Berita Kupang Hari Ini
Ini Pandangan Prof Agus Taufik Mulyono Tentang Dampak Ekonomi Pembangunan Jalan di NTT
Pandangan Prof Agus Taufik Mulyono tentang dampak ekonomi pembangunan jalan di NTT
Pandangan Prof Agus Taufik Mulyono tentang dampak ekonomi pembangunan jalan di NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Mengawali rapat kerja daerah ( Rakerda) pertama, pengurus DPD HPJI NTT menyelenggarakan diskusi panel, Selasa (27/10/2020) malam.
Diskusi panel itu mengangkat tema: "Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Peningkatan Ekonomi di NTT."
Diskusi panel yang dipandu Ketua DPD HPJI NTT, Dr. Ir. Alfonsius Teodorus, MT ini menghadirkan tiga orang nara sumber atau pembicara. Prof. Dr. Ir. Agus T. Mulyono, MT, IPU sebagai pembicara pertama. Dua pembicara lainnya, yaitu Dr. Ir. Andreas W. Koreh, MT; dan Dr. Partogi H. Simatupang, ST, MT.
Baca juga: Waspada, Jangan Asal Beli Minyak Goreng Bisa Membahayakan Tubuh, Penyebab Kanker
Bagaimana pandangan Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono (ATM), ST., MT., IPU., ASEAN Eng, Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada itu, terhadap Dampak Ekonomi Pembangunan Jalan di NTT? Simak penjelasannya.

Menurut Prof Agus, infrastruktur jalan mempermudah distribusi barang dan jasa, meningkatkan mobilitas antarwilayah dan keterbukaan akses, berpeluang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi daerah isolasi.
Baca juga: Wakil Wali Kota Kupang Apresiasi Program ITF dari Ruang Guru
Jika anggaran jalan eksisting Rp 1 T dan pertumbuhan ekonomi eksisting 5,20 persen (BI 2019) maka kenaikan 10 persen anggaran jalan ( Rp 100 M) akan menaikkan pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 0,4 persen menjadi 5,24 persen.
Dampak peningkatan kualitas infrastruktur jalan terhadap biaya logistik. Dengan mengacu pada analisis BOK, Prof Agus membandingkan antara kondisi eksisting dan kondisi dengan peningkatan kualitas berupa jalan aspal atau jalan beton pada ruas jalan menuju ladang penggembalaan ternak sapi.
Penghematan BOK mengurangi biaya logistik dan biaya komponen transportasi.
Dampak kondisi infrastruktur jalan terhadap kualitas komoditas (kasus: sapi). Menurut Prof Agus, kondisi ( kualitas) infrastruktur jalan yang buruk berdampak pada pengurangan bobot sapi hingga 10 persen.
Selain itu, waktu tempuh menuju pelabuhan bertambah lama, meningkatkan biaya operasional kendaraan (kebutuhan bahan bakar minyak).
"Kondisi topografi dan rendahnya kualitas jalan secara signifikan meningkatkan biaya operasional kendaraan angkutan barang (armada truk)," katanya.
Mengenai kontribusi penanganan jalan terhadap penyerapan tenaga kerja, menurut Prof Agus, Pulau Jawa penyerapan tenaga kerja tertinggi. Program penanganan jalan akan menyerap 15 ribu lebih tenaga kerja.
Sementara Maluku dan Papua terendah, , hanya menyerap 1.282 tenaga kerja. Sementara Bali dan NT, program penanganan jalan akan menyerap hampir 3.000 tenaga kerja.
Untuk angka pengganda investasi masterplan jalan nasional 2018-2034 terhadap perekonomian, menurut Prof Agus, Pulau Jawa tertinggi. Setiap investasi Rp 1 pada jaringan jalan akan menghasilkan Rp 2,8 perekonomian wilayah.
Sedangkan daerah lain relatif setara. Kecuali Bali dan NT, setiap Rp 1 investasi jaringan jalan akan menghasilkan Rp 1,2 pada perekonomian wilayah.
Dari aspek manfaat langsung masterplan jalan nasional 2018-2034 terhadap perekonomian, menurut Prof Agus, Maluku dan Papua memiliki manfaat langsung tertinggi. Sektor konstruksi sangat signifikan meningkatkan kegiatan perekonomian wilayah.
Sedangkan Pulau Jawa terendah. Peran sektor konstruksi lebih rendah dibandingkan sektor lain, misalnya jasa.