 1990-an dan terakhir sebagai Wakil Menteri Pertahanan untuk kebijakan dari tahun 2009 sampai 2012.

Selain itu, dia juga menjabat di Dewan Booz Allen Hamilton, kontraktor militer yang bisa menimbulkan kekhawatiran di beberapa kalangan anggota parlemen.

Baca juga: Donad Trump Rupanya Sudah Siapkan Putrinya, Ivanka Trump Masuk Gelangkang Politik Amerika Serikat

Namun, pandangan moderatnya bisa memastikan hubungan bipartisan yang luas dalam posisi yang membutuhkan kepastian dari Senat.

Selain Flournoy, beberapa nama lain juga disebutkan termasuk mantan kepala departemen keamanan dalam negeri Jeh Johnson.

Namun, memilih kandidat perempuan akan sejalan dengan janji kampanye Joe Biden yang ingin memiliki Kabinet beragam.

Selama setahun terakhir, Flournoy telah blak-blakan soal kebijakan luar negeri dan pertahanan Amerika.

Dia menyukai kerja sama internasional yang lebih erat setelah 4 tahun kebijakan Trump 'America First' yang membuat lebih tidak dipercaya dan kritis terhadap sekutu AS. Flournoy adalah salah satu pendiri Westexec Advisors, firma konsultan yang menyediakan layanan saran dan analisis risiko geopolitik untuk klien korporat.

Dia juga bekerja dengan beberapa mantan pejabat senior pemerintah seperti Antony Blinken, mantan Wakil Menteri Dalam Negeri yang kini menjadi penasihat kebijakan luar negeri Biden.

Juga pakar militer seperti pensiunan Jenderal Angkatan Darat Vincent Brooks yang memimpin pasukan AS di Korea sampai tahun 2019.

Pada tahun 2007 silam, Flournoy juga membantu menciptakan wadah pemikir bernama Center for a New American Security.

"Tenggelamkan" Semua Kapal China di LCS 

Tangkapan layar foto kapal PLA yang mengawasi Laut China Selatan.
Tangkapan layar foto kapal PLA yang mengawasi Laut China Selatan. (South China Morning Post)

Para ahli politik telah menyatakan kekhawatirannya akan potensi meletusnya Perang Dunia III, setelah calon potensial Pimpinan Pentagon dari tim Joe Biden mengklaim Amerika Serikat harus dapat "menenggelamkan semua" kapal China dalam 72 jam untuk meningkatkan pencegahan.

Express.co.uk memberitakan, Michele Flournoy, sebelumnya seorang wakil menteri pertahanan dalam pemerintahan Obama, telah diangkat sebagai calon Menteri Pertahanan di bawah Presiden AS terpilih Joe Biden.

Namun, Flournoy sebelumnya menyarankan pasukan Amerika harus ditempatkan di Laut China Selatan untuk meningkatkan pencegahan.

Perairan yang diperebutkan itu telah menjadi pusat keterlibatan AS di Indo-Pasifik, dengan staf senior Presiden Donald Trump dan pejabat China memperdebatkan klaim "kedaulatan" di laut.

Dalam tulisannya di jurnal Foreign Affairs awal tahun ini, Flournoy menyerukan peningkatan kehadiran angkatan laut Amerika di Laut Cina Selatan.

Dia mengatakan bahwa Washington kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang diperebutkan.

Baca juga: Laut China Selatan Memanas, 3 Negara Ini Peringatkan Tiongkok: Tolong Jangan Tambah Kesibukan Kami

Masih mengutip Express.co.uk, sebagai hasil dari keyakinan kuat yang dipegang Beijing tentang penurunan kekuatan Amerika Serikat, Flournoy mengusulkan bahwa AS harus meningkatkan pencegahan di wilayah tersebut untuk melawan stigma tersebut.

"Misalnya, jika militer AS memiliki kemampuan secara kredibel mengancam untuk menenggelamkan semua kapal militer, kapal selam, dan kapal dagang China di Laut China Selatan dalam waktu 72 jam, para pemimpin China mungkin berpikir dua kali sebelum, katakanlah, meluncurkan sebuah blokade atau invasi Taiwan; mereka harus bertanya-tanya apakah layak mempertaruhkan seluruh armada mereka,” tulis Flournoy.

Baru-baru ini, dia juga menegaskan kembali sikap anti-China dan keinginannya untuk pertahanan Amerika yang lebih kuat di Indo-Pasifik.

