Berita Lewoleba Hari Ini
Kisah Kristoforus: Pulang Kampung Demi Mimpi Kopi Bakan yang Mendunia
Kisah Kristoforus Yosef Bawa: Pulang Kampung Demi Mimpi Kopi Bakan yang Mendunia
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Kisah Kristoforus Yosef Bawa: Pulang Kampung Demi Mimpi Kopi Bakan yang Mendunia
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Sejak dulu, masyarakat Lembata sudah biasa mendengar nama Kopi Bakan. Namun kini, aroma Kopi Bakan seakan sudah tak tercium lagi di seantero Lembata.
Ekspansi pasar kopi kebanggaan warga desa Ile Kerbau, Kecamatan Atadei itu kini lesu. Atas dasar keprihatinan inilah, Kristoforus Yosef Bawa, pemuda asli desa Ile Kerbau, memilih pulang kampung dan fokus mengembangkan Kopi Bakan.
Pemuda yang akrab disapa Kristo ini bahkan punya mimpi kalau Kopi Bakan harus bisa mendunia.
Baca juga: Longginus Akui Gedung Perpustakaan Daerah Lembata Akan Jadi yang Termegah
Sebelum mengabdi di kampung halamannya, Kristo tinggal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan sejak menuntut ilmu di Jurusan Teknik Kimia Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
Dia juga sempat bekerja di salah satu pabrik gas di Kota Batam. Kristo mulai masuk ke dunia kopi saat ditugaskan oleh dosennya mendampingi salah satu mahasiswa meneliti alat penyangrai atau roasting kopi di Toraja.
Baca juga: Bangun Laboratorium Biomolekuler di Pulau Flores dan Pulau Sumba
Pada tahun 2016, Kristo dan sahabatnya di desa Ile Kerbau, Petrus Paulus Djuang mulai berkomunikasi perihal masa depan Kopi Bakan.
Caranya tentu dengan melakukan inovasi bersama Pemerintah desa Ile Kerbau mengharumkan kembali nama Kopi Bakan. Dari komunikasi keduanya, ide inovasi Kopi Bakan mulai dirancang.
Kristo tamat kuliah tahun 2017 dan baru kembali ke desa Ile Kerbau pada Februari tahun 2020. Tekadnya hanya satu; mengembalikan kejayaan Kopi Bakan.
Petrus, yang saat itu sudah jadi perangkat Pemerintah desa Ile Kerbau, lalu merekrut Kristo menjadi pengurus Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Ama Baka
"Saya tidak tahu urus kopi jadi saya coba kontak dia dan tanpa disadari diskusi kami soal kopi ini muncul," ujar Petrus saat ditemui bersama Kristo di Kantor desa Ile Kerbau, Kecamatan Atadei, Kamis (15/10/2020).
Berbekal ilmu teknik kimia yang dia pelajari dan pengalamannya selama di Makassar, Kristo pun sendiri menciptakan alat roasting kopi secara manual. Pemerintah desa Ile Kerbau juga langsung mendukung penuh BUMDes Ama Baka untuk mengembangkan Kopi Bakan yang bisa jadi sumber pendapatan desa.
"Kampung Bakan, desa Ile Kerbau dikenal sebagai wilayah penghasil kopi tapi nama kopi itu tidak dikembangkan. Lalu kami berinisiasi untuk kembangkan lagi. Kemudian saya juga baru tahu kalau dia (Kristo) punya basic pendidikan teknik kimia dan tahu soal kopi. Jadi seperti gayung bersambut," ujar Petrus.
Tujuan dari pengembangan Kopi Bakan, menurut Kristo dan juga Petrus, yang paling utama adalah kesejahteraan masyarakat. Mereka ingin kopi jenis robusta itu bisa membuat masyarakat desa Ile Kerbau bisa mandiri secara ekonomi.
"Wadahnya ada di Bumdes dengan harganya terjangkau. Sekarang saja pendapatan masyarakat sudah mulai nampak," tambah Kristo.