Banyak UMKM yang Bertumbuh dengan Kelor, Kiky : Masalah Kita Adalah Jalur Distribusi

pengusaha muda memulai bisnis kelor bersama kawannya, Meybi Agnesya sejak tahun 2018 lalu dan bersama menjuarai kompetisi

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Kunjungan Menteri Koperasi Indonesia Teten Masduki ke Dekranasda NTT (Jumat 23/10/2020). 

Margaretha juga bermimpi untuk memberikan pelatihan - pelatihan kepada masyarakat baik aksesori maupun pangan olahan.

"Untuk sementara yang kami jalankan adalah buat anakan kelor di polybeg, saya sendiri tidak punya lahan tetapi saya titipkan di lahan warga, saya modalkan mereka dengan modal saya seadanya" ujar Margaretha.

Deneldis Hayon, Ketua Koperasi Wanita Kupang, juga mengeluhkan akibat pandemi terhadap kehidupan para petani dihadapan Menteri Teten.

"Dalam situasi covid terakhir ini pak, petani sangat sangat menderita dan anggota kelompok saya yang adalah perempuan itu sangat terkena dampaknya" ungkapnya.

"Saya pada musim panen terakhir pada bulan Maret - April itu rumah saya seperti gudang. Hasil panennya mereka bawa kepada saya dan itu mengandaikan koperasi punya modal besar" tambahnya.

Lanjut dia, koperasi perempuan itu identik dengan koperasi lemah lembut sehingga sebagai ketua, mau tidak mau harus mengambil tindakan.

"Mereka sudah bawa hasilnya kepada saya, saya ambil dari kantong saya untuk membayar hasil pertanian mereka supaya mereka dapat membawa pulang dalam bentuk uang tunai" ujarnya.

"Keadaan itu berlangsung sampai hari ini dan lebih parah lagi, anak - anak sekolah itu belajarnya online pak. Jadi kalau paket datanya tidak ada, anak - anak tidak bisa belajar, lalu sedikit dana yang disimpan di koperasi itu mau tidak mau harus diambil untuk keperluan prioritas anak sekolah" sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga memohon kepada menteri agar UMKM bisa diberi modal.

"Pak menteri, inilah kenyataannya yang kita hadapi hari hari ini bagaimana koperasi kami bisa dimodalkan mungkin dengan dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) atau dana bergulir. Terus terang kami tidak bisa mengakses pinjaman bank karena kalau di bank kita pinjam bulan ini bulan depan harus dicicil kembali. Sementara petani mereka mengikuti musim tanam dan musim panen. Menunggu panen baru jual ada buahnya. Nah ini situasi situasi yang sangat - sangat sulit dihadapi oleh kelompok perempuan di desa - desa" bebernya.

Hayon juga mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan kelor merupakan potensi yang sangat berjelanjutan secara besar - besaran dengan semua petani kelor yang adalah anggota koperasi.

Selain itu ada juga peserta kegiatan yang menyuarakan kendala seperti kemampuan pemodalan untuk memasarkan potensi - potensi yang ada seperti tenun ikat dan olahan makanan yang banyak rupa dan jumlahnya.

Baca juga: 15 Aktor Bromance Drama Korea Ini Bikin Cewek Klepek-klepek Hanya Sekali Lihat, Siapa Saja?

Baca juga: Undana Beberkan Kinerja Pemerintah Kota Kupang Tiga Tahun Terakhir

Baca juga: China Bakal Jadikan Timor Leste Jadi Basis Mata-Mata, Australia dan Amerika Langsung Bereaksi

"Ditingkat UMKM, yang dibutuhkan adalah kemampuan pemodalan untuk koperasi - koperasi terutama koperasi pemasaran atau koperasi yang menampung hasil - hasil produksi" ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved