Opini Pos Kupang

Perempuan Pilar Ketahanan Pangan Keluarga (Refleksi Memperingati HPS Ke-40)

Rawan pangan tingkat global maupun nasional menjadi isu penting dalam program pangan sedunia (World Food Programme/WFP) pada tahun 2020

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Perempuan Pilar Ketahanan Pangan Keluarga (Refleksi Memperingati HPS Ke-40)
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Menyikapi masalah kerawanan pangan yang terjadi, berbagai upaya penanggulangannya telah dilakukan dimulai dari akar rumput dan perempuan sebagai basis memiliki peran yang sangat vital dalam penanganan pangan.

Mengapa? karena secara sosiokultural perempuan hidup di tengah masyarakat dan memiliki peran penting dalam keluarga. Perempuan dapat melakukan kegiatan apa saja "positif" untuk meningkatkan taraf hidup, ekonomi pertanian dan menjaga ketahanan pangan berupa, tidak melakukan pembelian pangan secara panik, mengupayakan diversifikasi pangan dengan mengonsumsi pangan lokal, dan menyediakan pangan untuk konsumsi.

Dalam proses penguatan ketahanan pangan khususnya dalam rumah tangga perempuan memiliki peran signifikan. Peran ganda perempuan tidak saja dalam domestik tapi juga dalam publik menjadi faktor penentu besarnya kapasitas perempuan dalam menjamin ketahanan pangan termasuk upaya pemenuhan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, serta keamanan dan ketahanan pangan keluarga.

Stigma emosional dan pemegang urusan domestik sampai saat ini masih disematkan pada perempuan walaupun dunia sudah modern, mitos ini masih sangat dominan. Tapi perempuan tak selemah mitos-mitos yang telah disematkan.

Fakta menunjukkan antara lain, dilansir dari laman Wider Oportunities for Women, tahun 2009 yakni 46,8 persen pekerja perempuan, 59,2 persen perempuan sedang bekerja dan mencari pekerjaan.

Perempuan juga diproyeksikan dalam memperhitungkan peningkatan angkatan kerja yakni 51,2 persen antara tahun 2008-2018. Mayoritas perempuan bekerja karena kebutuhan ekonomi untuk membantu keluarga dan pekerjaan nontradisional untuk mendukung diri sendiri.

Melihat pentingnya peran perempuan, maka program pemberdayaan yang mendukung optimalisasi potensi sumber daya alam oleh kaum perempuan perlu ditingkatkan. Program-program yang dilakukan diarahkan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat perempuan baik dari sisi domestik maupun dari sisi publik.

Pemberdayaan perempuan yang dapat dilakukan dari sisi domestik diantaranya: peningkatan pengetahuan ibu rumah tangga tentang konsumsi pangan dan pemenuhan gizi seimbang serta pembiasaan konsumsi pangan lokal dalam pemenuhan pangan sehari-hari.

Sedangkan dari sisi publik, pemberdayaan dapat dilakukan melalui gerakan diversifikasi pangan yang meliputi pengembangan produksi atau industri kuliner yang berbasis pangan lokal maupun optimalisasi pemanfaatan lahan dan atau pekarangan.

Pengembangan pangan lokal akan meneguhkan kembali identitas lokal kawasan, peningkatan ketahanan pangan rumah tangga, serta mendukung perkembangan wisata daerah. Sedangkan optimalisasi pemanfaatan lahan dan atau pekarangan juga menjadi upaya perempuan dalam meningkatkan peran untuk ketahanan pangan rumah tangga.

Ketersediaan lahan pekarangan maupun lahan kebun lainnya sebagai upaya dalam meningkatkan gizi keluarga maupun pendapatan keluarga. Hal ini berarti perempuan penopang ekonomi keluarga.

Kemajuan dunia telah menyebabkan gejala modernisasi dan urbanisasi serta berbagai perubahan nilai sosial, norma, tata laku dan persepsi, serta pola hubungan antara laki-laki dan perempuan terutama pada struktur ekonomi dan budaya sampai pada masyarakat pedesaan.

Ironisnya, keadaan tersebut menimbulkan terjadinya gejala disintegrasi dan diskriminasi dalam 'pembagian kerja' antara laki-laki dan perempuan di berbagai bidang. Hal ini secara empiris terlihat nyata pada keadaan tenaga kerja perempuan di berbagai bidang.

Kondisi tersebut dapat diartikan sebagai suatu permasalahan dan kendala dalam proses pembangunan, karena dikhawatirkan dapat meminggirkan, bahkan menghilangkan fungsi dan peran perempuan, padahal perempuan nyata merupakan pilar dan pelopor ketahanan pangan yang dimulai dari keluarga.

Sebagai contoh misal, dalam pengamatan yang kami lakukan di beberapa tempat di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, seperti: (1) Kota Kupang, dapat kita temukan sepanjang Jalan El Tari Kupang, dari subuh hingga menjelang siang dilanjutkan sore hari perempuan menyiram sayur, menjelang sore sampai malam bahkan sampai tengah malam perempuan bergiat dengan kuliner disepanjang jalan tersebut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved