Welly Persilakan Warga Pubabu Lapor Polisi Terkait Dugaan Penganiayaan
warga Pubabu yang dilakukan oknum petugas Satpol PP dan petugas Dinas Peternakan Propinsi NTT ke pihak kepolisian
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
Welly Persilakan Warga Pubabu Lapor Polisi Terkait Dugaan Penganiayaan
POS-KUPANG.COM | SOE - Ricuh yang terjadi di Ranch Besipae, Rabu (14/10/2020) berbuntut panjang.
Usai Dara Puspita Sari, ASN Badan Pendapatan dan Aset Propinsi NTT melaporkan dugaan penganiyaan yang dialaminya ke Polsek Amanuban Selatan, Kali ini gantian warga Pubabu yang akan melaporkan kasus dugaan penganiyaan terhadap warga Pubabu yang dilakukan oknum petugas Satpol PP dan petugas Dinas Peternakan Propinsi NTT ke pihak kepolisian.
Sebelum mengambil langkah tersebut, warga Pubabu akan lebih dahulu melakukan koordinasi dengan pihak kuasa hukumnya, Ahmad Bumi, SH.
"Kita akan koordinasi dengan pihak penasehat hukum untuk melaporkan kasus dugaan penganiyaan terhadap warga Pubabu yang dilakukan oleh oknum petugas Satpol PP dan petugas dinas peternakan Propinsi NTT ke pihak kepolisian. Apakah lapornya ke Polsek, Polres atau langsung ke Polda NTT, kita akan tentukan setelah melakukan koordinasi dengan pihak penasehat hukum kita," ujar perwakilan warga Pubabu, Niko Manao.
PLT. Badan Pendapatan dan Aset Propinsi NTT, Welly Rohimone menanggapi santai rencana warga Pubabu tersebut. Menurutnya, dari awal kedatangan rombongan Pemprov NTT, warga Pubabulah yang mencoba memprovokasi rombongan dari Propinsi NTT. Warga berteriak sambil mengeluarkan kata-kata makian namun tak digubris. Hingga berujung aksi tarik-menarik selang yang memicu terjadi kericuhan.
"Silakan itu hak mereka. Kami punya saksi jika merekalah (warga Pubabu) yang sejak kami datang sudah menghalang-halangi kami masuk ke Ranch Besipae dan memaki-maki kami namun kami tak gubris. Karena kami tak gubris, mereka semakin menjadi dengan menarik-narik selang air milik Dinas Peternakan saat hendak mengisi air ke tarpal yang difungsikan sebagai tempat penampungan air. Hal inilah yang menyebabkan kericuhan terjadi. Saya tegaskan ada banyak saksi yang melihat siapa yang cari masalah dahulu di sini," ungkap Welly dengan nada tegas.
Ketika ditanyakan terkait aktivitas Pemprov NTT yang sempat terhenti sekitar dua pekan lebih di Besipae, Welly tak menampik hal tersebut. Menurutnya, pegawai Pertanian dan Peternakan Propinsi NTT yang ditempatkan di UPT Besipae diusir warga Pubabu.
Setelah terhenti sekitar dua Minggu, pihak Pemprov NTT sudah melakukan rapat guna kembali melakukan aktivitas di Besipae.
"Mereka ( warga Pubabu) itu yang usir pegawai Pemprov NTT sehingga aktivitas terhenti dua pekan. Sekarang kami datang mau lanjut kembali kerja dengan menanam sebagian lahan Besipae dengan tanaman jagung sebagai bagian dari Program TJPS," terangnya.
Untuk diketahui, kondisi Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS kembali bergejolak. Rabu (14/10/2020) terjadi kisruh yang melibatkan warga Pubabu dan pegawai Pemprov NTT (Satpol PP, Dinas Peternakan dan Pegawai Badan pendapatan dan aset Propinsi NTT).
Kisruh ini bermula dari kedatangan pegawai Pemprov NTT (Satpol PP, Dinas Pertanian, Peternakan dan Badan pendapatan dan aset Propinsi NTT) serta Anggota TNI dari KOREM 161 Kupang yang bermaksud untuk melihat lokasi TJPS di Besipae.
Kedatangan rombongan Pemprov NTT bersama Anggota TNI ternyata tak disambut baik oleh warga Pubabu yang sejak lama berkonflik dengan Pemprov terkait kepemilikan lahan Besipae.
Warga Pubabu yang terdiri dari kaum ibu dan anak-anak langsung menuju Ranch Besipae bermaksud untuk mempertanyakan kedatangan rombongan Pemprov NTT tersebut dan mencegah adanya aktivitas di Besipae.
Warga menduga, kedatangan pegawai Pemprov NTT di Besipae bermaksud untuk membangun SPBU, Restoran dan melanjutkan aktivitas penanaman lentoro dan kelor.