Berita Kupang Hari Ini
Bangun Laboratorium Biomolekuler di Pulau Flores dan Pulau Sumba
KOORDINATOR Forum Academia NTT, Dominggus Elcid Li mengatakan, ke depan akan dibangun Laboratorium Biomolekuler di Pulau Flores dan Pulau Sumba
POS-KUPANG.COM - KOORDINATOR Forum Academia NTT ( FAN), Dominggus Elcid Li mengatakan, ke depan akan dibangun Laboratorium Biomolekuler di Pulau Flores dan Pulau Sumba. "Ini sebenarnya dari mimpi kami, yang pertama kami selalu bilang idealnya lima," kata Elcid di Kupang, Jumat (16/10/2020).
"Sebenarnya ini bukan sesuatu yang baru, karena waktu dalam pelatihan di Politani, Pak Gubernur sendiri mengatakan tiga. Satu di sini, satu di Flores dan satu di Sumba. Kami sih maunya lima," ungkap Elcid.
Menurutnya, di tahap ini, yang dilakukan adalah sharing pengetahuan laboran dan ditraining dengan harapan mereka bisa kembali ke daerah masing-masing karena para laboran ada yang berasal dari Sumba dan Flores sehingga ketika suatu waktu sudah punya alat, para laboran sudah bisa beroperasi.
Baca juga: NEWS ANALYSIS Dr Pius Weraman, Mkes Epidemolog: Cepat Deteksi
"Apakah pemerintah mau menginvestasikan Rp 4,4 miliar untuk alat? Kalau misalnya satu kabupaten sumbang Rp 1 miliar sebenernya itu sudah jadi. Apakah mereka mau atau tidak?" ujar Elcid.
Ketua Tim Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, Fima Inabuy mengatakan, dalam sejarah NTT anak cucu kita jangan sampai lupa bahwa pernah tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda ada suatu inisiatif masyarakat yang kemudian akhirnya didukung penuh oleh pemerintah.
Baca juga: Everton vs Liverpool: 10 Tahun Kemenangan Everton
"Itu sangat penting karena selama ini kita terbiasa dengan pola pemerintah yang punya program warga dukung atau warga ikut," katanya. "Saat ini inisiatif itu ada di warga dan itu dimotori oleh FAN," tambahnya.
Terkait sarana prasarana, Alfredo Kono mengatakan, saat ini ada satu mesin q-PCR yang mampu menganalisis 96 sampel yang baru dibeli. Selain itu ada satu mesin PCR dari BPOM yang bisa digunakan ada sekitar 32 sumur.
"Saat ini, itu alat utama yang kami pakai, sedangkan untuk yang baru dibeli itu sedang dalam proses optimasi tapi itu akan menjadi bagian dari peralatan yang kami pakai kemudian" jelas Alfredo.
"Peralatan standar sudah siap dipakai saat ini" sambungnya.
Menurutnya, yang menjadi persoalan saat ini adalah personel. "Jadi, untuk bisa menjalankan pool test ini RNA itu harus diekstraksi secara manual dan laboran yang ditugaskan untuk melakukan itu cuma tiga orang saat ini," terangnya.
"Yang stand by untuk melakukan itu dan kecepatan mereka untuk melakukan pool test kalau misalnya ini bisa dipakai maka maksimal satu hari itu kita cuma bisa menganalisis sekitar 500 sampel. Jadi minggu depan kita sudah melakukan rekrutmen untuk tambahan laboran sehingga kita harap mereka bisa membantu tim ekstraksi virus dan juga di ruang PCR sehingga kita bisa menambah kapasitas tes, itu yang kami lakukan sekarang," paparnya. (cr4)