Tak Ada Kas Titipan di Ngada, Masyarakat Jarang Gunakan Uang Logam
Yohanes Ronaldo Dheo Rato, mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang berhasil mengalahkan dua pesaingnya dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Yohanes Ronaldo Dheo Rato, mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang berhasil mengalahkan dua pesaingnya dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Lomba Video Edukatif yang diselenggarakan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur ( BPD NTT) dalam Program 'Ramai Skali'.
Ia menulis tentang Efektivitas Penggunaan Uang Logam Sebagai Alat Transaksi Dalam Perekonomian Masyarakat Ngada.
"Masyarakat Ngada jarang sekali menggunakan uang logam. Mereka menganggap uang logam ini tidak ada lagi. Makanya saya angkat tulisan itu dengan harapan Bank NTT juga BI bisa ada kas titipan di Ngada. Permasalahan utamanya itu kan di Ngada belum ada sama sekali Kas Titipan," katanya kepada POS-KUPANG.COM usai acara penyerahan hadiah yang berlangsung di Lantai 5 Kantor Bank NTT, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: Tinggi Gelombang Laut di Perairan Sumba Mencapai 4 Meter Nelayan Wisata Diminta Waspada
Yohanes melakukan wawancara dengan para pelaku ekonomi, seperti pedagang di pasar, pemilik kios, dan tukang ojek. Simpulan yang ia peroleh bahwa mereka tidak mau menggunakan uang logam dengan alasan berat, hilang, dan alasan lainnya. "Jadi kalau mereka ada uang seribu dengan jumlah dua logam lima ratus. Kalau lima ratus yang satunya hilang, maka uang itu bukan seribu lagi. Atau harga telur harusnya Rp2.500 mereka naikkan jadi Rp3.000 karena tidak ada lagi lima ratus," bebernya.
Baca juga: Hari ini Gugus Tugas Covid-19 Sumba Timur Kirim Swab ke Kupang
Dengan tulisannya itu, ia berharap ada Kas Titipan di Ngada agar ada pengawasan dari bank terhadap peredaran uang logam di masyarakat. Ia menilai hal ini sangat berdampak terhadap perekonomian karena tidak semua masyarakat Ngada merupakan masyarakat kategori mampu.
Program Ramai Skali atau Gerakan Edukasi Menabung Sejak Dini Generasi Milenial merupakan gerakan edukasi dan literasi keuangan Bank NTT untuk mendukung kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Perpres 82/2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI) dan Bulan Inklusi Keuangan yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di setiap bulan Oktober. Kali ini, Bank NTT menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Video Edukatif yang melibatkan pelajar SMP, SMA/Madrasah, dan mahasiswa di NTT. Setiap lomba dan kategori memiliki tema dan sub tema masing-masing yang harus diikuti oleh peserta lomba. Para tim penilai/juri pun berjumlah sembilan orang yang kompeten di bidangnya.
Ketua Tim Penilai Pater Gregorius Neonbasu, SVD menyampaikan bahwa Bank NTT tak hanya berkutat dengan uang, namun memerhatikan pula kemajuan bangsa dengan terlibat dalam pendampingan pendidikan karakter melalui lomba karya tulis. Kendati 13 orang saja yang lolos dalam seleksi, tapi itulah bukti bahwa anak-anak muda masih aktif meski berada di situasi pandemi Covid-19.
"Secara antropologis, Bank NTT tak hanya berjalan dengan hitung-hitungan, tapi dari hati ke hati; bahwa pelayanan Bank NTT mencakupi banyak hal yang terbukti dalam tulisan. Menurut saya keeping in touch dengan kehidupan masyarakat NTT," katanya. Ia berharap Bank NTT bisa melakukan lomba yang sama untuk para dosen dan masyarakat luas. Sementara itu, Pater Gregorius juga menghargai segala usaha para pendamping yang telah memberikan arahan dan pendampingan kepada peserta lomba.
Sementara itu, Direktur Utama Bank NTT Hary Alexander Riwu Kaho mengungkapkan bahwa semangat semua pihak untuk melawan kondisi pandemi Covid-19 ini terlihat dengan bagaimana karya-karya tersebut ada untuk membangun literasi dan inklusi keuangan. Seyogyanya Bank NTT juga terus melakukan pembenahan di tengah hantaman situasi ini. "Semoga dalam karya tulis ini bisa memberikan kontribusi perbaikan layanan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Bank NTT," jelasnya.
Bertepatan dengan bulan literasi dan inklusi keuangan serta program elektronifikasi dan digitalisasi yang dikembangkan Bank NTT, Hary mengajak para siswa, orang tua, dan masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi Mobile Banking Bank NTT. Menurutnya, aplikasi tersebut tak hanya memberikan kemudahan layanan jasa perbankan, tapi menjadi peluang pendapatan tambahan. "Bisa transaksi apapun di situ dan dapat fee dari setiap transaksi yang ada," tambahnya.
Bank NTT pun akan melakukan koneksi dengan berbagai marketplace untuk peluang peningkatan pendapatan. Penyempurnaan aplikasi dan layanan juga dikembangkan agar mampu bersaing dengan industri perbankan lainnya.
"Kiranya karya besar ini dapat menjadi persembahan untuk memotivasi generasi muda NTT keluar memanfaatkan pelayanan yang dimiliki dan menjadi kekuatan dan modal masa depan lebih baik," tandasnya.
Berikut ini nama para pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Lomba Video Edukatif Program Ramai Skali Bank NTT.
Lomba Karya Tulis Ilmiah
Kategori SMP
Juara I atas nama Yoseph Copertino Tupen Wahon, pelajar SMP Katolik Giovani Kupang dari Kantor Cabang Khusus Kupang dengan judul tulisan Dampak Program DIA BISA Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat NTT.
Juara II atas nama Mario Allesandro Augustino Varel Fanda, pelajar SMP Katolik Sint Vianney dari Kantor Cabang SoE dengan judul tulisan Transformasi dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Menuju Teknologi Digital di Wilayah Nusa Tenggara Timur.