Salam Pos Kupang

Cegah Stunting Sejak Dini

ISU stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) mulai mencuat tinggi sejak beberapa tahun terakhir ini

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Cegah Stunting Sejak Dini
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

POS-KUPANG.COM - ISU stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) mulai mencuat tinggi sejak beberapa tahun terakhir ini. Padahal kondisi stunting sudah terjadi di NTT sejak lama.

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak termasuk pertumbuhan tubuh dan otak yang diakibatkan karena kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Karenanya kondisi fisik anak menjadi lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya. Bahkan si anak akan mengalami keterlambatan dalam berpikir.

Stunting timbul karena asupan makan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi atau status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Tapi ada juga stunting yang disebabkan karena faktor genetik dan hormonal.

Baca juga: Sekda Sumba Timur Sebut Thomas Peka Rihi Sudah Lolos Seleksi JPTP

Stunting mesti ditangani dengan baik dan tepat sehingga tak ada efek negatif. Efek jangka pendek stunting itu seperti hambatan perkembangan fisik anak, fungsi kekebalan tubuh menurun, perkembangan otak dsn mental tidak maksimal bahkan bisa berpengaruh terhadap belajar dan prestasi anak.

Dan efek jangka panjang stunting bisa menyebabkan obesitas hingga penyakit jantung dan pengapuran tulang.

Baca juga: Kepala BPBD Manggarai Barat Segera Tangani Longsor di Desa Lewur

Karenanya stunting mesti dicegah sejak dini. Pencegahan bisa dilakukan 1000 hari pertama kehidupan karena merupakan periode kritis terjadinya Stunting. Hitungan 1000 hari dimulai sejak janin hingga anak berusia 2 tahun. Pada periode ini asupan nutrisi bagi anak mesti dilakukan.

Selain itu selama masa kehamilan, ibu mesti rutin melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai waktu yang di tentukan. Hindari asap rokok dan kegiatan yang bisa membahayakan kehamilan. Juga makan makanan dengan menu seimbang.

Setelah anak lahir, hendaknya ibu memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan. Lalu memberikan makanan bergizi dengan nutrisi memadai hingga anak usia 2 tahun.

Diharapkan dengan melakukan berbagai hal itu maka anak tidak mengalami stunting. Tentunya penyediaan nutrisi yang memadai untuk anak perlu intervensi pemerintah terlebih untuk ibu ibu hasil yang ada di pedesaan atau ibu hamil yang kondisi perekonomiannya memrihatinkan.

Pemerintah mesti menyediakan bantuan nutrisi berupa makanan atau uang tunai agar si ibu sejak kehamilan bisa mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Paling tidak intervensi ini dilakukan hingga anak berusia 2 tahun.

Dibutuhkan peran ketua RT dan RW hingga kelurahan untuk benar benar mendata setiap warganya yang hamil dan segera memasukan data. Kemudian yang bersangkutan bisa menerima bantuan nutrisi pencegahan stunting dari pemerintah.

Tak hanya itu, dibutuhkan kepedulian aparat pemerintah tingkat bawah termasuk puskesmas dan dinas kesehatan setempat agar lebih gencar turun dari rumah ke rumah setiap waktu untuk melakukan pendataan dan sosialisasi pencegahan stunting. Mari bersama mencegah stunting agar generasi muda NTT ke depannya bebas stunting. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved