Kisah Nurhayati, Wanita yang Tak Mampu Melunasi Tunggakan Sewa Kos Karena Diserang Stroke
Kisah Nurhayati, wanita yang tak mampu bayar tunggakan sewa kos karena diserang stroke
Kisah Nurhayati, wanita yang tak mampu bayar tunggakan sewa kos karena diserang stroke
POS-KUPANG.COM | KUPANG-Wanita itu terbaring lemah. Sesekali ia berusaha duduk ketika dikunjungi tamu meskipun sangat sulit. Kulit keriput membungkus tulang. Kain usang nan kumal sesekali Ia gunakan untuk menyeka air mata yang berderai membasahi pipi yang kian uzur oleh waktu.
Dia adalah Nurhayati, Ibu satu anak yang kini hanya bisa menanti mukjizat agar bisa membayar tunggakan kos dan biaya perawatan atas penyakit stroke yang dideritanya.
Baca juga: Debat Paslon Bupati dan Wakil Bupati Belu Super Ketat
Ia menetap pada salah satu kamar kos di RT/RW 015/004 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT.
"Nanti saya bisa nangis. Saya gampang nangis. Habis saya ini keluhan saya berat sekali," ujarnya dalam dialek Jawa kental, ketika disambangi POS-KUPANG.COM, Kamis, 29/10/2020.]
Baca juga: Rumahnya Rusak Diterjang Angin Puting Beliung, Hingga Kini Maria Belum Tersentuh Bantuan
Kamar kos tempatnya berteduh dari hujan dan terik mentari nampak berantakan. Pakaian usang yang dibungkus dengan kantong plastik ditumpuk begitu saja di atas perabot lainnya.
Di depan kamar tersebut, berjejer beberapa jerigen berisi air yang telah melumut. Nurhayati mengatakan, dirinya hanya bisa mengambil air dari sumur milik warga karena tak mampu membayar uang kos. Oleh karena itu, ia tidak diberi kesempatan untuk menikmati fasilitas air bersih di kos tersebut.
Sebelumnya Nurhayati hidup bersama Julio Agustinho (suaminya) di Bontang Kalimantan Timur, lalu kembali ke Timor Leste mengikuti suaminya. Ketika Timor Leste berpisah dari NKRI, Nurhayati mengambil keputusan untuk pulang ke Indonesia bersama buah hatinya.
Ia menuturkan bahwa, Julio Agustinho (suami Nurhayati) yang merupakan warga Dili, Timor Leste tidak ikut serta ketika Nurhayati memutuskan untuk kembali ke Kupang (Indonesia) pasca Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia.
Setelah pindah dari Timor Leste, Nurhayati bertahan hidup bersama buah hatinya dengan bekerja sebagai karyawan pada beberapa rumah makan di Kota Kupang.
Upah yang diterima dari hasil kerja tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anaknya.
Meski didera kesulitan dan derita, Ia berusaha membesarkan anaknya seorang diri tanpa dukungan dan sokongan dari suami.
Pasca menderita sakit stroke dan jantung, Nurhayati tidak bisa bekerja lagi. Ia hanya bisa berbaring di tempat tidur dan menanti mukjizat yang diberikan oleh Yang Mahakuasa lewat darasan doa-doa singkatnya.
Nurhayati mengisahkan, ketika dirinya jatuh sakit suaminya tidak berada di Kupang. Ia kemudian diantar oleh teman-teman dan tetangganya ke rumah sakit.
Julio Agustinho, beber Nurhayati, sempat menjenguk dirinya yang sedang sakit, dengan membawa serta uang sebesar Rp. 400.000.