Kegelisahan Mo'at Jano di Tengah Covid-19 Terjawab, Simak
hanya di rumah saja, sementara berbagai macam kebutuhan, terutama kebutuhan akan makan minum terus mendesak.
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Rosalina Woso
Kegelisahan Mo'at Jano di Tengah Covid-19 Terjawab
POS-KUPANG.COM--MO'AT Yakobus Jano adalah tokoh inspiratif yang sukses menahkodai Koperasi Kredit (Kopdit) Pintu Air (Pintar).
Koperasi yang 25 tahun lalu beranggotakan 50 orang sekarang sudah mencapai 231.477 orang dengan total aset Rp 1,8 triliun keadaan 31 Desember 2019. Sebagai pendiri dan ketua pengurus, Mo'at Jano gelisah saat pandemi Covid-19 melanda dunia, melanda Indonesia, merambat ke NTT dan Kabupaten Sikka. Akibatnya, Bupati Sikka, Roby Idong memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karena Kabupaten Sikka masuk salah satu daerah zona merah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Saat berbincang dengan Pos Kupang beberapa waktu lalu via telepon, Mo'at Jano melayang protes terkait PSBB beberapa waktu lalu di Kabupaten Sikka, tempat kantor pusat Kopdit Pintu Air yang berdiri megah di Kampung Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.
Menurut Mo'at Jano, PSBB jelas mematikan ekonomi masyarakat. Masyarakat tidak bisa bekerja maksimal, karena ruang gerak dibatasi, hanya di rumah saja, sementara berbagai macam kebutuhan, terutama kebutuhan akan makan minum terus mendesak.
Awal PSBB, demikian Mo'at Jano, pihaknya betul merasakan lesunya simpan pinjam anggota di Kopdit Pintu Air.Ribuan anggota tidak dapat menyetor pinjaman, karena tidak ada pendapatan, karena didera Covid-19.
Pihaknya membijaki dengan relaksasi pinjaman, dimana anggota yang mengalami kesulitan cukup menyetor bunga, sedangkan pokoknya dapat disetor ketika ekonomi mulai pulih disaat PSBB dicabut pemerintah.
Melihat kondisi itu, Mo'at Jano tidak tinggal diam. Sebagai tokoh inspirasif, kretavitas dan inovasinya muncul. Mo'at Jano bersama jajaran pengurus mencari solusi tepat mengatasi lesunya ekonomi anggota, ekonomi masyarakat di tengah Covid- 19. Mo'at Jano mencari altenatif strategi membangkitkan gairah ekonomi.
Potensi kelapa yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Sikka yang hanya diolah menjadi kopra atau minyak kelapa dalam jumlah terbatas, dijadikan modal untuk mendirikan industri minyak kelapa dalam jumlah besar.
Alhasil, hari ini, Rabu, 28 Oktober 2020, di saat bangsa ini gegap gempita meraya peringatan Hari Sumpah Pemuda, KSP Kopdit Pintu Air merayakannya dengan melaunching Minyak Kelapa Pintar, sebuah karya yang monumental. Langkah ini dilakukan untuk menumbuhkan sektor riil ekonomi Kabupaten Sikka, NTT dan Indonesia.
Hal ini ditandai dengan peresmian Rumah Produksi Minyak Kelapa Pintu Air (Pintar) dan peluncuran produk oleh Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi di Kampung Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Peluncuran rumah produksi dan minyak kelapa yang dikembangkan oleh KSP Kopdit Pintu Air melalui PT.Pintu Air Asia, itu mengusung brand baru "Dari Flores Untuk Dunia".
Pengembangan usaha minyak kelapa di rumah produksi PCP Rotat, diyakini menjadi brand baru yang menembus pasar minyak lokal, regional, nasional bahkan dunia.
Minyak Kelapa Pintar diyakini akan menjadi pilihan konsumen akan sebuah produk minyak kelapa yang berkualitas, tren permintaan pasar tentu mengarah pada produk baru yang ingin dicoba.
Apalagi minyak kelapa Pintu Air yang diproduksi tersebut menawarkan sekian varian dan memberi manfaat ganda, tidak saja sebagai minyak goreng, tapi juga minyak gosok dan bisa diminum karena berkhasiat untuk kesehatan, terutama meningkatkan imun tubuh menghadapi Covid-19.
Atas keunggulan produk maupun bahan bakunya maka Manager Pintar CCO Production (PCP) Rotat, Berno Letepung optimis bisa menembus pasar global. Ia sangat yakin usaha pengembangan minyak kelapa Pintu Air yang diproduksi oleh PT.Pintar Asia, itu dapat diterima pasar regional maupun nasional.

Berbagai strategi menghadapi pasar global sudah disiapkan dengan langkah bekerjasama dengan stakholders untuk memastikan ketersediaan bahan baku, mengawal proses produksi dan juga pemasaran yang nantinya bisa saja menjadi kandala awal.
Baca juga: PMKRI Cabang Kefamenanu Dukung Polres TTU Wujudkan Pilkada Aman dan Damai
Baca juga: Gubernur NTT Protes Keras Peringatan Hari Sumpah Pemuda
Baca juga: Semangat GLS Harus Dimulai, Oskar : Literasi Sangat Dibutuhkan
Kerja sama tersebut antara lain, melakukan penanaman kembali (replanting) kelapa untuk wilayah Flores. Penanaman kembali sejumlah bahan baku kelapa, baik kelapa yang sudah mulai berusia tua maupun yang sudah rusak.
Melakukan advokasi untuk bisa memastikan hadirnya instrumen hukum, semacam Perda untuk bagaimana terjadinya sebuah proses kontrol terhadap semua bahan baku yang ada, khususnya di Flores. Jadi tidak sekedar keluar begitu tapi adanya penanganan manejemen yang baik.
Pihak manajemen juga terus memberikan edukasi tentang proses produksi dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada, harus selalu digalakan oleh semua lembaga pendidikan, termasuk media massa untuk memberikan informasi yang benar Ini dikarenakan informasi tentang kelapa seakan sudah terabaikan dari waktu ke waktu akibat tergerusnya zaman bahkan orang mulai mengabaikan potensi lokal minyak kelapa.
Manajemen Pintar CCO Production (PCP) Rotat, Berno Letepung mengatakan, sampai saat ini terkumpul sudah kurang lebih 19 ton minyak kelapa mentah.Yang sudah diproduksi menjadi minyak kelapa Pintu Air oleh rumah produksi kurang lebih 15 ton dalam kemasan 1 liter dan 5 liter dengan harga jual Rp 35.000/liter.
Baca juga: PMKRI Cabang Kefamenanu Dukung Polres TTU Wujudkan Pilkada Aman dan Damai
Baca juga: Gubernur NTT Protes Keras Peringatan Hari Sumpah Pemuda
Baca juga: Semangat GLS Harus Dimulai, Oskar : Literasi Sangat Dibutuhkan
Melihat kapasitas produksi mesin dan ketersedaiaan bahan baku yang mencukupi maka diyakini usaha ini akan tumbuh, maju dan memberi manfaat ganda bagi para anggota KSP Kopdit Pintu Air dan meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Sikka khususnya dan NTT umumnya.(Laporan Reporter POS KUPANG.Com, Gerardus Manyella)