Salam Pos Kupang

Menjaga Negeri dari Perpecahan

TAHUN ini kita bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun ( HUT) ke-92 Sumpah Pemuda

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Menjaga Negeri dari Perpecahan
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

POS-KUPANG.COM - TAHUN ini kita merayakan hari ulang tahun ( HUT) ke-92 Sumpah Pemuda. Perayaan ini menjadikan kita untuk terus merefleksikan perjalanan hidup bangsa ini. Momentum inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kemudian lahir pada 17 Agustus 1945.

Ketika itu selama dua hari, yakni tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia, kini Jakarta, para pemuda dari berbagai daerah di Tanah Air menegaskan cita-citanya dalam keputusan kongres itu. Isinya, menginginkan Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia yang satu.

Kita sungguh memahami eufora para pemuda dan pemudi saat itu. Seluruh masyarakat di negeri ini menginginkan kemerdekaan. Harga diri kita berada di titik nol akibat sikap para penjajah yang telah melampau nilai-nilai kemanusiaan.

Baca juga: Pemuda dan Pilkada 2020

Jika kita merayakan Sumpah Pemuda setiap tahun sesungguhnya memberikan kita kesadaran yang tinggi akan masa depan negeri ini. Sumpah Pemuda patut menjadikan seluruh elemen bangsa untuk tetap menjaga dan melindungi negara ini dari berbagai ancaman baik dalam maupun luar negeri.

Fenomena pemisahan diri (separatis) dari NKRI sungguh terasa. Beberapa wilayah di negara kita terus berupaya meminta pisah. Di masa pemerintahan Presisen Gus Dur upaya pemisahan diri begitu kuat. Dalam masa kepemimpinan sekitar dua tahun itu, Gus Dur hanya bekerja untuk menjaga negara ini. Ia berkunjung dari satu negara ke negara lain untuk meminta suport.

Baca juga: Kisah Nurhayati, Wanita yang Tak Mampu Melunasi Tunggakan Sewa Kos Karena Diserang Stroke

Ia mengatakan jauh lebih mahal menjaga negeri ini ketimbang dana yang ia gunakan untuk bepergian ke luar negeri. Ketika itu muncul protes dari berbagai kalangan yang menilai perjalanan Gus Dur itu hanya menghambur-hambur uang negara.

Di masa kepemimpinan Presiden Jokowi inilah aksentuasi perhatian lebih dipertegas. Papua diberi perhatian serius. Aceh juga demikian. Pembangunan jalan trans Papua sudah dilakukan selain pembangunan sektor-sektor lainnya.

Kita di NTT juga mendapatkan perhatian yang tak kecil. Sudah belasan kali presiden kita ini datang ke sini dan membangun banyak hal secara nyata. Terakhir, pemerintah pusat penetapan Labuan Bajo sebagai kawasan destinasi wisata premium.

Inilah pola atau cara pemerintah pusat untuk menjaga negeri ini dari perpecahan. Membangun dari pingir sebagai satu di antara Nawacita Presiden Jokowi merupakan telah cukup merekatkan kembali negeri ini.

Kita memang melihat bahwa pembangunan di Indonesia bagian Barat terlampau maju sehingga meninggalkan kesenjangan yang cukup jauh dengan wilayah bagian tengah dan timur Indonesia. Syukur bahwa negeri ini terus diselamatkan oleh para pemimpin negara ini.

Jujur saja siapa pun yang mengatur dan menata negeri seluas ini tetap mengalami banyak kendala. Tak semudah membalikkan telapak tangan atau tak semudah kata orang. Butuh proses yang panjang, apalagi angka kemiskinan masih sangat tinggi. Karena itu butuh energi yang ekstra untuk mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneurship agar dapat menyejahterakan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang baik menjadi indikator tingkat kesejahteraan sebuah negara. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved