China Bakal Jadikan Timor Leste Jadi Basis Mata-Mata, Australia dan Amerika Langsung Bereaksi
Menukil The Sydney Morning Herald , tahun 2011 silam, China pernah tawarkan untuk membangun pangkalan mata-mata di Timor Leste.
POS-KUPANG.COM -- Meskipun kecil dan miskin namun letak Timor Leste yang berhadapan langsung dengan Australia dan Selandia Baru tetap menjadi incaran China untuk menghadirkan pangkalan militernya di bumi Lorosae itu
Kepentingan China adalah bisa menjadi pijakan dan posisi tawar bila negeri Tirai Bambu itu harus berperang dengan negara-negara Eropa an Amerika Serikat
Sementara kehadiran pangkalan milurer China di Timor Leste bakal membuat Australia ketar-ketir sebab, letaknya sangat dekat yang memungkinkan mobilsari militer China akan lebih muda bila harus menyerbu ke daratan Australia
Rencana awal China adalah menempatkan Radar pantai di wilayah negara itu, namun rencana itu mendapat penolakan dari Timor Leste.
Baca juga: Rakyat Timor Leste Ibarat Mati Di Lumbung Punya Minyak Bumi Tapi Akan Bernasib Buruk Seperti Nigeria
Bukan tidak mungkin, tekanan ekonomi yang diberikan China akal memaksa para elit negara itu menyetujui kehadiran militer China di wilayah itu
China mungkin telah melakukan banyak hal di Timor Leste, seperti membantunya dalam pembangunan negara.
Hingga memberikan bantuan untuk memperkuat militer Timor Leste.
Namun, dalam sebuah laporan yang cukup kontroversial, China sempat memberikan tawaran yang cukup keterlaluan pada Timor Leste.
Menukil The Sydney Morning Herald , tahun 2011 silam, China pernah tawarkan untuk membangun pangkalan mata-mata di Timor Leste.

Hal itu diungkapkan secara rahasia oleh Amerika setelah dokumen tersebut bocor.
Proposal China tersebut menawarkan pengoperasian Radar pengintai ke pantai Timor Leste, untuk dibangun pada tahun 2007.
Tetapi tawaran ini dipandang sangat mencurigakan bagi pejabat Timor Leste, sehingga mereka berkonsultasi pada Australia dan Amerika, kemudian menolaknya.
Tindakan China ini dianggap semena-mena karena, karena inisiatif ini digambarkan sebagai ancaman strategis, terungkap pertama kali setelah bocor di WikiLeaks.
Sementara itu, meski mencoba membangun basis mata-mata di Timor Leste, China berkilah dan menyebut Timor Leste tidak penting secara strategis.
Kedutaan besar AS di Dili melaporkan ke Washington pada bulan Februari 2008 bahwa Wakil Perdana Menteri Jose Guterres telah memanggil duta besar AS saat itu Hans Klemm untuk menasihati China.
Firma-firma pertahanan telah mendekati pemerintah Timor Leste dengan tawaran untuk membangun Radar untuk memantau pelayaran di Selat Wetar yang strategis.