Berita Kupang Hari Ini
Warga Kesulitan Air, Aksi Sosial PD INTI NTT Bagikan Air Bersih dan Sembako
Pengurus Daerah Perhimpunan Indonesia Tionghoa Nusa Tenggara Timur ( INTI NTT) tak henti-hentinya berbagi di tengah situasi pandemi Covid-19

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pengurus Daerah Perhimpunan Indonesia Tionghoa Nusa Tenggara Timur ( INTI NTT) tak henti-hentinya berbagi di tengah situasi pandemi Covid-19. Aksi sosial PD Perhimpunan INTI NTT bahkan dilakukan di wilayah Kabupaten Kupang. Beberapa diantaranya yakni di Pathau, Rabeeka, Kotabes, dan Oekabiti.
Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM dari PD Perhimpunan Inti NTT, aksi sosial dilakukan oleh perwakilan pengurus Daniel Para dan Akhsa Luinda pada Selasa (13/10/2020). Mereka membagikan sembako dan air bersih di beberapa titik dengan target jemaat beberapa gereja di empat lokasi yang dimaksud.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Mabar Siap Ambil Puluhan Sampel Swab
"Kali ini kami tidak hanya membagikan sembako, tapi juga air bersih. Warga disekitar sini, terutama Dusun Beno di Desa Pathau nyaris tidak bisa mendapatkan air bersih sama sekali. Air bagi mereka merupakan barang langka dan sangat mahal sebab harus didatangkan dari Oesao yang berjarak lebih kurang 30 km," ungkap Daniel Para usai memberikan sumbangan.
"Bayangkan saja, air bersih di sini dijual dengan harga Rp600 ribu per tangki 6.000 liter. Untuk memenuhi kebutuhan primer ini, warga yang umumnya kurang mampu harus membelinya dalam jeriken 20 liter seharga Rp10 ribu. Bisa dibayangkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan tiap keluarga setiap hari untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci dan lain lain," ujarnya prihatin.
Baca juga: Oknum ASN, Pelaku Persetubuhan Anak Dibawah Umur Diancam 15 Tahun Penjara
Jelasnya, warga berdatangan membawa jeriken hingga sore hari. Mereka pun sabar mengantri untuk mendapatkan air bersih. Daniel mengaku akan terus melakukan baksos tersebut.
"Di saat kami di kota mampu mendapatkan segala fasilitas dengan mudah, ada saudara- saudara kita yang tinggalnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, tapi mereka masih berjuang keras hanya sekadar untuk bertahan hidup," kata Akhsa Luinda miris.
"Nurani kami terganggu. Air adalah kebutuhan dasar manusia dan semua makluk hidup. Tanpa air, makluk ciptaan Tuhan di manapun akan mati," tambahnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)