Dalam sebuah wawancara dengan Defense News, Flournoy berkata: “Kita harus memiliki keunggulan yang cukup, yang pertama dan terpenting kita dapat mencegah China menyerang atau membahayakan kepentingan vital kita dan sekutu kita. Itu berarti tekad."

Namun mantan wakil menteri itu juga menginginkan perubahan dari pandangan "buram" pemerintahan Trump tentang China, dan menyatakan keinginan untuk beberapa kerja sama antara Beijing dan Washington.

“Ada serangkaian ancaman, apakah itu mencegah pandemi berikutnya, atau menangani perubahan iklim, atau berurusan dengan proliferasi nuklir Korea Utara di mana, suka atau tidak, kita harus berurusan dengan China sebagai mitra atau kita tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, para pengamat telah mendinginkan usulan Flournoy terkait kehadiran besar Angkatan Laut AS di Laut China Selatan, dengan mengatakan China siap untuk membalas jika AS secara besar-besaran meningkatkan pencegahan maritim.

Wu Xinbo, direktur Pusat Studi Amerika Universitas Fudan berkata kepada South China Morning Post: "Ancaman seperti itu hampir tidak dapat bekerja, karena PLA telah dan selalu memperhitungkan campur tangan Amerika secara langsung ketika merencanakan operasi militer di Taiwan."

Collin Koh, seorang peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, sudah memprediksi sikap Flournoy dan pemerintahan baru Biden terhadap China.

"Terlepas dari siapa yang ada di Gedung Putih, kemampuan untuk mempertahankan pencegahan yang kredibel dan jika perlu, mengalahkan agresi [Tentara Pembebasan Rakyat] terhadap Taiwan sesuai dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan, akan dipandang sebagai hal yang disepakati," papar Koh seperti dikutip Express.co.uk. 

Biden, setelah mengalahkan Trump dalam pemilihan presiden AS, telah menjelaskan bahwa dia akan tegas pada China dengan cara yang sama seperti pendahulunya.

Selama kampanye Demokrat, dia mengecam Presiden China Xi Jinping sebagai "preman" dan berjanji untuk memimpin kampanye internasional untuk "menekan, mengisolasi, dan menghukum China".

Baca juga: PERANG di Laut China Selatan Makin dekat, Calon Menhan AS Ancam Tenggelamkan Kapal Perang China 

Biden juga bersikap brutal dalam penilaiannya terhadap penahanan dan perlakuan China terhadap Muslim Uighur, yang dia anggap sebagai "genosida".

Tapi mantan Wakil Presiden itu juga diharapkan mengejar "kepentingan nasional" AS dan berkolaborasi dengan China dalam kebijakan perubahan iklim. 

Di bawah pemerintahan Trump, Washington telah meningkatkan tekanan terhadap Beijing di Laut China Selatan.

Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Trump, mengecam klaim China atas "kedaulatan" atas perairan yang disengketakan. "Kami tekankan, klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengontrol mereka."

Sebagai bagian dari kebijakan anti-China ini, AS juga telah meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan tahun ini, sehingga membuat marah Beijing.

Pada tahun 2020, AS telah menjual senjata dan kendaraan senilai US$ 4,981 miliar ke Taiwan, di mana transaksi yang terbaru adalah 100 Harpoon Coastal Defense Systems seharga US$ 2,37 miliar.(*)

Kapal perang Amerika Serikat dalam sebua latihan perang. Amerika dan Jepang Siap Gempur China,Perang Besar
Kapal perang Amerika Serikat dalam sebua latihan perang. Amerika dan Jepang Siap Gempur China,Perang Besar (Usni News)

Baca juga: Mobil Bekas Murah Daihatsu Sigra Mulai Rp 70 Juta Dapat Varian Ini, Cek Daftar Harga dan Spesifikasi

Baca juga: CEK Nama Penerima BLT di https //kemnaker.go.id/Tahap 3? BLT BPJS Sudah Cair! Tak Semua Dapat Lagi

Baca juga: UPDATE Kode Redeem FF 16 November 2020 Terbaru Resmi dari Garena

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Calon Menhan: AS harus dapat tenggelamkan semua kapal China di Laut China Selatan dan Kompas.com dengan judul "Langkah Bersejarah, Biden Diduga Akan Tunjuk Seorang Wanita Jadi Pemimpin Pentagon"

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved