Berita Sumba Timur Terkini

Perjalanan Partai Golkar Sumba Timur: Ketika Beringin Tua itu Tak Pernah Lengah Bertunas

Pada tahun 2008 tokoh Golkar Sumba Timur, Ir. Umbu Mehang Kunda meninggal. Saat itu menjadi pukulan bagi Golkar di Sumba Timur, karena kehilangan soso

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Hetifah Syaifudian dan rombongan berserta Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena disambut Natoni sebelum acara Musda X Partai Golkar NTT di Sahid T-More, Senin (2/3/2020) lalu 

Terkait hasil pemilu legislatif tahun 2019, Ketua DPRD Sumba Timur ini mengatakan, di tengah berbagai tekanan namun Golkar tetap mempertahan posisinya sebagai partai pemenang di Sumba Timur.

"Kami dididik agar selalu ada bersama rakyat, sehingga bisa menyuarakan aspirasi rakyat.
Saya tidak terkecoh saat itu dan justru ada kenaikan perolehan suara pada pemilu 2019," ujarnya.

Dikatakan, pada pemilu tahun 2014 , Partai Golkar Sumba Timur meraih perolehan kursi di DPRD sebanyak 8 kursi dengan akumulasi perolehan suara 25.234. Jika dibandingkan dengan pemilu 2019, walaupun peroleh kursi di DPRD tetap 8 kursi, namun dari sisi perolehan suara terjadi kenaikan, yakni dari 25.234 suara menjadi 29.802.
"Di era kepemimpinan pak Umbu Lili Pekuwali, Partai Golkar tetap mempertahankan gelar sebagai pemenang pemilu.

Pada tahun 2019 kita peroleh 8 kursi dengan ada peningkatan perolehan suara. Kalau kita pakai sistem pembagian kursi seperti pada pemilu tahun 2014, maka kita bisa 10 kursi. Tapi sistem saat itu walaupun suara banyak tapi perolehan kursi hanya 8," ujarnya.

Ketua DPRD Sumba Timur ini menyadari bahwa tekanan juga terjadi ketika menjelang pemilu 2019, yang mana ada pergantian pengurus saat itu.

"Setelah pemilu, kami juga kaget ternyata suara kami naik. Setelah kita evaluasi bahwa apa yang kita kampanyekan itu mendapat tempat di hati rakyat, yakni saat itu kita katakan, jika Partai Golkar menang,maka pak Umbu Lili Pekuwali (ULP) akan jadi calon bupati," katanya.

Dia mengisahkan, ketika Partai Golkar Sumba Timur meraih prestasi itu, maka DPP Partai Golkar langsung menetapkan ULP menjadi calon bupati Sumba Timur dalam pilkada 2020 ini.

Terkait kondisi di legislatif, Ali Fadaq mengatakan, walaupun Golkar sebagai partai pemenang, ada namun tidak pernah merasa berkuasa, walaupun bupati dan wakil bupati itu diusung Partai Golkar.

"Kami tidak merasa kami partai pemerintah, kami tidak menonjolkan diri bahwa berkuasa.
Silakan tanya teman-teman fraksi," ujarnya.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumba Timur, Ayub Tay Paranda mengatakan, Partai Golkar adalah partai yang bersama rakyat.

"Kenapa sampai saat ini Golkar masih menang,karena perjuangan partai ini bersama rakyat. Kami menang tapi tidak merasa berkuasa," kata Ayub.

Ali Fadaq juga mengatakan, ketika dirinya bergabung bersama Partai Golkar Sumba Timur, langsung dipercayakan sebagai Ketua Fraksi di DPRD.

Partai Golkar, lanjut Ali Fadaq, dahulunya selalu diidentikkan dengan kumpulan orang tua dan para pensiunan PNS.

"Dulu partai orde baru ini identik dengan sebutan partai para pensiun PNS. Saat itu saya ubah dan melibatkan anak muda di dalam partai," katanya.

Bahkan saat ini juga ketua DPD Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena selalu menggandeng semua kaum milenial.
Karena itu, saat ini menurut Ali Fadaq, banyak sekali anak muda milenial dan para caleg muda yang diakomodir oleh Partai Golkar. Fakta tersebut menghilangkan anggapan bahwa partai Golkar adalah tempat menampung para pensiunan PNS yang selalu diakomodir menjadi caleg.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved