Breaking News

Menteri KLHK Siti Nurbaya Dukung Gerakan Ekonomi Sirkular di Pulau Komodo

partisipasi para penggagas konversi sampah menjadi material yang memiliki manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungannya.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA
Suasana Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo, di Ballroom The Jayakarta Suites Komodo Flores, Rabu (7/10/2020). 

Dikatakannya, Kerja sama yang dilakukan akan terus membesar dan bekerja sinergis, bukan hanya mengelola plastik sampah kemasan Le Minerale tapi juga merek-merek lain.

"Dengan pendekatan ekonomi sirkular, sampah plastik yang semula kita pandang sebagai masalah justru mendatangkan rejeki dan berkah. Karena selain menjaga lingkungan, dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.

Koordinator IWP, Ica Marta Muslin menyambut baik kerja sama tersebut.

Menurutnya, gerakan yang telah dijalankan selama 1 bulan terakhir mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, bahkan telah dikumpulkan sebanyak 90 karung plastik yang akan didaur ulang.

Pihaknya pun mengapresiasi gerakan tersebut karena mendukung lingkungan dan dapat menambah penghasilan masyarakat.

Selain itu, pihaknya berharap agar gerakan tersebut secara kontinyu dilakukan. Selanjutnya hal yang perlu dilakukan adalah melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat setempat.

"Selama ini ada banyak aturan, tapi tidak ada support system," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christin Halim juga mendukung sekaligus berharap agar gerakan tersebut dilakukan tidak hanya 1 tahun tapi berkelanjutan.

"Tujuan pemanfaatan daur ulang untuk menekan produksi plastik dari bahan baku asli, membantu program pemerintah dalam pengelolaan sampah plastik, menghemat penggunaan energi, sumber pemasukan ekonomi. Saya yakin kita akan berhasil demi saling mendukung," tegasnya.

Pihaknya menyoroti paradigma masyarakat seringkali kurang tepat. Plastik PET seperti yang digunakan pada botol dan galon sekali pakai adalah bahan yang paling ramah lingkungan jika dibandingkan dengan jenis plastik lainnya, karena paling mudah di daur ulang.

Sampah plastik PET harus dilihat dan diperlakukan sebagai bahan baku, bukan sebagai sampah yang tidak bernilai. Industri daur ulang memerlukan sampah plastik dalam jumlah besar, terutama jenis PET dengan kode 1 seperti yang dipakai botol dan galon sekali pakai. Karena harganya mahal, sampah plastik PET menjadi rebutan para pemulung dan sulit ditemukan di tempat pembuangan akhir.

K-POP Kupang NTT Selenggarakan Lomba Cover Song dan Cover Dance KPOP Secara Daring

Logo Branding Cagar Biosfer Komodo Resmi Diluncurkan, Ini Tujuannya

Pelaku Perjalanan Wajib Lapor Diri

Permudah UMKM, Pemerintah Tanggung Insentif PPh Final 0,5 Persen

“Plastik jenis PET seperti yang dipakai botol dan galon Le Minerale paling mahal harganya dan paling bernilai untuk didaur ulang. Hasilnya adalah barang-barang komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti polyester, dacron sintetis, geotextile, bantal, baju winter, kancing. Plastik PET dapat didaur ulang hingga 50 kali dan menghemat bahan baku produksi. Tren permintaan ekspornya terus naik. Karena itu kami menghimbau masyarakat melakukan pemilahan sampah dari rumah, bekerja sama dengan bank sampah atau petugas pemilahan sampah, agar plastik tersebut menjadi sumber ekonomi berkelanjutan,” katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved