TPA di Dili - Jadi Isu Dunia Jadi Alasan Timor Leste Ingin Merdeka, Kini Makin Prihatin & Lokasi Tur
Situs seluas tujuh hektar yang terletak di perut lembah yang curam tersebut merupakan bencana lingkungan dan kesehatan masyarakat di Timor Leste.
Bahkan, Logan memiliki sebutan khusus untuk tur yang diadakannya ke TPA terebut.
“Saya menyebutnya 'tur berhenti-mengomel' karena datang ke sini memberi Anda gambaran nyata tentang hal-hal sepele yang dikeluhkan orang di Australia," katanya.
Dengan kondisi berbahaya itu, para pemulung tetap datang ke sana demi mencari nafkah.
Saat Chris Kaley dan Bruce Logan mengunjungi TPA tersebut, ada pula setidaknya 20 pemulung yang sedang bekerja, menurut Aljazeera.
Diantaranya para pemulung itu adalah Domingos, pria berusia 61 tahun yang bekerja di TPA selama enam bulan.
“Yang berharga adalah botol dan kaleng,” katanya.

“Jika saya mengumpulkan banyak kaleng, saya bisa menjualnya seharga $ 1.”
Bahkan, diantara pemulung itu terdapat anak-anak, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun bernama Vanya.
Dia mengaku telah bekerja di sana sepanjang hidupnya.
“Saya suka di sini karena saya bisa bersama orang tua dan teman-teman saya,” katanya.
Vanya mengaku dia bersekolah, tetapi ketika ditanya mengapa dia tidak pergi sekolah saat itu, dia tidak menjawab.
Sementara itu, Bio, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, penuh dengan kotoran, juga mengatakan dia belajar “di sore hari”.
Mengutip Aljazeera , pada saat itu, sebuah kaleng aerosol yang tersembunyi di tumpukan terbakar di belakang kedua anak itu meledak. Ledakan kaleng aerosol mengeluarkan suara gemuruh yang menusuk telinga.
Saat tim reporter tersentak ketakutan, Bio dan Vanya justru hanya tersenyum.*
Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.ID dengan judul: Tempat Pembuangan Sampah di Timor Leste, Dulu Jadi Alasan Merdeka, Kini Jadi Lokasi Tur https://intisari.grid.id/amp/032378965/tempat-pembuangan-sampah-di-timor-leste-dulu-jadi-alasan-merdeka-kini-jadi-lokasi-tur?page=all