Eropa DalamBahaya BilaPerang Armenia vs Azerbaijan Berlanjut,Nagorno-Karabakh Pintu Neraka BenuaBiru

Meski Bashar menuduh Erdogan mengirim tentara bayaran, banyak warga Suriah sendiri yang justru ditarik Rusia untuk terlibat ke dalam peperangan itu.

Editor: Alfred Dama
via Intisari.grid.id
Eropa DalamBahaya BilaPerang Armenia vs Azerbaijan Berlanjut,Nagorno-Karabakh Pintu Neraka BenuaBiru 

Armenia sendiri mendapat kemerdekaannya setelah Uni Soviet runtuh.

Perang tahun 1990-an tersebut berakhir dengan gencatan senjata pada Mei 1994, 30 ribu prajurit meninggal dan ratusan ribu orang kehilangan rumah.

Tidak hanya hapus etnis Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, tapi juga wilayah di sekitarnya dikontrol oleh Armenia.

Pengamat menyebut kemenangan Armenia ada kaitannya dengan dukungan militer Rusia yang membalikkan keadaan melawan Azerbaijan.

Terlepas dari upaya kelompok Minsk yang diketuai oleh Rusia, Perancis dan Amerika Serikat untuk menengahi kesepakatan antara Armenia dan Azerbaijan mengenai Nagorno-Karabakh, perselisihan terus berlanjut selama seperempat abad.

Namun kekhawatiran terus muncul, dan mungkin Rusia harus mengajak sekutunya untuk memulai menengahi kesepakatan dua negara tersebut.

Ancaman yang nyata

Dikutip dari Reuters, intelijen luar negeri Rusia peringatkan jika konflik Azerbaijan dan Armenia yang terus meluas dapat sebabkan ancaman nyata untuk Eropa.

Pasalnya, ketegangan itu akan menarik ribuan radikal Islami yang mengancam Moskow.

Sergei Naryshkin, kepala Jasa Intelijen Luar Negeri Rusia, mengatakan bahwa konflik yang meledak pada 27 September itu menarik orang-orang yang bisa disebut radikal dan teroris.

Orang-orang tersebut ditarik dari Timur Tengah, dan mereka bukanlah milisi sembarangan.

Mereka adalah grup milisi Hayat Tahrir al-Sham, grup yang aktif di Suriah, awalnya bernama Front Nusra.

Selain itu juga ada kelompok Firqat al-Hamza, Divisi Sultan Murad dan kelompok ekstrimis Kurdi yang tidak bernama.

"Kita membicarakan ratusan dan bahkan ribuan radikal yang berharap mendapat pundi-pundi uang dari perang Karabakh," ujar Naryshkin dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resmi kelompok intelijen tersebut.

"Kita jelas tidak bisa khawatir jika Laut Kaspia Selatan akan menjadi lahan baru organisasi teroris internasional, dan melebar menyerang negara tetangga, termasuk Rusia."

Sumber: Grid.ID
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved