Saat Kaka Slank dan Istri Lari 12 KM Donasi untuk Anak di Nagekeo, Info

demi berdonasi untuk akses air bersih di Kabupaten Nagekeo. Keduanya ikut berpartisipasi demi anak-anak Nagekeo.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Kaka Slank dan istri saat tiba di Kampung Adat Bena Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada, Sabtu (31/1/2020). 

Saat  Kaka Slank dan Istri Lari 12 KM Donasi untuk Anak di Nagekeo, Info

POS-KUPANG.COM | BAJAWA --Vokalis grup band Slank, Kaka bersama istrinya Natascha Oking melakukan lari sejauh 12 kilo meter di Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (31/10/2020).

Hal itu dilaksanakan demi berdonasi untuk akses air bersih di Kabupaten Nagekeo. Keduanya ikut berpartisipasi demi anak-anak Nagekeo.

Keduanya mengambil titik start lari dari terminal Watujaji, kota Bajawa Kabupaten Ngada menuju Langa hingga finish di Kampung Adat Bena di Kecamatan Jerebuu. .

Kaka dan Natasca mengambil jarak yang lebih pendek pada jalur yang sama dengan 15 pelari yang berlari dari Kota Mbay, Nagekeo dengan jarak tempuh 86 km hingga finish di Kampung Bena.

Kaka Slank bersama isterinya Natascha melalukan start di Watujaji, Sabtu pukul 13.30 Wita dan mencapai garis finish di kampung Bena pukul 14.33 Wita.

Kegiatan lari ini merupakan bentuk amal yang digagas Plan Indonesia dengan melibatkan 100 pelari yang berlari pada 13 kota yakni Mbay-Nagekeo, Lampung, DKI Jakarta, Bandung, Cianjur, Yogyakarta, Denpasar, Lombok, Makassar, Sangatta, Kupang, Sorong, dan Brisbane-Australia.

Kaka Slank dan istrinya Natascha Oking juga mengikuti Jelajah Timur: Charity Run for Equality sejak 2019.

Keduanya mengaku prihatin terhadap anak-anak perempuan untuk akses air bersih di Indonesia Timur dan berharap dengan donasi ini bisa mengatasi masalah yang ada serta ingin melihat keindahan Flores sambil berdonasi.

"Kami ingin melihat keindahan Flores sambil olah raga dan mengumpukan donasi untuk sesuatu yang sangat darurat yaitu pengadaan air bersih di beberapa desa di Flores, sehingga anak-anak perempuan di sana tidak perlu berjauh-jauh lagi ambil air di saat jam belajar atau main mereka. Semoga ketika sarana air bersih telah ada, anak perempuan dapat mengejar mimpi-mimpinya, bisa mengejar ketertinggalannya dan memiliki hak yang sama terkait pendidikan dan waktu bermain. Karena bermain dan belajar adalah didapatkan oleh anak-anak perempuan dan laki-laki seharusnya mendapatkan keduanya dengan setara," ungkap Kaka.

Dua Kali

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan kali kedua Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) kembali menggelar lari amal Jelajah Timur: Charity Run for Equality.

Dengan misi untuk pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, khususnya pemenuhan hak untuk kebutuhan akses air bersih yang lebih memadai di Nagekeo, NTT.

Kata Dini, melalui Jelajah Timur: Charity Run for Equality, Plan Indonesia akan membangun sarana air bersih, sedikitnya di dua desa yakni Nggolonio dan Tedamude di Kabupaten Nagekeo, NTT.

Tahun ini, masyarakat juga dapat terlibat dalam Jelajah Timur: Charity Run for Equality dengan mengikuti Jelajah virtual yaitu kegiatan berlari yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Kemudian, jarak lari yang ditempuh dikumpulkan hingga target lari tertentu. Hasil pendaftaran melalui platform Virtuathlon akan menjadi donasi untuk pengadaan akses air bersih di NTT. Hingga hari ini, donasi yang terkumpul telah mencapai lebih dari 2 miliar rupiah dari target 600 juta rupiah.

"Aksi penggalangan dana masih dibuka sampai akhir 30 November 2020 melalui kitabisa.com/jelajahtimur," ujarnya.

Ia mengatakan minimnya akses air bersih di beberapa desa di NTT mengakibatkan masyarakat masih harus berjalan kaki hingga 2 jam untuk mendapatkan air bersih. Bahkan, tanggung jawab untuk mengambil air bersih seringkali diserahkan kepada anak perempuan.

Berbagai risiko kerap menghantui anak-anak perempuan saat di perjalanan mengambil air bersih.

Ia menjelaskan meningkatkan akses air bersih berarti membantu mengurangi beban dan risiko yang dihadapi anak-anak perempuan.

"Kesetaraan bagi anak perempuan harus diperjuangkan di seluruh aspek baik di ranah domestik maupun publik. Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana air bersih, maka mereka tidak perlu kelelahan saat belajar di sekolah. Saat menstruasi, sanitasi dan kebersihan lebih terjaga. Bahkan, mereka dapat terhindar dari berbagai risiko kekerasan yang mungkin terjadi dalam perjalanan mengambil air," ujarnya.

Sementara itu Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan berbagai pihak untuk Kabupaten Nagekeo.

Bupati Don menyebutkan ini merupakan kali kedua Plan melakukan kegiatan lari di Nagekeo dengan konsep yang berbeda.

Para pelari dan donatur ini juga adalah pejuang buat air bersih. Melalui pelari ini kami mendapat dukungan project air minum di desa-desa yang kesulitan air bersih.

Dengan para pelari ini Nagekeo menjadi dikenal di seluruh Indonesia bahkan hingga Internasional.

"Melalui para pelari ini kami mendapat project air minum di desa-desa. Kami mewakili masyarakat Nagekeo mengucapkan terima kasih buat Plan Indonesia serta para donatur dibelakangnya. Kami mendukung serta mendoakan agar semua pelari selamat sampai tujuan. Tahun depan kami siap menerima para pelari lagi, artis-artis yang mau lari di Nagekeo," ujarnya.

Baca juga: Berbagai Promo KFC yang Menarik Bagi Pecinta Ayam Goreng

Baca juga: KETERLALUAN Petugas Rumah Sakit Tega Rudapaksa Pasien di Ruang ICU, Korban Masih Pakai Ventilator 

Ia menyatakan ini menjadi sesuatu yang berbeda sehingga Nagekeo menjadi terkenal. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved