Wakasek Dianiyaya Orangtua Murid

Wakasek SMPN 6 Lembor Dianiaya, Ketua Pengurus PGRI NTT Angkat Bicara

Pihaknya pun menyayangkan kejadian tersebut, di mana oknum orang tua berinisial DD menganiaya korban di kediamannya di Desa Daleng

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Dokumentasi keluarga korban untuk POS-KUPANG.COM.
Wakasek SMPN 6 Lembor, Vincensius Ader (45) saat berada di Mapolsek Lembor, Senin (9/11/2010). 

Pihaknya berharap, kejadian tersebut dapat diselesaikan dengan baik, sehingga tetap memberikan semangat dan motivasi bagi para guru untuk menjalankan tugasnya.

Jika tidak, lanjut dia, akan mematikan semangat guru untuk bekerja dengan baik, profesional dan secara mutu serta standar yang ada.

Terpisah, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 6 Lembor, Frederikus Dhase Mosa menyayangkan tindakan oknum orang tua siswa yang menganiaya seorang guru di sekolah itu.

"Sekolah sangat menyayangkan, karena jika tidak puas dapat ke sekolah, ada kepala sekolah dan kami akan kasih klarifikasi dan keterangan. Tapi, yang dia buat kejar hingga di rumah korban dan lakukan penganiayaan, bukan tindakan terpuji," katanya.

Pelaku DD, jelas Frederikus, melakukan penganiayaan terhadap korban karena tidak terima karena anak laki-lakinya, mendapatkan tindakan disiplin dari sekolah, yakni rambutnya digunting oleh guru.

Tindakan tersebut dilakukan karena imbauan dari sekolah untuk merapikan rambut tidak diindahkan oleh siswa.

Selama pembelajaran secara offline, tidak dilakukan tatap muka karena pandemi Covid-19.

Para siswa, lebih khusus siswa laki-laki di sekolah tersebut pun banyak yang membiarkan rambutnya panjang dan terkesan tidak rapi, bahkan terdapat sejumlah siswa yang mewarnai rambutnya menggunakan cat.

"Setiap kali pembelajaran kami sampaikan protokol kesehatan, kebersihan dan kerapian termasuk merapikan rambut, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. kami lakukan penertiban terkait rambut dan kerapian. Untuk anak-anak yang tidak indahkan, sanksinya rambut bagian depan dipotong, dengan harapan setelah itu mereka kembali ke rumah dan merapikan rambut," katanya.

Dijelaskannya, pihak sekolah tidak mencukur rambut siswa laki-laki yang dinilai panjang hingga botak, namun hanya menggunting sedikit rambut bagian.

"Tidak semua rambut digunting, hanya sedikit pada bagian depan, masih kasih tinggal sekitar 5 cm, sehingga nantinya mereka pulang dan rapikan keseluruhan rambut hingga bagian belakang," jelasnya.

Sementara itu, pihak sekolah juga mendampingi korban dan keluarganya untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

Selanjutnya, kejadian tersebut juga telah dilaporkan ke PGRI Ranting Lembor dan Kepala Dinas PKO Kabupaten Mabar.

"Ini merupakan kejadian pertama kali yang terjadi di sekolah kami," katanya.

Diberitakan sebelumnya, seorang wakil kepala sekolah (wakasek) di Desa Daleng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dianiaya oknum orang tua murid hingga babak belur.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved